Sejarah dan Evolusi Big Data
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan konektivitas di era digital ini, kita telah menyaksikan sebuah fenomena ledakan data yang belum pernah terjadi sebelumnya. Data – data yang dihasilkan oleh berbagai sumber seperti internet, media hiburan, dan transaksi bisnis semakin meningkat setiap harinya. Data – data ini memiliki karakteristik yang khas, yaitu volume atau ukuran yang sangat besar dan terdiri dari data yang terstruktur, semi-terstruktur, maupun tidak terstruktur. Fenomena inilah yang kita kenal dengan sebutan “Big Data”.
Untuk memahami sejarah dan evolusi dari Big Data, kita perlu melihat kembali perjalanan panjang Big Data dari abad ke-20 hingga abad ke-21. Pada abad ke-20, pengumpulan dan pengolahan data masih terbatas karena keterbatasan teknologi. Namun, dengan munculnya komputer dan perkembangan teknologi informasi, data mulai dianggap sebagai sumber daya yang berharga. Pada tahun 1940-an, mesin pemrosesan data elektronik pertama muncul, yang memungkinkan organisasi untuk menyimpan dan mengolah data dengan lebih efisien. Fremont Rider, seorang penulis Amerika, telah menyadari potensi di masa depan mengenai ledakan informasi yang akan terjadi.
Perkembangan teknologi komputer dan internet pada tahun 1990-an menjadi pemicu utama bagi pertumbuhan Big Data. Dalam era ini, web dan e-commerce mulai berkembang pesat, menghasilkan jumlah data yang melonjak tajam. Perusahaan-perusahaan seperti Amazon, Yahoo, dan Google turut menyadari potensi besar yang terkandung dalam data tersebut. Mereka mulai mengembangkan sistem dan teknologi untuk mengelola, menyimpan, dan menganalisis data secara efektif. Pada saat itulah Big Data mulai menjadi fokus perhatian dunia.
Pada tahun 2005, Rogers Mougalas dari O’Reilly Media menciptakan istilah Big Data yang menjadi bentuk definisi yang dipahami secara luas hingga saat ini. Istilah tersebut merujuk pada kumpulan data berukuran besar yang hampir tidak mungkin ditangani dan diproses menggunakan alat intelijen bisnis tradisional. Pada tahun yang sama, Yahoo menggunakan Hadoop untuk memproses data berukuran petabyte yang sekarang dijadikan sumber terbuka oleh Apache Software Foundation. Akhirnya, banyak perusahaan yang menggunakan Hadoop untuk mengolah Big Data.
Dalam beberapa tahun terakhir, evolusi Big Data semakin dipercepat oleh perkembangan teknologi seperti cloud computing, Artificial Intelligence, dan machine learning. Teknologi ini memungkinkan pengolahan dan analisis data dalam skala yang lebih besar dan lebih cepat ditambah dengan bantuan internet. Dengan kemampuan analitik yang canggih, Big Data dimanfaatkan oleh berbagai sektor industri untuk meningkatkan pendapatan dengan mengolah informasi yang digunakan untuk mengembangkan produk atau layanan sesuai dengan pergerakan tren pasar.
Sejarah dan evolusi Big Data telah membawa perubahan yang signifikan dalam cara kita memandang dan memanfaatkan data. Dengan jumlah data yang terus meningkat dan perkembangan teknologi yang tak kenal henti, Big Data akan terus menjadi bidang yang menarik untuk penelitian dan inovasi di masa depan.
Referensi:
Nurvinda, G. (2021, Oktober 24). Sejarah Singkat Perkembangan Big Data Dari Abad Ke – 20 Hingga Abad Ke – 21. Dqlab. https://dqlab.id/sejarah-singkat-perkembangan-big-data-dari-abad-ke-20-hingga-abad-ke-21
Harususilo, Y. E. (2021, November 02). Sumber – Sumber Big Data. Kompas. https://www.kompas.com/edu/read/2021/11/02/204657771/sumber-sumber-big-data?page=all
Big Data History. (n.d.). Techvidvan https://techvidvan.com/tutorials/big-data-history/
Hardiansyah, Z. (2022, Maret 21). Apa Itu Big Data? Mengenal Cara Kerja, Manfaat, serta Contohnya. Kompas. https://tekno.kompas.com/read/2022/03/21/14150017/apa-itu-big-data-mengenal-cara-kerja-manfaat-serta-contohnya?page=all