AIESEC

Youth Without Borders 2023 “#YourDigiTrail” – Find Out How Your Online Activity Can Impact Your Reputation, Career, and Future

AIESEC in BINUS 23.24

Youth Without Borders #1 2023

#YourDigiTrail – Your Digital Footprint: Find Out How Your Online Activity Can Impact Your Reputation, Career, and Future

Youth Without Borders merupakan kampanye yang diselenggarakan oleh AIESEC in BINUS dengan para pemuda sebagai target pesertanya. Acara menyediakan kesempatan bagi para pemuda untuk mengeksplorasi topik yang dipilih yang berkaitan dengan SDGs dan mengedukasi para pemuda tentang SDGs. Acara ini mengundang para pembicara yang ahli dibidangnya untuk membagikan pengetahuan dan pengalamannya kepada para peserta. Dengan demikian, Youth Without Borders bertujuan untuk menginspirasi para pemuda untuk menjadi mitra yang kuat dalam mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan di Indonesia.

Berbicara tentang pemuda, penggunaan sosial media dan aktivitas di dunia digital merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sehari-hari. Tanpa kita sadari, kita meninggalkan jejak digital setiap kali menggunakan sosial media. Jejak digital yang ditinggalkan dapat memberikan pengaruh positif atau negatif tergantung bagaimana cara kita memanfaatkan sosial media tersebut dan dapat mempengaruhi masa depan seseorang. Untuk itu, diperlukan edukasi tentang literasi digital agar kita dapat bertanggung jawab dalam menggunakan sosial media dan mengetahui bagaimana cara menggunakan media sosial dengan baik. Edukasi yang diberikan dapat menjadi bekal untuk kita kedepannya agar dapat menghindari jejak digital yang negatif. Dengan maraknya penggunaan media sosial, pada kesempatan kali ini, Youth Without Borders mengangkat tema tentang literasi digital dan jejak digital. SDG yang diimplementasikan pada acara Youth Without Borders kali ini adalah SDG 12, yaitu “Responsible Consumption and Production yang bertemakan “Your Digital Footprint: Find Out How Your Online Activity Can Impact Your Reputation, Career, and Future” dengan campaign #YourDigiTrail. Acara ini dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting pada tanggal 20 April 2023. Terdapat 126 peserta yang mendaftar pada acara ini dengan 116 yang merupakan mahasiswa BINUS dan 10 peserta yang berasal dari luar BINUS (publik). Dengan diselenggarakannya acara kali ini, kami memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan serta wawasan tentang cara penggunaan internet atau media sosial dengan bijak. Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan tentang pentingnya menjaga sikap dan perilaku di dunia maya karena apa yang kita lakukan di internet tidak dapat dihapus dan akan meninggalkan jejak digital. Dengan demikian, kita sebagai pemuda dapat menjaga citra kita di dunia maya agar kedepannya tidak menjadi bumerang bagi kita.

Acara Youth Without Borders #1 “Your Digital Footprint: Find Out How Your Online Activity Can Impact Your Reputation, Career, and Future” dipandu oleh Vania Edisa selaku Master of Ceremony (MC) dan Ephraim Ryan sebagai moderator. Setelah melalui serangkaian pembukaan, acara ini dilanjutkan dengan moderator, Ephraim Ryan yang mempersilahkan pembicara pertama, yaitu Shiano Takahashi untuk membawakan sesi pertama dengan judul “The Potential of Digital Literacy for Global Access and Equity (Education Access)”.  Shiano Takahashi merupakan Mahasiswa tahun ketiga di Asia Pacific University (APU) dengan jurusan International Relations and Peace Studies. Di AIESEC, Shiano Takahashi merupakan Organizational Development Manager and Global Strategist of AIESEC Japan Members Committee. Sesi pertama dimulai dengan Shiano yang menanyakan makanan Jepang kesukaan peserta sehingga terdapat interaksi antara peserta dan pembicara pada awal sesi. Shiano membawakan topik mengenai pengertian literasi digital, kenapa literasi digital merupakan suatu hal yang penting, dan bentuk-bentuk dari literasi digital. Shiano juga menjelaskan mengapa literasi digital merupakan suatu hal yang penting dan kegunaan literasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu, Shiano melakukan sharing mengenai literasi digital di Jepang yang meliputi digitalisasi dan tradisi “Hanko” di Jepang dan pembentukan agen digital di Jepang. Sesi materi dari Shiano ditutup dengan memberikan solusi untuk meningkatkan literasi digital. Sesi tersebut merupakan sesi interaksi 1 arah yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta yang mempunyai pertanyaan dipersilahkan untuk menyampaikannya melalui chat box atau dipersilahkan untuk menyampaikan pertanyaan secara langsung. Setelah sesi tanya jawab, dilakukan sesi dokumentasi dan penyerahan e-certificate untuk pembicara sebagai bentuk apresiasi.

Sebelum memulai sesi kedua, dilakukan sesi ice breaking yang dipimpin oleh MC dan moderator untuk meningkatkan semangat para peserta sebelum melanjutkan sesi materi kedua. Sesi ice breaking dilakukan dengan bermain games kecil yang menggunakan platform kahoot. Pada ice breaking tersebut, panitia telah menyediakan pernyataan di mana terdapat pernyataan yang termasuk mitos dan pertanyaan yang termasuk fakta. Para peserta diminta untuk menjawab apakah pernyataan tersebut benar atau salah. Peserta yang berada di posisi 3 teratas mendapatkan hadiah berupa gopay dengan nominal Rp25.000.00/orang. Setelah itu, dilakukan sesi dokumentasi dengan para pemenang. 

Setelah sesi ice breaking, acara ini dilanjutkan dengan Ephraim Ryan selaku moderator yang mempersilahkan pembicara kedua, yaitu Lamtiar Nababan untuk membawakan sesi kedua yang berjudul “Digital Footprint and Balancing Authenticity with Online Privacy in Your Digital Presence”. Lamtiar Merupakan mahasiswa tahun pertama jurusan International Relations di Universitas Gajah Mada. Lamtiar juga merupakan founder dari Seruan Muda Indonesia. Sebelum Lamtiar memulai sesi materinya, Lamtiar mengajak para peserta untuk menuliskan hal-hal apa saja yang diunggah ke sosial media oleh peserta dan dituliskan di padlet. Lamtiar membacakan beberapa pendapat yang dituliskan oleh peserta. Pada sesi materi ini, Lamtiar menjelaskan tentang digital footprint serta dampak positif dan negatif dari digital footprint. Topik yang dibawakan oleh Lamtiar meliputi, online persona dan pentingnya authentic online persona, dan hubungan antara online persona dan digital footprint. Di penghujung sesi, Lamtiar menjelaskan tentang cyber security dan pentingnya privasi. Lamtiar mengakhiri sesi materi dengan memberikan tips untuk menjaga digital footprint yang positif serta cara memoderasi online presence dengan cara yang sehat dan jujur.  Sesi tersebut merupakan sesi interaksi 1 arah yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta yang mempunyai pertanyaan dipersilahkan untuk menyampaikannya melalui chat box atau dipersilahkan untuk menyampaikan pertanyaan secara langsung. Setelah sesi tanya jawab, dilakukan sesi dokumentasi dan penyerahan e-certificate untuk pembicara sebagai bentuk apresiasi. Untuk Lamtiar, pihak panitia Youth Without Borders menyiapkan plakat sebagai apresiasi tambahan. Namun, terjadi keterlambatan pada pemesanan plakat sehingga plakat akan dikirimkan setelah lebaran. 

Sesi berikutnya adalah sesi penutupan acara Youth Without Borders yang terdiri dari serangkaian acara. Panitia Youth Without Borders mengumumkan peserta yang paling aktif selama acara berlangsung dan peserta tersebut diberikan hadiah berupa gopay sebesar Rp25.000.00. Selanjutnya, dilakukan sesi dokumentasi dengan pemenang “peserta teraktif” dan dilanjutkan dengan sesi dokumentasi dengan seluruh peserta yang menghadiri acara Youth Without Borders. Setelah itu, dilakukan sesi check-out dan mempromosikan acara AIESEC in BINUS yang akan datang, yaitu “Youth Today”. Acara ditutup dengan pengisian exit ticket dan closing statement dari MC dan moderator. 

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa acara Youth Without Borders #1 2023 yang berjudul “Your Digital Footprint: Find Out How Your Online Activity Can Impact Your Reputation, Career, and Future” berjalan dengan sukses dimulai dari perencanaan acara, penyusunan acara, hingga pelaksanaan acara pada hari-h. Peserta yang menghadiri acara Youth Without Borders dinilai cukup aktif di mana peserta turut meramaikan kolom komentar untuk menyambut pembicara dan antusias peserta saat sesi materi yang ditunjukkan dengan terdapat banyak peserta yang memberikan pertanyaan. Kami percaya dengan berhasilnya acara ini dapat membuat AIESEC in BINUS dapat melaksanakan acara yang jauh lebih baik lagi di masa depan. read more

English Version

Youth Without Borders is a campaign initiated by AIESEC in BINUS with youths as the target delegates. This event provides opportunities for youth to explore selected topics related to Sustainable Development Goals (SGDs) and educate youth about SDGs. Youth Without Borders invites speakers who are experts in their fields to share their knowledge and experience with the delegates. Therefore, Youth Without Borders aims to inspire youth to become strong partners in achieving a more sustainable future in Indonesia. 

Speaking of youth, the use of social media and activities in digital world are inseparable from our daily activities. Without realizing it, we leave a digital footprint everytime we use social media. The digital footprint left behind can have a positive or negative influence depending on how we utilize social media and it can affect someone’s future. For this reason, education about digital literacy is needed so that we can be responsible in using social media and know how to utilize it properly. The education provided can be a provision for us in the future so that we can avoid negative digital footprints. With the widespread use of social media, on this occasion, Youth Without Borders raised the theme of digital literacy and digital footprint. The SDG that is implemented in this Youth Without Borders is SDG 12, which is “Responsible Consumption and Production” with the theme “Your Digital Footprint: Find Out How Your Online Activity can Impact Your Reputation, Career, and Future” with #YourDigiTrail as the campaign. This event was conducted virtually using Zoom Meeting on 20th April 2023. There are 126 delegates that are registered in this event with 116 delegates who are BINUS students and 10 delegates who came outside BINUS (public). By organizing this event, we aim to educate the delegates and give insight on how to use the internet or social media wisely. In addition, this event also aims to give insight about the importance of maintaining attitudes and behavior in cyberspace because what we do on the internet cannot be deleted and will leave a digital footprint. Thus, we as youth can maintain our image in cyberspace so that in the future it will not backfire on us. 

Youth Without Borders #1 “Your Digital Footprint: Find Out How Your Online Activity Can Impact Your Reputation, Career, and Future” was hosted by Vania Edisa as the Master of Ceremony (MC) and Ephrain Ryan as the moderator. After a series of opening remarks, the event continued with the moderator, Ephraim Ryan who invited the first speaker, Shiano Takahashi to present the first session entitled “The Potential of Digital Literacy for Global Access and Equity (Education Access)”.  Shiano Takahashi is a third-year student at Asia Pacific University (APU) majoring in International Relations and Peace Studies. In AIESEC, Shiano Takahashi is the Organizational Development Manager and Global Strategist of AIESEC Japan Members Committee. The first session started with Shiano asking about the participants’ favorite Japanese food so that there was interaction between participants and speakers at the beginning of the session. Shiano talked about the definition of digital literacy, why digital literacy is important, and the forms of digital literacy. Shiano also explained why digital literacy is important and the usefulness of digital literacy in everyday life. After that, Shiano shared about digital literacy in Japan which includes digitalization and the “Hanko” tradition in Japan and the formation of digital agents in Japan. Shiano closed the session by providing solutions to improve digital literacy. The session was a 1-way interaction session followed by a question and answer session. Participants who have questions are welcome to submit them through the chat box or are welcome to ask the questions directly. After the question and answer session, a documentation session was held and an e-certificate was handed over virtually to the speaker as a form of appreciation.

Before jumping to the second session, an ice breaking session was held and led by both MC and moderator to increase the enthusiasm of the delegates. The ice breaking session was carried out by playing small games using the kahoot platform. In the game, the organizing committees already provided statements that include myths and facts. The delegates asked to answer whether the statements are true or false. Delegates who were in the top 3 received a prize in the form of gopay with a nominal value of Rp25.000.00/person. After that, a documentation session was held with the winners. 

The event continued with Ephraim Ryan as the moderator who invited the second speaker, Lamar Nababan, to present the second session entitled “Digital Footprint and Balancing Authenticity with Online Privacy in Your Digital Presence”. Lamar is a freshman majoring in International Relations at Gadjah Mada University. Lamtiar is also the founder of Seruan Muda Indonesia. Before starting the session, Lamtiar invited the delegates to write down the things that are uploaded to social media by the delegates and written on the padlet. Lamtiar read out some of the opinions written by the delegates. After that, Lamtiar started the material session when she explained about digital footprint and its positive and negative impacts. The topics presented by Lamtiar included online persona and the importance of authentic online persona and the relationship between online persona and digital footprint. At the end of the session, Lamtiar explained about cyber security and the importance of privacy. Lamtiar ended the session by giving tips and tricks on how to maintain a positive digital footprint and moderate online presence in a healthy and honest way. The session was a 1-way interaction session followed by a question and answer session. Delegates who have questions are welcome to submit them through the chat box or are welcome to ask the questions directly. After that, a documentation session was held and an e-certificate was handed over virtually to the speakers as a form of appreciation. For Lamtiar, the Youth Without Borders committee prepared a plaque as an additional appreciation. However, there was a delay in ordering the plaque so the plaque will be sent after Eid al fitr. 

The next session was the closing session of the Youth Without Borders event which consisted of a series of events. The Youth Without Borders committee announced the most active participant during the event and the participant was given a gopay prize of Rp25,000.00. Next, a documentation session was held with the winner of the “most active participant” and continued with a documentation session with all participants who attended the Youth Without Borders event. After that, a check-out session was held and promoted the upcoming AIESEC in BINUS event, “Youth Today”. The event was closed by filling out exit tickets and closing statements from the MC and moderator. 

Overall, it can be concluded that the Youth Without Borders #1 2023 event entitled “Your Digital Footprint: Find Out How Your Online Activity can Impact Your Reputation, Career, and Future” went successfully starting from the event planning, event organization, to the implementation of the event on the d-day. Participants who attended the Youth Without Borders event were considered quite active where participants enlivened the comments column to welcome speakers and enthusiastic participants during the material session which was shown by many participants who asked questions. We believe that the success of this event will enable AIESEC in BINUS to organize even better events in the future.

Dokumentasi

Sesi Pertama: “The Potential of Digital Literacy for Global Access and Equity (Education Access) by Shiano Takahashi

Ice Breaking Session

Sesi Kedua: “Digital Footprint and Balancing Authenticity with Online Privacy in Your Digital Presence” by Lamtiar Nababan 

Talitha Najla Delfis