BIC

BERPIKIR RASIOAL? PASTINYA DONG!

 

Proses Berpikir Rasional

  • Sebagai manusia, setiap orang punya kemampuan untuk memecahkan masalah dan tantangan. Intuisi bukan satu-satunya hal yang mengarahkan kita. Manusia mampu menelaah, melakukan refleksi, dan menganalisis atau singkat kata, berpikir. Namun, kemampuan berpikir dengan baik adalah sesuatu yang memerlukan latihan.
  • Semakin baik kita menganalisis masalah maka semakin baik kita dalam memberikan solusi berupa keputusan dan rencana tindakan. Semakin baik proses berpikir rasional kita maka semakin kita kita dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
  • Kemampuan berpikir rasional adalah kemampuan untuk melihat variabel-variabel yang relevan dari suatu permasalahan, untuk mendapatkan, mengatur, dan menganalisis informasi yang sesuai (misalnya, fakta, pendapat, opini, penilaian, dan data) untuk menghasilkan kesimpulan yang matang, berbobot, dan bermutu.
  • Fokus di sini adalah mengenai pentingnya menerapkan pikiran yakni menggunakan pikiran sebelum melakukan tindakan. Berpikir rasional membantu kita menarik kesimpulan bahwa ada sesuatu yang dapat dilakukan, yaitu dengan mengambil tindakan yang rasional.
  • Berpikir rasional tidak diperlakukan sama dengan belajar mengemudi, menulis, atau berolahraga, adalah karena berpikir dianggap sebagai proses yang abstrak. Fokus dalam kegiatan berpikir umumnya adalah pada mengumpulkan masukan—informasi, data, dan pendapat—tetapi tidak pada cara kita mengatur dan menganalisis masukan tersebut. Seseorang bisa menghasilkan keputusan, tetapi orang itu sendiri tidak mengerti bagaimana dia bisa sampai kepada keputusan yang diambilnya.
  • Beberapa konsekuensi dari pengabaian proses pengambilan keputusan, yaitu:

          Setiap situasi yang melibatkan informasi ataupun kejadian baru akan dilihat sebagai sesuatu yang sama sekali berbeda dan diperlukan pendekatan yang berbeda pula.

          Dipaksa untuk belajar berpikir melalui sejumlah percobaan dan kesalahan—cara belajar yang tidak efisien dan seringnya menimbulkan risiko.

          Menjadi terlalu bergantung pada konten.

          Kemampuan untuk mengajarkan kepada orang lain cara berpikir rasional menjadi terbatas apabila kita sendiri tidak mengerti proses berpikir yang kita miliki.

          Bekerja dengan orang lain bisa jadi kacau dan sulit dilakukan tanpa adanya pendekatan yang serupa.

  • Ada banyak manfaat apabila kita memperlakukan berpikir rasional sebagi proses yang akan menghasilkan kesimpulan yang bermutu. Beberapa di antaranya adalah:

          Mengurangi ketergantungan pada pengalaman atau naluri belaka.

          Membantu mempelajari kemampuan baru.

          Membuat proses berpikir menjadi konkret.

          Mengingat proses berpikir rasional tetap sama—lepas dari konten yang diperlukan oleh setiap situasi—kita bisa menerapkan proses itu dalam setiap situasi, meskipun konten permasalahannya sama sekali berbeda, atau belum pernah dialami.

          Menerapkan proses dalam situasi yang baru, atau tidak dikenal.

          Membantu orang lain meningkatkan kemampuan berpikir.

  • Menganalisis sebuah permasalahan yang sudah terjadi untuk menentukan kesalahan yang ada membutuhkan pendekatan yang berbeda dari memprediksi masa depan dan mengantisipasi persoalan potensial. Ada empat proses analisis yang dirancang untuk menjawab kebutuhan unik dari setiap tipe situasi agar penggunanya dapat menghasilkan kesimpulan berkualitas, yaitu analisis situasi, analisis persoalan, analisis keputusan, dan analisis persoalan potensial.
  • Setiap proses analisis dirancang untuk membantu menjawab pertanyaan yang berbeda. Setiap proses terdiri atas serangkaian pertanyaan yang diatur sedemikian rupa untuk kita mencapai hasil yang diinginkan. Dalam menghadapi permasalahan hidup, kita semua harus menjadi pemikir. Untuk menjadi pemikir yang baik, kita perlu mengajukan pertanyaan yang baik pula.
  • Kemampuan menyusun dan mengajukan pertanyaan yang baik penting untuk proses analisis. Ada keterkaitan antara proses berpikir rasional dan mengajukan pertanyaan yang efektif. Kemampuan bertanya ini penting jika kita ingin memecahkan masalah yang kita hadapi, secara efektif pula.
  • Kita semua adalah bagian dari revolusi di bidang teknologi informasi. Di satu sisi, akses terhadap informasi meningkat dan di sisi lain, isi informasi berubah dengan pesat, lebih cepat daripada kemampuan kita untuk mendapatkan, atau menguasainya. Masa ketika manusia adalah penguasa informasi telah berlalu. Kini, “penguasa” yang sesungguhnya adalah mereka yang tahu caranya menyeleksi, mengevaluas, dan menggunakan informasi yang relevan.
  • Saat ini, dengan membanjirnya informasi dan data, orang yang terdidik bukanlah orang yang menguasai informasi, melainkan orang yang mampu mengajukan “pertanyaan yang mencerahkan.” Kita harus mengajukan pertanyaan yang akan mengungkapkan hal-hal yang perlu kita pelajari, mendapatkan dan mencerna informasi yang sesuai untuk membantu kita dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
  • Sebuah penelitian menunjukan bahwa saat ketrampilan ini berhasil diajarkan, kita akan dapat menjawab pertanyaan kritis dengan efektif. Semakin sering kemampuan ini diasah, maka pada gilirannya, semakin baik pula pertanyaan yang mereka lontarkan nanti.

Sumber Penulisan/Daftar Pustaka : Buku berjudul “Problem Solving and Decision Making for Improvement” oleh Berny Gomulya

Annisa Birrul