Kelemahan menjual Produk di sosial media
Seiring dengan perkembangan teknologi, sosial media kini sudah menjadi daya tarik bahkan bisa menjadi ladang bisnis bagi para pelaku bisnis untuk memasarkan produk-produk mereka. Dengan mudahnya para penjual bisa langsung bertransaksi dengan calon pembeli hanya dengan sekejap tanpa harus bertatap muka. Dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan oleh sosial media ini, ternyata ada juga kelemahan-kelemahan yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis. Yuk kita simak ulasannya dibawah ini:
1. Postingan Mudah Tenggelam
Sosial media menerapkan sistem tampilan postingan berdasarkan update terbaru, meski Facebook turut menampilkan postingan terpopuler. Ketika para penjual ingin mengupdate postingan terbaru mereka, pastinya postingan akan lambat laun segera tenggelam digantikan oleh postingan-postingan lain yang terbaru. Biasanya postingan terbaru hanya bertahan sekitar 30 menit-1 jam saja. Hal ini tidak berlaku pada blog karena biasanya penjual bisa mengatur postingan mana yang terus akan muncul di halaman utama blog.
2. Penggunaan Hashtag Juga Mudah Tenggelam
Untuk layanan Facebook setidaknya postingan yang tenggelam bisa di ‘up’ dengan cara ditambahkan komentar atau Like. Namun untuk penggunaan hashtag, khususnya Instagram dan Twitter, postingan yang sudah tenggelam akan terus tenggelam. Hal ini bisa dipengaruhi oleh penggunaan hashtag sama dengan postingan lain, penjual tidak akan bisa lagi melakukan ‘up’ untuk muncul diatas pada fitur searching.
3. Sosial Media Terjangkau Bagi Sesama Penggunanya
Umumnya pengguna sosial media hanya bisa log in pada 1 platform sosial media saja. Ini yang membatasi penjangkauan di sosial media. Sebagai contoh, penjual ingin memposting gambar produk mereka di Instagram, tentu tidak akan bisa memposting gambar tersebut langsung di Twitter kecuali login terlebih dahulu. Keterbatasan inilah yang menjadi kelemahan sosial media. Teman Twitter penjual hanya 2000 orang, berarti yang terjangkau postingan penjual hanya 2000 orang tersebut jika semuanya adalah pengguna aktif.
4. Pencarian sulit dilakukan
Dalam sosial media ketika Anda mencari produk tertentu dengan kata kunci, sepertinya masih sulit meski masih kemungkinan bisa dilakukan. Facebook tidak menyediakan fitur pencarian konten kata kunci, hanya menyediakan pencarian akun, grup dan halaman fanspage. Sementara Instagram hanya menyediakan pencarian konten dengan hashtag,, tanpa hashtag tentu tidak akan muncul dalam pencarian. Kemungkinan hanya Twitter yang masih memberikan kelonggaran untuk pencarian konten meski tidak seefektif Google.
5. Konten sosial media sulit terindex di Google
Orang-orang lebih suka mencari produk lewat layanan mesin pencari Google. Konten atau postingan di sosial media memang dapat terindex, namun tetap saja masih kalah rank indexing dengan konten yang dibuat menggunakan platform blog, situs website resmi maupun forum. Jadi jangan terlalu berharap banyak postingan penjual akan masuk ke halaman satu Google, apalagi posisi teratas, ditambah jika menggunakan keyword dengan persaingan ketat. Bagaimana pun juga indexing pada Google Search memungkinkan konten penjual bisa terjangkau lebih luas, ketimbang hanya terjangkau di pertemanan sosial media saja. Untuk mesin pencari Bing memang memiliki fitur untuk “Bing social search” yang difungsikan untuk mencari konten yang berasal dari sosial media. Namun apakah fitur ini populer dan benar-benar banyak digunakan? Sepertinya tidak.
Sebagai kesimpulan, sebaiknya penjual tidak hanya memanfaatkan sosial media sebagai media untuk memasarkan produk, tetapi penjual juga dapat memanfaatkan kelebihan dari situs web maupun blog
Source: tulisbaca.com