Konser Budaya di Tengah Pandemi melalui Virtual Reality
Segala bentuk kegiatan yang melibatkan banyak orang sampai saat ini masih dilarang, mengingat situasi pandemi di Indonesia yang belum menunjukan tanda akan berakhir. Kegiatan seni yang melibatkan banyak orang tidak dapat diselenggarakan karena terbentur peraturan yang berlaku. Hal ini bedampak besar untuk industri seni dari segi ekonomi, budaya dan seniman.
Padahal konser budaya dengan mempertunjukan berbagai unsur seni didalamnya dapat menarik perhatian masyarakat dan dapat meningkatkan perekonomian warga bahkan negara serta terus menjaga nilai kebudayaan Indonesia yang begitu bernilai.
Solusi harus dihadirkan untuk menghidupkan kembali industri seni yang mengalami mati suri di tengah pandemi. Fitur Virtual Reality bisa menjadi solusi yang dihadirkan untuk mencegah kerumunan dan dapat dipakai dimana saja, sehingga konser budaya dapat diselenggarakan.
Apa itu Virtual Reality? Virtual Reality terdiri dari dua kata yaitu virtual dan reality yang berarti maya dan realitas. Virtual reality adalah teknologi yang dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer. Dalam teknisnya, virtual reality digunakan untuk menggambarkan lingkungan tiga dimensi yang dihasilkan oleh komputer dan dapat berinteraksi dengan seseorang.
Dengan menggunakan virtual reality, pengguna dapat merasakan secara nyata pertunjukan seni pada umumnya. Virtual reality digunakan pada foto dan video 360 derajat yang akan membuat pengguna merasa berada di tempat tersebut.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini dengan berorientasi untuk memudahkan pekerjaan sehari – hari akan berdampak positif. Kolaborasi antara seni dan teknologi harus mulai digaungkan, dengan begitu akan menghasilkan dampak yang luas diberbagai sektor dan juga bisa menciptakan suatu hal yang baru dalam kegiatan konser budaya.
Sumber : https://teknojurnal.com/pengertian-virtual-reality-dan-perbedaanya-dengan-augmented-reality/