Victim Blaming: Sudah jadi korban, kok masih aja disalahkan?

 Halo, teman-teman Psikopedia! Apakah kalian pernah menjadi korban dalam suatu masalah, tetapi respon orang lain bukannya membantu malah menyalahkan atau menyudutkan? atau jangan-jangan, kalian selalu merasa bersalah atas perbuatan yang bukan kalian lakukan? Bisa jadi, kalian mengalami fenomena yang disebut dengan “Victim Blaming”. Hmm, teman-teman tau gak nih apa itu Victim Blaming? Yuk, kita kupas tuntas langsung dengan membaca penjelasannya di artikel ini ya!

Pengertian Victim Blaming

Menurut Yulia (2017), Victim Blaming merupakan suatu perilaku yang menyebabkan korban dari tindakan kejahatan atau merugikan lainnya harus bertanggung jawab atas kesalahan yang menimpa mereka. Hal ini dapat membuat banyak orang berpikir bahwa pelaku dan korban merupakan pihak-pihak yang harus disalahkan atas peristiwa yang telah terjadi. Misalnya, ungkapan yang sering kita jumpai seperti “Mengapa kamu memakai baju yang kurang tertutup seperti itu?” membuat perempuan yang menjadi korban sexual harassment menjadi seorang pelaku dari perbuatan tersebut. Secara realitanya, seharusnya pelaku yang disalahkan karena melakukan perbuatan buruk yang dapat merugikan orang lain dengan melakukan perbuatan tersebut secara sadar.

Alasan Melakukan Victim Blaming

Alasan seseorang dapat melakukan victim blaming dikarenakan terjadi suatu reaksi yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja yang tanpa sadar dilakukan untuk melindungi diri dari perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Ketika seorang korban mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan, respon yang diberikan hanya bisa takut dan tidak dapat melawan pelaku. Agar korban merasa bahwa dirinya merasa aman, maka ia mengalami bias (kecenderungan pikiran) yang menyebabkan tidak bisa untuk mengungkapkan suatu kejahatan yang dialaminya sehingga merasa percaya bahwa suatu kejadian buruk yang sedang menimpanya merupakan suatu kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu. Selain itu, adanya persepsi masyarakat yang memandang bahwa korban memang pantas mendapatkan perlakuan buruk dikarenakan perilaku yang tidak sesuai dengan budaya yang ada di sekitar lingkungannya.

Dampak Menjadi Korban Victim Blaming

Dampak yang dialami menjadi korban victim blaming akan membentuk suatu pikiran bahwa ia secara terus menerus mengalami rasa bersalah sehingga dapat menimbulkan dampak yang lebih parah, seperti mengidap gangguan kesehatan mental yang meliputi kecemasan, depresi, dan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Ketika melakukan victim blaming, hal ini dapat menyusahkan korban dalam mengungkapkan peristiwa buruk yang telah terjadi kepada orang-orang di dekatnya maupun pihak berwajib. 

Cara Menghindari Perilaku Victim Blaming

Victim blaming yang terjadi dapat mendukung budaya bahwa pelaku yang melakukan kejahatan tidak mendapatkan hukuman yang seharusnya atau toleransi dengan perilaku yang dilakukannya. Oleh karena itu, cara kita menghindari perilaku victim blaming adalah memberikan dukungan kepada korban sexual harassment, KDRT, dan sebagainya. Selain itu, keluarga atau teman dekat membantu korban untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan melaporkan kepada pihak berwajib dan mendengarkan keluh kesah mereka dengan percaya apa yang telah terjadi tanpa harus menyalahkan korban.

Referensi 

Alfi, I. Halwati, U. (2019). Faktor-Faktor Blaming Victim (Menyalahkan Korban) di Wilayah Praktik Pekerja Sosial). Islamic Management and Empowerment Journal. 1(2). 217-219

Rosanti, O. T. (2019). Sikap Victim Blaming dan Dampaknya Pada Kesehatan Mental. Diakses pada tanggal 22 November 2022. https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/victim-blaming/

Penulis: Pratiningrum Salsabilla Anggivasari