Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi

Metaverse dan Realitas Baru: Bisakah Kita Tetap Membedakan Dunia Nyata dan Virtual?

Metaverse  merupakan ruang digital tiga dimensi yang menggabungkan teknologi Virtual Reality  (VR) dengan Augmented Reality  (AR) untuk menciptakan sebuah pengalaman interaktif layaknya dunia nyata. Di era saat ini, perkembangan metaverse  bukan hanya sekedar konsep fiksi ilmiah, melainkan bagian dari revolusi digital yang kini sedang berlangsung. Perusahaan teknologi raksasa seperti Meta, Apple, dan Microsoft berlomba-lomba untuk menghadirkan dunia virtual imersif yang dapat diakses dari mana saja dimana kini banyak dimanfaatkan untuk bekerja, belajar, bersosialisasi, hingga berbelanja tanpa harus meninggalkan rumah. Namun, kemajuan ini memunculkan tantangan besar: ketika realitas virtual semakin menyerupai kenyataan, mampukah kita tetap membedakan keduanya?

Integrasi teknologi sensorik seperti grafis resolusi tinggi, suara spasial, dan haptic feedback  membuat pengalaman di metaverse  terasa semakin nyata. Platform seperti Meta Horizon Worlds  dan Apple Vision Pro  memungkinkan pengguna menciptakan versi digital dari kehidupan mereka, mulai dari menghadiri rapat hingga menghadiri konser. Menurut laporan Statista , nilai pasar metaverse  diprediksi akan mencapai lebih dari 800 miliar dolar AS pada tahun 2028. Data ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap dunia virtual terus meningkat pesat. Namun, fenomena ini juga membawa konsekuensi: semakin lama seseorang tenggelam di dunia digital, semakin tipis batas persepsinya terhadap kenyataan fisik.

Di satu sisi, metaverse  memberi peluang besar dalam pendidikan, pelatihan berbasis simulasi, dan kolaborasi lintas negara tanpa hambatan geografis. Dalam dunia kerja, pertemuan berani di ruang virtual memungkinkan efisiensi waktu dan biaya. Namun, di sisi lain, muncul risiko seperti kecanduan digital dan isolasi sosial. Selain itu, metaverse  juga berpotensi memperlebar jangkauan digital karena tidak semua orang memiliki akses ke perangkat VR atau koneksi internet berkecepatan tinggi. Kesenjangan ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang kesempatan dan kesetaraan dalam memanfaatkan inovasi.

Agar dunia nyata dan virtual tetap dapat dibedakan dengan jelas, diperlukan literasi digital yang mampu di seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah, akademisi, dan pelaku industri teknologi harus berkolaborasi menciptakan regulasi yang melindungi keamanan data, privasi, serta kesehatan mental pengguna. Edukasi masyarakat mengenai etika berinteraksi di ruang virtual juga penting untuk mencegah konservasi. Dari sisi individu, kesadaran untuk mengatur durasi dan tujuan penggunaan metaverse  menjadi kunci agar teknologi ini tetap menjadi alat pemberdayaan, bukan jebakan. Pemerataan akses perangkat dan konektivitas internet juga perlu diprioritaskan agar manfaatnya dapat dirasakan secara inklusif.

Perkembangan metaverse  memang tak terhindarkan sebagai bagian dari evolusi teknologi digital. Dunia virtual ini memiliki potensi luar biasa untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan konektivitas global. Namun, tanpa pengelolaan yang bijak, pedang metaverse  bisa menjadi dua mata yang mampu mencapai batas antara kenyataan dan ilusi. Kuncinya adalah menjaga keseimbangan dan memanfaatkan kemudahan dunia virtual tanpa melepaskan pijakan kita di dunia nyata. Dengan demikian, kita dapat memasuki masa depan digital yang lebih aman, etis, dan inklusif.

Referensi

Fokus.co.id. (2025, 2 Juli). Metaverse: Apa Itu, Bagaimana Cara Kerjanya, dan Contoh-Contohnya . Fokus.co.id. Diakses pada 13 Agustus 2025, dari https://fokus.co.id/tekno/metaverse-apa-itu-bagaimana-cara-kerjanya-dan-contoh-contohnya 

Blog Teknokrat. (2025, 24 Juni). Metaverse dan kesehatan mental: Efek positif dan negatif . Blog Teknokrat. Diakses pada 13 Agustus 2025, dari https://blog.teknokrat.ac.id/metaverse-dan-kesehatan-mental-efek-positif-dan-negatif/ 

Fitrianto, Y., & Rakasiwi, S. (2024, Juni). Tinjauan literatur sistematis Metaverse 2019–2024, ruang lingkup, potensi dan tantangannya di masa depan . Jurnal Ilmiah dan Terapan Informatika, 7(2), 270–284. https://doi.org/10.36085/jsai.v7i2.6431

CloudComputing.id. (2024). Apa itu Metaverse? Pengertian, komponen dan dampaknya . CloudComputing.id . Diakses pada 13 Agustus 2025, dari https://www.cloudcomputing.id/pengetahuan-dasar/apa-itu-metaverse 

Fakta & Faktor. (2022). Laporan analisis ukuran dan pangsa pasar Metaverse secara global, 2022–2028 . Fakta & Faktor. https://www.fnfresearch.com/metaverse-market

Penulis: Angela Octaviana - 2802418430