4 Anak Muda yang Berhasil Mendunia Berkat Rintisan Merek Lokal
Hello IMers! Mendirikan merek dan produk sendiri tentunya penuh tantangan. Selain harus berusaha membuat rancangan produk yang kualitasnya oke dan mau dibeli, kamu juga harus bersaing dengan merek lain yang lebih besar dari dalam, maupun luar negeri. Apalagi sekarang ini masih ada masyarakat Indonesia yang masih import-minded alias cuma mau beli produk dari luar negeri.
Tapi bukan berarti kamu tidak akan bisa sukses dengan membuat merek dan produk lokal sendiri. Contohnya 4 orang di bawah ini; di usianya yang masih muda, mereka bisa mendirikan merek dan produk lokal mereka, bahkan bisa menjualnya di berbagai negara dan mendapat berbagai penghargaan,yuk kita lihat
1. Agit Bambang dengan Amble Footwear
Sumber Gambar: flickr.com
Sepatu kulit keren buatan Indonesia itu gak cuma Brodo, loh. Ada banyak merek yang gak kalah keren, salah satunya adalah Amble Footwear rintisan Agit Bambang ini. Awalnya, ia hanya geram karena melihat banyaknya sepatu kulit dari luar negeri dengan harga selangit di Indonesia. Iseng-iseng, sepatu buatannya itu pun dijual di Kaskus.
Sumber Gambar: thegoodsdept.com
Ternyata, baru tiga hari, sepatu buatannya laku. Sejak itu, Amble Footwear mulai dirintis, dan sekarang berkembang pesat. Agit bisa memperoleh omzet sampai 100 juta rupiah dari Amble Footwear. Sepatu-sepatu kulitnya juga sudah dijual di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan juga beberapa negara Eropa. Berkat Amble Footwear ini, Agit juga berhasil menjadi finalis International Young Creative Entrepreneur (IYCE) Award di tahun 2012 lalu.
2. Irvan Kurniawan dengan Lazuli Sarae
Sumber Gambar: ziliun.com
Ikut dan memenangkan lomba bisnis bisa menjadi awal dari bisnis yang sukses, loh. Contohnya merek Lazuli Sarae ini. Mendapatkan posisi runner-up di Kontes Rencana Bisnis Kreatif yang diadakan PPKI (Pekan Produk Kreatif Indonesia) 2010, Irvan dan mitranya Maretta Astri Amanda Nirmanda memutuskan untuk mengembangkan ide mereka, yaitu membuat produk fashion yang memadukan denim yang modern dengan sentuhan batik Indonesia yang khas.
3. Dea Valencia Budiarto dengan Batik Kultur
Sumber Gambar: kompas.com
Foto di atas bukan cuma model, tapi juga pendiri Batik Kultur! Semuanya berawal dari keinginan Dea yang sejak dulu mau memiliki baju batik cantik yang cocok untuknya. Karena gak ketemu, ia malah membuat bajunya sendiri dari beberapa baju batik lama/lawas yang ada di rumahnya. Batik lawas itu kemudian menjadi baju batik dengan model yang muda dan modern.
Sumber Gambar: ratubatik.com
Berkat modelnya yang modern dan juga kualitasnya yang oke, baju batik dari Batik Kultur laku keras di Indonesia. Beberapa pembeli baju batiknya malah berasal dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Hong Kong, Belanda, Singapura, dan Norwegia.
4. Lucky Dana Aria dengan Matoa Indonesia
Sumber Gambar: indonesiaenterpreneur.blogspot.co.id
Lucky mulai merancang ide jam tangan kayunya ketika melihat produk serupa di Amerika yang ternyata menggunakan kayu dari Indonesia. Tantangan dari Duta Besar Indonesia untuk Amerika kepada masyarakat untuk membuat produk dengan kualitas yang sama juga membuatnya semakin kepincut.
Sumber Gambar: haystakt.com
Akhirnya, setelah riset selama setahun, Lucky berhasil merintis Matoa, merek jam tangan kayu pertama di Indonesia. Sang Duta Besar pun mengakui dan selalu membawa produk Matoa untuk dijadikan hadiah ke rekan kerja dan tamunya. Sekarang, Matoa sudah terjual ke hampir seluruh wilayah Indonesia dan bahkan beberapa negara lain seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Editor : Alifia Shabrina, dikutip dari https://life.idntimes.com/inspiration/full/kontributor/6-anak-muda-yang-berhasil-mendunia-berkat-rintisan-merek-lokal