MALAM SIWARATRI DIKALA PANDEMI

Written By : Ni Wayan Cassya Bellinda Putri

Siwaratri merupakan Hari Raya Hindu yang jatuh setiap setahun sekali. Namun, penuh dengan makna istimewa bagi Umat Hindu sendiri. Siwaratri jatuh pada kalender Isaka tepatnya pada Purwaning Tilem atau Panglong ping 14 sasih Kepitu sebelum bulan mati. Siwaratri berasal dari kata “Siwa” dan “Ratri” yang di kutip dari Bahasa Sansekerta. Kata Siwa sendiri memiliki pengertian baik hati, suka memaafkan, memberi harapan dan kebahagiaan. Sedangkan Ratri diartikan sebagai malam. Sehingga Siwaratri, malam penuh pemaafan dan menuju jalan yang lebih terang.

Seperti penjelasan tadi, pelaksanaan malam Siwaratri tidak lepas dari kata perenungan diri dan pemujaan terhadap Tuhan. Dikala pandemi seperti ini, tentunya akan memudahkan kita dalam menerapkan Hari Raya Siwaratri, sebab instopeksi diri memang lebih baik jika dilakukan dengan suasanya yang tenang dan jauh dari keramaian. Selain dengan menjaga ketenangan, terdapat cara yang dilakukan untuk merayakan Hari Raya Siwaratri secara maksimal, walaupun terhalang pandemi. Dengan cara melakukan upawasa atau melepaskan kenikmatan sejenak mulai dari matahari terbit. Contohnya, tidak berbicara. Hal ini sangat baik dilaksanakan agar kita tidak terbiasa dengan mengeluarkan kata–kata yang tidak seharusnya terucap oleh diri kita sendiri. Tidak lupa dengan selalu menjaga kesadaran kita terhdap firman Tuhan. Biasanya pada saat Hari Raya Siwaratri, dilakukan dengan mengucapkan japa seribu Siwa hingga seribu kali selama 36 jam.

Hal tersebut bisa dijadikan pedoman dalam menerapkan Hari Raya Siwaratri pada masa pandemi seperti sekarang ini. Walaupun terhalang Pandemi Covid-19, kesiapan kita dalam menghadapi Siwaratri tidak boleh terhalang. Maka dari itu kita sebagai Umat Hindu harus taat terhadap pelaksanaanya mulai dari melakukan hal yang mudah di dalam melakukan penyucian diri.

Ref : save-balineseculture.blogspot.com

Ni Wayan Cassya Bellinda Putri