AIESEC

Impact Circle 2021: #strongerYOUth – From Anxiety to Productivity

 

AIESEC in BINUS

Impact Circle 2021

#strongerYOUth – From Anxiety to Productivity

 

Impact Circle merupakan sebuah acara yang diadakan oleh AIESEC Indonesia yang bertujuan memberi wadah bagi kalangan muda untuk berdiskusi mengenai berbagai macam topik seputar Sustainable Development Goals atau SDGs, sebuah bagian dari The 2030 Agenda for Sustainable Development yang disetujui oleh negara-negara anggota PBB pada tahun 2015 lalu dan secara keseluruhan terdiri dari 17 Sustainable Development Goals. Impact Circle membahas bagaimana perkembangan dari SDGs tersebut, dan bagaimana implementasi SDGs tersebut di Indonesia. Untuk memfasilitasi diskusi-diskusi tersebut, Impact Circle akan mengundang narasumber yang ahli dalam bidangnya untuk berbagi wawasan mengenai SDGs yang terpilih untuk dijadikan tema acara.

Selama pandemi COVID-19, terdapat berbagai kebijakan pembatasan sosial yang memaksa masyarakat untuk beradaptasi pada situasi yang tidak dapat diprediksi, termasuk kalangan remaja. Kurangnya kegiatan di luar rumah dan perubahan metode pembelajaran menjadi secara daring menyebabkan remaja merasa tertekan karena harus cepat beradaptasi pada perubahan tersebut. Hal ini menyebabkan remaja memiliki kecenderungan untuk merasa lebih cemas dan takut. Maka itu, tema Impact Circle kali ini menitikberatkan SDG 3, yaitu Good Health and Well-Being yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dari semua umur akan pentingnya kesehatan diri, baik fisik maupun mental, untuk masa depan yang lebih baik. Tema Impact Circle 2021 kami, “From Anxiety to Productivity”, berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 12 Juni 2021 melalui Zoom. Acara ini disambut oleh lebih dari 150+ partisipan yang berasal dari kota-kota di seluruh Indonesia, di antaranya Madiun, Palembang, Manado, Malang, Semarang, dan Sumatera Utara.

Diiringi oleh emcees Sabina Maritza dan Shannon Wijaya, Impact Circle 2021 dimulai dengan kata sambutan dari Organizing Committee President, Sola Gracia, sebelum berlanjut ke sesi Develop, yang dibawakan oleh Anastasia Sari Dewi S.Psi., M.Psi., Psikolog. Seorang psikolog klinis, Anastasia Sari Dewi berpengalaman sebagai pembicara dan fasilitator dalam seminar, acara, lokakarya. Tidak hanya itu, beliau juga menjabat sebagai psikolog, terapis, dan asesor untuk berbagai rumah sakit, organisasi, dan perusahaan di seluruh Indonesia. Lulus dengan gelar Sarjana Psikologi dan Magister Psikologi Klinis Dewasa, Sari mendirikan Anastasia & Associate, di mana beliau memberikan jasa konseling, psikoterapi, penilaian psikologis, dan psikoedukasi. Pada sesi Develop, Sari memberi pengenalan dan latar belakang mengenai peningkatan kecemasan pada masa pandemi. Bersifat interaktif, pertanyaan-pertanyaan seputar tingkat kecemasan di masa pandemi COVID-19 yang dilontarkan Sari pun dijawab secara aktif oleh para partisipan melalui kolom chat. Partisipan kemudian mempelajari ciri-ciri respon kecemasan maladaptive, faktor-faktor pengaruh respon kecemasan, dan langkah-langkah membangun mindset berdamai. Tidak hanya itu, Anastasia juga berbagi sepuluh tips dalam menghadapi kecemasan maladaptive, termasuk mencari hobi baru, mengurangi kafein, berolahraga dan menjalani terapi seni.

Sesi kedua merupakan sesi Discussion yang dibawakan oleh I Made Suri Pandhu, pendiri KegelisahART dan seorang penyintas gangguan kecemasan atau yang lebih dikenal sebagai anxiety disorder. Selama Pandhu menempuh pendidikan S1 di Universitas Tarumanagara, ia seringkali diundang sebagai pembicara dan narasumber di berbagai webinar maupun seminar. Selain itu, Pandhu mendirikan KegelisahART, sebuah wadah bagi masyarakat Indonesia untuk mengekspresikan kegelisahan melalui karya, serta meningkatkan kesadaran publik seputar gangguan mental. Pada sesi Discussion, Pandhu berbagi perjalanan dan pengalaman pribadinya, di mana ia membahas lebih dalam lagi mengenai peran faktor lingkungan pada terjadinya gangguan mental. Pada sesi ini, Pandhu menginformasikan para partisipan mengenai pengabaian atau stigma terhadap gangguan mental dan pentingnya kesadaran terhadap kesehatan mental pada masa pandemi ini. Partisipan juga didorong untuk coba menghadapi masalah, mengarah kepada pola hidup positif dan produktif, serta menghindari hal-hal toxic sehari-hari, dan dengan itu, partisipan juga diberikan semangat untuk selalu mempraktikkan self-love dan peace.

Pada sesi ketiga, yaitu sesi Collaboration, terdapat sesi Breakout Room, di mana lebih dari seratus lima puluh partisipan dibagi ke dalam empat kelompok secara acak. Di dalam setiap breakout room, terdapat empat fasilitator dari Peduli Jiwa – Ns. Raphita Diorarta, S.Kep, Ns. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp.Kep.J, Ns. Salwa Nirwanawati, S.Kep, dan Fauziah Sepdwina. Dengan mengganti nama tampilan Zoom, para partisipan dapat bertanya dan berdiskusi secara anonim dengan para fasilitator. Berlangsung selama dua puluh lima menit, sesi ini memungkinkan partisipan untuk mengekspresikan kekhawatiran, meminta saran dari profesional, dan membagi pengalaman pribadi secara privat. Sesi Breakout Room tersebut kemudian dilanjutkan dengan sesi Collaboration terakhir berupa sesi Meditasi. Sesi Meditasi dibawakan oleh Falah Farras S., M.Psi., Psikolog., lulusan Psikologi UGM dengan predikat cumlaude dan tesis terbaik. Bukan hanya itu, beliau juga pernah menjadi konselor, dosen, dan psikolog klinis, yang pada tahun 2019 menjadi Co-Founder dari komunitas kesehatan mental, Social Connect. Pada tahun 2019 lalu, Farras menjadi peneliti dan penanggung jawab proyek pembangunan layanan kesehatan jiwa di Jogja oleh UGM dan Harvard Medical School. Menyelesaikan dan melengkapi sesi-sesi sebelumnya, Farras berbagi wawasan mengenai manfaat dari berbagai jenis meditasi yang dapat partisipan lakukan sehari-hari. Sebagai contoh, terdapat berbagai meditasi, seperti guided meditation, mantra meditation, mindfulness meditation atau yoga yang dijabarkan oleh Farras, di mana ia menekankan kepentingan perhatian dan pernapasan fokus, suasana tenang, serta sikap yang terbuka.

Acara Impact Circle kemudian ditutup dengan memberi Call to Action bersama KegelisahART untuk para partisipan yang diajak untuk membuat karya seni untuk mengekspresikan perasaan kecemasan pribadi mereka menggunakan style dan media apapun. Tiga karya terbaik berdasarkan penilaian KegelisahART akan memenangkan doorprize serta kartu self-love dari KegelisahART. Selain itu, para partisipan juga mendapatkan summary booklet yang mengandung Anxiety Form yang dapat digunakan sebagai wadah untuk memetakan perasaan cemas yang dimiliki melalui tulisan. Anxiety Form berisi beberapa pertanyaan reflektif, seperti “Common situations that trigger my anxiety”, “What is the worst thing that could happen from each trigger?”, “Would that still matter 1 week/month/year from now?”, dan “Coping skills I can use if I start to feel anxious.

Selepas penjelasan mengenai Call to Action dan Anxiety Form, para peserta mengikuti sesi foto, pengisian satisfaction survey, dan recap dari acara Impact Circle. Secara keseluruhan, acara Impact Circle 2021: #strongerYOUth – From Anxiety to Productivity  merupakan sebuah sukses, di mana melalui interaksi partisipan dengan emcees, pembicara dan fasilitator, para partisipan dapat memaksimalkan usaha mereka dalam menghadapi dan menangani gangguan kecemasan dan pay it forward untuk meningkatkan kesadaran tentang gangguan kecemasan dalam masa pandemi.