Apa Saja faktor Gen Z Malas Untuk Berbisnis? Bagaimana Solusi nya?

Source:Ilustrasi seseorang bekerja (Foto: Pixabay)

Generasi Z, yang terdiri dari orang-orang yang lahir antara pertengahan 1990-an dan awal 2010-an, telah menjadi topik utama dalam berbagai percakapan tentang perilaku, nilai, dan cara mereka melihat dunia kerja dan bisnis. Banyak orang percaya bahwa Gen Z “malas” untuk berbisnis, meskipun mereka dianggap inovatif dan mahir dalam teknologi. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi sikap generasi Z ini dan menawarkan cara untuk mendorong mereka untuk menjadi lebih aktif dalam dunia bisnis.

Ketidakpastian Ekonomi: Salah satu alasan utama mengapa Gen Z tidak mau berbisnis adalah ketidakpastian ekonomi. Laporan World Economic Forum menyatakan bahwa banyak dari mereka yang tumbuh selama resesi global, yang membuat mereka khawatir tentang stabilitas finansial. Karena ketidakpastian ini, orang takut mengambil risiko, yang merupakan bagian penting dari bisnis.

Standar hidup Gen Z meningkatkan biaya hidup, terutama di kota-kota besar. Karena itu, mereka lebih suka mencari pekerjaan yang stabil daripada memulai bisnis yang mengambil risiko. Sebuah survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 60% Gen Z lebih memilih untuk memiliki pekerjaan tetap dengan penghasilan tetap daripada memulai bisnis sendiri.

Salah satu faktor penting dalam memulai bisnis adalah keterbatasan modal. Banyak Gen Z yang masih kuliah atau baru saja lulus tidak memiliki cukup modal untuk memulai bisnis. Studi McKinsey menunjukkan bahwa tujuh puluh persen generasi Z percaya mereka tidak memiliki sumber daya keuangan yang diperlukan untuk memulai bisnis.

Ketidakpastian dalam Keterampilan

Banyak anggota Gen Z merasa bahwa mereka belum memiliki keterampilan yang cukup untuk memulai bisnis. Mereka merasa perlu untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman atau pendidikan sebelum terjun ke dunia kewirausahaan. Laporan dari Deloitte menunjukkan bahwa 56% Gen Z merasa kurang percaya diri dalam keterampilan bisnis mereka.

Kecenderungan untuk Mencari Keseimbangan Kerja-Hidup

Gen Z cenderung lebih menghargai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi. Mereka lebih memilih pekerjaan yang fleksibel dan tidak menuntut waktu yang terlalu banyak. Kecenderungan ini bisa membuat mereka enggan untuk terlibat dalam usaha yang memerlukan komitmen waktu dan tenaga yang lebih besar.

Pengaruh Media Sosial

Media sosial sering kali memberikan gambaran glamor tentang bisnis yang sukses, tetapi juga bisa menciptakan tekanan bagi Gen Z. Mereka mungkin merasa terintimidasi oleh kesuksesan orang lain yang terlihat di media sosial, sehingga membuat mereka ragu untuk memulai usaha mereka sendiri. Menurut penelitian dari Pew Research Center, 40% Gen Z merasa lebih cemas tentang masa depan mereka akibat perbandingan dengan orang lain di media sosial.

Pendidikan kewirausahaan harus menjadi bagian dari kurikulum sekolah dan perguruan tinggi. Program pelatihan kewirausahaan yang melibatkan mentor dan praktisi bisnis dapat sangat bermanfaat karena Gen Z akan lebih percaya diri untuk memulai bisnis karena mereka akan diberikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan.

Akses ke Modal dan Pembiayaan: Pemerintah dan lembaga keuangan harus memberi Gen Z yang ingin mendirikan bisnis lebih banyak akses ke modal. Ini dapat dilakukan melalui hibah, program pinjaman dengan bunga rendah, atau bahkan crowdfunding. Mereka akan lebih berani untuk memulai bisnis dengan dukungan finansial.

Mentoring dan Jaringan: Gen Z mungkin lebih siap untuk memulai bisnis jika mereka memiliki jaringan yang kuat dan akses ke mentor. Program mentoring yang menghubungkan pengusaha muda dengan pemimpin industri dapat memberikan dukungan moral dan pengetahuan berharga.

Pemerintah dan masyarakat harus membuat lingkungan yang mendukung kewirausahaan. Ini termasuk memfasilitasi usaha kecil, membangun inkubator bisnis, dan menyediakan tempat kerja bersama yang murah. Gen Z akan lebih termotivasi untuk berbisnis jika ada ekosistem yang mendukung.

Menyediakan Platform untuk Berbagi Pengalaman: Banyak Gen Z takut dengan kesuksesan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha muda untuk menyediakan tempat di mana mereka dapat berbagi pengalaman, baik positif maupun negatif. Gen Z dapat memahami bahwa jalan kewirausahaan tidak selalu mulus dengan mendengar kisah sukses dan kegagalan.

Bisnis Gen Z sangat menghargai keseimbangan kerja-hidup. Membuat model bisnis yang fleksibel dan memberikan dukungan untuk kesejahteraan karyawan dapat menarik lebih banyak Gen Z untuk berwirausaha. Misalnya, perusahaan yang menawarkan pekerjaan jarak jauh atau fleksibilitas jam kerja dapat menjadi pilihan yang lebih menarik.

Penggunaan Teknologi dan Media Sosial: Gen Z adalah generasi yang sangat mahir dalam menggunakan keduanya. Mengajarkan mereka cara menggunakan media sosial untuk mempromosikan barang dan jasa mereka dapat menjadi alat yang efektif untuk bisnis. Mereka dapat menjangkau audiens yang lebih luas tanpa biaya besar jika mereka menggunakan strategi pemasaran digital yang tepat.

Kesimpulan: Meskipun Gen Z menghadapi beberapa masalah yang menghalangi mereka untuk berbisnis, ada banyak cara untuk mendorong mereka untuk menjadi lebih aktif. Generasi ini dapat mencapai impian bisnis mereka dengan pendidikan yang tepat, akses ke modal, dukungan mentor, dan lingkungan yang mendukung kewirausahaan. Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin bisnis di masa depan dengan memanfaatkan kekuatan teknologi dan media sosial.

Sumber :

  1. https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.rri.co.id%2Flain-lain%2F796453%2Fpenyebab-gen-z-banyak-nganggur-dan-solusinya&psig=AOvVaw1z2N8KptisP6J3hL13uQXA&ust=1726594542993000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBQQjRxqFwoTCICgw4aAyIgDFQAAAAAdAAAAABAJ
  2. https://nawadata.com/blog/faktor-faktor-yang-menyebabkan-generasi-milenial-dan-gen-z-sulit-mengelola-keuangan-serta-solusi-mengatasinya/
Aliya Rizqan Karima