Branding dan Analogi Pertemanan
Mengurus brand sama peliknya seperti mengurus pertemanan. Brand yang sukses adalah brand yang diterima oleh konsumennya, diminati dan menjadi teman sejatinya. Tentu ini membutuhkan strategi yang terinci dan dikelola oleh marketer yang cerdas yang mempunyai pemikiran atau ide yang unik. Sudah pasti tugas ini membutuhkan dedikasi yang tinggi dan fulltime.
Prestasi brand tidak cukup hanya diukur dari seberapa banyak yang kenal dan membeli brand ( angka penjualan). Kesuksesan dalam meraih jumlah konsumen dalam tahap menghitung jumlah pemakai baru menggambarkan kesuksesan transaksional, bukan relasional. Padahal sebagai marketer yang cerdas kesuksesan relasional jugalah sangat penting untuk dicapai karena dengan itu brand yang di miliki dapat memiliki umur/pengakuan jangka panjang.
Karena itu, pertanyaan berikutnya yang harus diajukan adalah berapa banyak konsumen yang mempunyai hubungan khusus dengan brand?
Buat apa brand mempunyai relasi yang baik dan solid dengan konsumen? Banyak hal, selain terciptanya penjualan yang lebih pasti karena tingkat loyalitas konsumennya, juga brand ada yang melindungi.
Penjabaran pada setiap tahapan proses konversi dari teman sekedar kenal hingga menjadi teman sejati adalah sebagai berikut :
- Proses Perkenalan
Pada saat memasuki lingkungan baru, kita akan dinilai oleh lingkungannya dari bagaimana kita bersikap, bagaimana berkata-kata, dari penampilan, dll. Ini semua membentuk sebuah citra diri yang sangat awal dan bersifat permukaan saja, belum tau persis lah pokoknya.
- Proses Pemahaman
Setelah beberapa kali terjadi pertemuan dan interaksi, maka diri kita sebenarnya semakin jelas dimata lingkungan baru. Bagaimana kita secara konsisten bersikap, bertutur dan bertindak akan membentuk bukan hanya citra permukaan saja tetapi sudah membentuk sebuah pemahaman terhadap siapa kita sebenarnya.
Pada tahap ini bukan lagi tercipta awareness, proses pemahaman ini bila tidak diantisipasi dengan baik, maka teman-teman baru tersebut bisa memiliki penilaian yang tidak sama dengan siapa kita sebenarnya.
- Proses Menyukai
Terbentuknya pertemanan ini tentunya membutuhkan usaha dari kedua belah pihak. Dari pihak kita sendiri, harus menyesuaikan yang baik terhadap needs atau keinginan teman-teman baru tersebut. Tanpa proses adjustment satu dengan yang lain, maka kita akan menjadi sosok yang asing dan tidak bisa masuk dalam lingkaran pertemanan.
Memang tidak mudah menjadikan semua orang menjadi teman baik mungkin karena minat dan pemikiran yang berbeda, atau chemistry yang tidak cocok. Dalam analogi branding, ini dikatakan pada saat kita melihat adanya needs baru dari konsumen target audience, perlu dilakukan penyesuaian terhadap benefit yang ditawarkan. Tidak bisa berdiam diri dan tidak merespon permintaan “teman baik”
- Proses Keterikatan Secara Emosional
Ini adalah tahapan terberat. Mengkonversikan teman baik menjadi sahabat saja sudah sedemikian sulitnya, apalagi meneruskannya menjadi soulmate apalagi pacar…..(jika beruuntung). Itu butuh konsentrasi , pemahaman terhadap kebutuhan teman secara holistic/menyeluruh, dan tidak bisa setengah-setengah. Mengerti luar dalam dan mengimplementasikannya ke dalam interaksi keseharian.
Soulmate mengerti apa yang disenangi dan tidak disenangi temannya.Dia juga tempat mencurahkan perasaan hati temen curhat gitu lah yaa..Tidak menyebarkan berita buruk tentang temannya bahkan setiap ada kesempatan selalu mendengungkan kebaikan-kebaikannya.
Dianalogikan kepada brand, rasa memiliki yang tinggi dari konsumen kepada brand adalah asset yang luar biasa. Bukan hanya membeli dan membeli lagi tetapi juga ikut menceritakan kebaikan brand kepada lingkunagan yang luas.
Syarat Teman Sejati………………..
Otentik : Original, real, distinctively and meaningfull….be original
Honest : Transparan, tidak ada hidden agenda….apalagi bisik-bisik tetangga
Emphaty : Mengerti apa yang di inginkan dan di butuhkan, lebih bagus lagi sih memberi tanpa harus diminta
Helpful : Selalu ada bila diperlukan…pokoknya ada terusssss
Stay in touch : Tidak putus berkomunikasi
Keep it fresh : Banyak hal baru yang dilakukan secara bersama-sama dan menyenangkan
IT TAKE A LONG TIME TO GROW AN OLD FRIEND
Nah sekian dulu sharingnnya…
oh iya ini juga bisa di terapin lohh bagi kalian yang lagi pdkt….. heheeehe
(Sumber : Brandmate, Amalia E. Maulana)