Kehidupan di Era Pasca-AI VS Kehidupan di Era Pra-AI
Artificial intelligence (AI) merupakan sistem kecerdasan buatan yang dirancang untuk dapat berpikir dengan cerdas selayaknya manusia. Pada awalnya AI bertujuan untuk membantu meringankan pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa kita sadari, kehadiran AI secara perlahan membuat kita bergantung pada sistem tersebut. Bahkan alat-alat yang kita gunakan seperti Google, media sosial, chatbot, hingga fitur face recognition menggunakan bantuan dari AI. AI membawa dampak yang begitu besar bagi umat manusia, namun apa jadinya jika kita kembali ke masa Pra-AI?
AI memiliki peran penting bagi manusia karena membawa perubahan dari masa ke masa dan menjanjikan masa depan yang cerah. Dengan bantuan AI, pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efektif. Contohnya, mesin pencarian Google yang menggunakan bantuan AI untuk memberikan hasil yang relevan dan akurat sesuai dengan keinginan pengguna. Contoh tersebut menunjukkan bagaimana teknologi membantu manusia untuk hidup lebih maju dan berkembang. Jika AI menghilang dan kita kembali ke masa di mana semua pekerjaan dilakukan secara manual, maka akan terjadi banyak masalah dan mengharuskan manusia untuk menyesuaikan kembali cara hidup mereka.
Salah satu masalah yang dapat timbul dari hilangnya AI adalah kemunduran dan keterbatasan inovasi teknologi. Hal ini dapat memperlambat manusia dalam melakukan berbagai pekerjaan, misalnya dalam bidang bisnis dimana pengolahan data akan dilakukan secara manual, bidang pendidikan yang hanya terbatas pada buku dan guru, serta bidang kedokteran yang membutuhkan waktu lama untuk diagnosa penyakit. Selain itu, masalah lain yang dapat secara langsung kita rasakan adalah kualitas dunia hiburan yang semakin buruk. Berdasarkan analisis Kepios dilansir dari website Statista, jumlah pengguna seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan Twitter (X) mencapai 62.3% per-Januari 2024. Sosial media membutuhkan bantuan dari AI untuk memberikan rekomendasi yang tepat atas preferensi dan selera masing-masing pengguna. Tanpa AI, manusia akan kehilangan akses ke berita terkini, konten kreatif, serta hiburan lainnya. Namun dibalik itu semua, terdapat kelebihan yang dapat kita lihat seperti kita lebih fokus pada lingkungan sekitar dan melakukan komunikasi secara verbal dengan orang lain.
Seperti yang kita ketahui, AI merupakan suatu sistem kecerdasan buatan yang masih membutuhkan manusia dalam pengembangannya. Menurut Prof. Tomo Noda, Universitas Shizenkan, AI dapat melakukan pekerjaan manusia lebih baik dari manusia itu sendiri. Namun, pembangunan visi, penyelarasan orang, dan pemberian motivasi hanya bisa dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, pengembangan AI perlu diwaspadai sesuai dengan kondisi sosial sekarang ini. Kita tidak bisa lepas sepenuhnya dari AI dan kembali ke masa di mana AI belum berkembang karena pada dasarnya manusia cenderung sulit lepas dari kebiasaan yang telah dilakukan mereka secara berulang. Namun, dengan adanya pertimbangan atas analisis krisis sosial, diharapkan AI dapat lebih berguna dan bermanfaat dalam membantu membangun masyarakat yang bekerja dan menjadikan dunia kita lebih baik.
Referensi:
Petrosyan. (2024, January 31). Worldwide digital population 2024. Statista. Retrieved from https://www.statista.com/statistics/617136/digital-population-worldwide/
Priambada, Y. B. (2023, July 1). Sejenak Membayangkan Hidup Tanpa AI. kompas.id. https://www.kompas.id/baca/riset/2023/07/01/sejenak-membayangkan-hidup-tanpa-ai
Staszak, M. (2021, September 2). Can we live without AI? Advanced Science News. https://www.advancedsciencenews.com/can-we-live-without-ai/
Team, T. (2023, April 2). What would be life without Artificial Intelligence? ThinkML. https://thinkml.ai/what-would-be-life-without-artificial-intelligence/