AIESEC

Destinasi Wisata Budaya Kota Tua

Sebagai generasi muda, kita memiliki peran untuk turut melestarikan kebudayaan Indonesia. Salah satu cara untuk mengetahui dan melestarikan budaya Indonesia adalah dengan berkunjung ke Kawasan Sejarah seperti Kota Tua. Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada tahun 1529 ketika Kesultanan Demak menugaskan Fatahillah untuk menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang dimiliki oleh Kerajaan Padjadjaran. Setelah berhasil direbut oleh Kesultanan Demak, kawasan ini diganti namanya menjadi Jayakarta. Kemudian, Jayakarta berada dibawah komando pasukan VOC Belanda, dan diganti kembali namanya menjadi Batavia dengan bangunan yang dirancang seperti gaya Belanda. Kawasan Batavia ini dijadikan sebagai pusat perdagangan di Asia melalui jalur pelayaran.

Pada saat ini kawasan Kota Tua menjadi sebuah destinasi wisata sejarah yang menyenangkan karena terdapat gedung-gedung museum yang berjarak sangat dekat satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta, Museum Bank Mandiri, dan Museum Seni Rupa dan Keramik.  Hal ini membuat para pengunjung dapat berjalan kaki dari museum ke museum dan menghemat biaya transportasi. Kemudian, wisatawan juga dapat menikmati kawasan ini dengan bersepeda yang disewakan, bercengkerama di Cafe Batavia, atau menyaksikan pertunjukan di hari-hari tertentu. Selain itu, arsitektur bangunan disekitar kota tua serta percampuran dengan budaya Tionghoa menambah unsur estetik yang menarik bagi para pengunjung.  Destinasi wisata sejarah yang menyenangkan dengan akses yang mudah membuat Kawasan Kota Tua mencapai jumlah pengunjung sekitar 14.000 hingga 15.000 perhari selama Libur Lebaran 2022. Bahkan, terjadi peningkatan wisatawan dengan total sekitar 50.000 selama Libur Lebaran berlangsung. Hal ini menjadi sebuah kesempatan emas untuk membangkitkan perekonomian dan pariwisata Kota  Jakarta pasca Covid-19.

Maka dari itu, sebagai generasi muda kita harus menanamkan optimisme untuk mengenal budaya dan sejarah sendiri, karena melalui pengenalan dan pelestarian tersebut, kita telah membantu pemulihan ekonomi dan pariwisata Negara Indonesia.

Referensi :

Elisea Benedicta Katharina Mada