Di Zaman Ini, AGI Itu Ancaman Atau Peluang Emas Sih?
Siapa sih yang tidak tahu AI? Mulai dari filter media sosial, chatbot di aplikasi belanja, hingga alat bantu untuk menyelesaikan tugas sudah dibantu oleh AI. Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Tapi, tahukah kamu bahwa teknologi AI yang kita gunakan saat ini sebenarnya baru langkah awal? Dunia sedang bersiap memasuki era baru bernama Artificial General Intelligence (AGI).
AGI adalah konsep AI yang menyerupai manusia dalam hal berpikir, belajar, dan bahkan memenuhi tugas-tugas kompleks tanpa dukungan langsung. Berbeda dengan narrow AI, yaitu kecerdasan buatan yang hanya dapat melakukan tugas-tugas tertentu, AGI dirancang untuk memahami konteks yang berbeda dan mempelajari hal-hal baru secara mandiri. Faktanya, banyak ahli percaya bahwa AGI dapat melampaui kecerdasan manusia. Pertanyaannya, apakah ini merupakan peluang emas bagi masa depan umat manusia, atau justru ancaman yang patut diwaspadai?
Topik tentang AGI semakin ramai diperbincangkan karena potensinya yang luar biasa. Bayangkan sebuah sistem yang tidak hanya memproses data dan menjalankan perintah, tetapi juga bisa berpikir kritis, beradaptasi dengan situasi baru, dan bahkan memiliki persepsi tentang dirinya sendiri. Dengan kemampuan seperti itu, AGI dapat membantu menyelesaikan berbagai permasalahan kompleks, seperti perubahan iklim yang memerlukan pemrosesan data dalam skala besar hingga membantu penemuan metode pengobatan penyakit yang langka. Namun, di sisi lain, potensi kecerdasan yang melampaui manusia memunculkan kekhawatiran, terutama jika teknologi ini berkembang tanpa pengawasan atau pengendalian yang memadai.
Meski penuh risiko, AGI juga membawa harapan besar. Contohnya di bidang kesehatan, AGI bisa mempercepat penemuan obat, menganalisis data medis lebih akurat, dan membuat layanan kesehatan jadi lebih personal. Di bidang pendidikan, AGI dapat menciptakan sistem pembelajaran yang beradaptasi dengan keterampilan dan kebutuhan masing-masing siswa. Bahkan dalam pemerintahan, AGI berpotensi membantu pengambilan keputusan yang lebih baik dan berbasis data. Semua ini menunjukkan bahwa AGI adalah inovasi yang benar-benar mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Namun, pengembangan AGI membutuhkan tanggung jawab yang besar. Jangan sampai teknologi yang seharusnya membantu, malah membawa masalah baru. Salah satu yang paling dikhawatirkan adalah jika manusia tidak lagi bisa mengontrol sistem yang terlalu cerdas. Kalau AGI tidak dibekali prinsip etika yang kuat, bisa saja ia mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Belum lagi kalau teknologi ini hanya dimiliki oleh negara atau perusahaan besar, bisa muncul ketimpangan baru di masyarakat.
Pada akhirnya, apakah AGI akan menjadi peluang emas atau ancaman bergantung pada bagaimana manusia mengarahkannya. Seperti pisau bermata dua, AGI bisa menjadi alat yang luar biasa untuk kebaikan, tetapi juga bisa berbalik menjadi bencana jika disalahgunakan. Oleh karena itu, pengembangan AGI harus dibarengi dengan regulasi yang jelas, prinsip etika yang kuat, dan kolaborasi lintas disiplin. Mulai dari ilmuwan, pembuat kebijakan, hingga masyarakat umum. Di tengah kemajuan teknologi yang tak terelakkan, pertanyaan sejatinya bukan lagi apakah AGI akan hadir, melainkan apakah kita siap menghadapinya dengan bijak?
Referensi
Universitas Negeri Surabaya. (2025, Maret 18). Artificial General Intelligence (AGI): Tantangan dan masa depan. Sumber dari: https://teknikelektro.ft.unesa.ac.id/post/artificial-general-intelligence-agi-tantangan-dan-masa-depan
Althaf, I. (2024, November 10). Mampu Mengelola Perusahaan, Future Artificial Intelligence Adalah Ancaman? MarkPlus Institute. Sumber dari: https://markplusinstitute.com/explore/artificial-intelligence-adalah/
BINUS University. (2024, Desember 3). Artificial General Intelligence (AGI): Potensi dan Tantangan. Sumber dari: https://binus.ac.id/malang/computer-science/2024/12/03/artificial-general-intelligence-agi-potensi-dan-tantangan/