Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi

Digitalisasi Aksara Nusantara Sebagai Upaya untuk Melestarikan Budaya Warisan Nenek Moyang

Seperti yang kita ketahui selama ini, Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk memberikan identitas terhadap kebudayaan yang dimilikinya dengan cara melakukan pendaftaran kepada badan kebudayaan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), yaitu United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Upaya digitalisasi aksara Nusantara ini pun turut mendapat perhatian dan dukungan dari UNESCO hingga organisasi tersebut secara khusus mengirimkan surat kepada Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) yang berisikan dukungan terhadap program ‘Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Indonesia’ beserta permintaan untuk melakukan pemaparan konsep program tersebut pada pertengahan November 2021 di Kota Paris, Prancis. Menurut UNESCO, mempromosikan multibahasa dan keragaman budaya di jaringan informasi global merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan, sehingga UNESCO pun turut mendukung apabila ada negara anggotanya yang memberikan andil dalam perkembangan akses universal dan layanan digital untuk memfasilitasi pelestarian keragaman budaya dan bahasa.

            Program ‘Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Indonesia’ (MAMDIN) sebetulnya sudah secara resmi diluncurkan bersamaan dengan inisiasi kerjasama antara PANDI dengan UNESCO pada tanggal 12 Desember 2020 di Jakarta. Program ini pun didukung oleh beberapa komunitas pegiat aksara, lembaga akademis dan non-akademis, serta beberapa lembaga pemerintahan. Untuk mendukung pelaksanaan program ini, PANDI pun meluncurkan website www.merajutindonesia.id yang menyajikan konten seputar aksara Nusantara, dimulai dari sejarah, proses digitalisasi, hingga font aksara Nusantara. Kemudian, terdapat pula perlombaan untuk membuat website dengan konten aksara daerah yang diadakan di beberapa daerah seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Makassar. Dengan diadakannya program ini, aksara-aksara daerah diharapkan dapat dilestarikan satu persatu dan membentuk sebuah satu kesatuan yang utuh, yaitu Nusantara.

            Dari total jumlah 718 bahasa yang ada di Indonesia, terdapat sebanyak 12 aksara daerah yang merupakan bagian dari kekayaan kesusastraan dan budaya Indonesia. Namun, hanya 8 aksara daerah yang sudah terdaftar di Unicode karena sudah sesuai dengan standar, termasuk aksara Jawa, Sunda, Bali, Lontaraq, Rejang, Batak, Pegon, dan Kawi. Kemudian, pada bulan Juni 2020, PANDI berhasil mendaftarkan domain aksara Jawa (Hanacaraka) ke pengelola nama domain internet dunia, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), sedangkan aksara-aksara lainnya masih menunggu pemrosesan dari pihak ICANN. Tujuan dari pendaftaran aksara-aksara ke dalam dunia digital sebetulnya memiliki tujuan untuk menghidupkan kembali serta menjaga agar aksara-aksara tersebut dapat diteruskan kepada generasi muda selanjutnya. Hal ini dikarenakan meski aksara tersebut masih ada, apabila tidak ada lagi pendukung aktifnya, maka akan dianggap sebagai aksara mati, seperti contohnya aksara Mesir kuno, hieroglyph. Kemudian, aksara-aksara Nusantara yang sudah dibuat font-nya pun masih memiliki sangat sedikit peran dalam dunia digital, seperti hanya digunakan untuk menulis kutipan-kutipan bahasa daerah dalam tulisan-tulisan ilmiah atau tesis yang berbahasa Indonesia. Aksara-aksara yang sudah terdaftar di Unicode memiliki nasib yang sedikit lebih baik karena sudah di-embed dalam perangkat komputasi mobile dan dapat digunakan dalam platform digital seperti WhatsApp, Line, Messenger, Telegram, dan sebagainya.

            Tidak dapat dipungkiri lagi, dengan dunia yang terus bergerak dalam kemajuan teknologi, digitalisasi aksara Nusantara merupakan sebuah bentuk transformasi digital yang penting dan diharapkan dapat menjadi sebuah kunci dalam melestarikan dan menghidupkan warisan nenek moyang. Kemudian, program ini ke depannya juga diharapkan untuk membangunkan karakter bangsa Indonesia untuk lebih mengenal budaya-budaya yang dimiliki yang salah satunya terdapat kekayaan budaya berbentuk aksara Nusantara.

Referensi:

Muhammad, H. (2021, Maret 13). UNESCO Ajak Pandi Promosikan Digitalisasi Aksara Nusantara. Republika.co.id. Diambil dari:
https://www.republika.co.id/berita/qpws6t380/unesco-ajak-pandi-promosikan-digitalisasi-aksara-nusantara

Suryanto. (2021, Februari 22). Digitalisasi aksara nusantara ikhtiar lestarikan budaya. Antaranews.com. Diambil dari:
https://www.antaranews.com/berita/2012619/digitalisasi-aksara-nusantara-ikhtiar-lestarikan-budaya

Usman, S. (2020, November 11). Digitalisasi Aksara-aksara Nusantara. Merdeka.com. Diambil dari:
https://www.merdeka.com/teknologi/digitalisasi-aksara-aksara-nusantara.html

Genoveva Audrey Annabella Koo