Asal Usul “Nusantara”
Nusantara merupakan kata yang digunakan masyarakat Indonesia untuk mendeskripsikan pulau dari Sabang sampai Merauke. Kata-kata ini juga sering diucapkan dan didengar dari berbagai sumber, seperti dari televisi, sosial media, media cetak dan lainnya. Namun, kalian pada tau gak, kata “Nusantara” itu asal dari mana? Daripada penasaran, yuk mending sama-sama simak penjelasannya.
Secara etimologi kata “nusantara” berasal dari 2 bahasa Sansekerta, yaitu kata “nusa” berarti pulau dan kata “antara” berarti di tengah-tengah. Menurut banyak peneliti asal Indonesia, kata Nusantara pertama kali bukan berasal dari Patih Gajah Mada, melainkan oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari. Pada saat itu, Kertanegara mengemukakan konsep Cakrawala Mandala Dwipantara, yang jika diteliti dalam bahasa Sansekerta kata “Dwipa” memiliki persamaan kata dengan kata “nusa” yang berarti pulau dan kata “antara” memiliki arti yang sama dengan kata “antara” dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, secara keseluruhan kata memiliki arti “Kepulauan Antara”. Makna frasa “Kepulauan Antara” ini sama dengan kata “Nusantara”.
Di sisi lain, ada yang menyatakan bahwa kata “Nusantara” digunakan pertama kali pada jaman Majapahit abad ke-14 oleh Patih Gajah mada pada Sumpah Palapa. Kata ini digunakan untuk menyebut pulau-pulau yang ada di luar pulau Jawa. Sumpah itu berisi:
“Sira Gajah Mada Patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada, “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa.”
Artinya adalah “Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.”
Pada sumpah tersebut yang dituliskan pada kitab Negarakertagama menuliskan bahwa kata Nusantara mencakup pulau Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian pulau Sulawesi, Maluku dan Papua, termasuk Negara Singapura, Malaysia, Brunei, dan sebagian Filipina.
Namun, setelah Kerajaan Majapahit runtuh, kata “Nusantara” tidak lagi digunakan hingga pada abad ke-20. Pada kala itu, pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara menggunakan istilah “Nusantara” untuk menggantikan penggunaan kata “Hindia Belanda”. Hal ini dikarenakan kata Hindia Belanda memiliki unsur kata dari bahasa asing yang dapat menyebabkan kerancuan kata pada literatur asing.
Selain kata “Nusantara”, ada istilah lainnya yang juga digunakan untuk menggambarkan pulau dari Sabang sampai Merauke, yaitu kata “Indonesie” (Indonesia) dan “Insulinde” (Hindia Kepulauan). Istilah Insulinde dikemukakan oleh Eduard Douwes Dekker. Namun, pada tahun 1928 di Kongress Pemuda Kedua akhirnya kata “Indonesia” ditetapkan sebagai nama kebangsaan. Setelah itu, kata “Nusantara” masih digunakan sebagai sinonim dari kata “Indonesia” dan sering digunakan pada iklan televisi dan pembahasan politik dan tidak dilupakan seperti kejadian pada masa sebelumnya.
Sampai sekarang, kata “Nusantara” ini telah dipakai untuk menggambarkan negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke oleh seluruh masyarakat Indonesia di media sosial, televisi, radio, media cetak dan lainnya.
Sumber:
https://nusantarapos.co.id/22195/sejarah-nusantara-dari-berbagai-sisi-pandang/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/15/080000369/asal-usul-istilah-nusantara?page=all
Penulis: Evelyn Aurelia