Generasi Membangun Bonding ditengah Isu Senioritas Masa Perkuliahan

Haii, teman-teman Psikopedia!! Kalian harus mengetahui bahwa di dunia perkuliahan itu sama seperti SD, SMP, dan SMA yang memiliki kakak kelas dan adik kelas, tetapi panggilan yang lebih tua dan lebih muda di perkuliahan itu disebut kakak tingkat dan adik tingkat.

Nah, apakah kalian tahu apa itu senior dan junior? Senior adalah lebih tinggi jabatan dan lebih berpengalaman serta lebih tua, sedangkan junior itu berpangkatan lebih rendah atau lebih muda dari seniornya serta belum memiliki pengalaman yang luas dibanding senior.

Setelah aku jelaskan apa itu senior dan junior, teman-teman psikopedia harus mengetahui juga mengenai sebutan untuk kakak tingkat dan adik tingkat, dengan terciptanya sebutan senioritas dan junioritas.

Oleh karena itu, sebutan senioritas hadir karena mahasiswa yang semester perkuliahannya lebih diatas juniornya, seperti kakak tingkat yang semester perkuliahannya sudah menginjak semester 3, lalu mahasiswa baru atau adik tingkat yang baru masuk perkuliahan yang masih membutuhkan bimbingan dan adaptasi di lingkungan baru perkuliahan.

Senioritas ini termasuk kedalam sistem hierarki, apa sih itu sistem hierarki?

Sistem hierarki ini struktur organisasi yang memiliki tingkatan dengan kewenangan yang berbeda-beda setiap tingkatannya. Nah, senioritas ini termasuk sistem hierarki yang terdapat di sistem pendidikan. Salah satu contohnya, seperti perkuliahan.

Pada zaman sekarang, seringkali sistem hierarki disalahgunakan pada perkuliahan maupun organisasi lainnya, sering zaman sekarang sistem hierarki di perkuliahan ataupun organisasinya disalahgunakan, dimana hasilnya tindakan bullying dan penganiayaan terhadap junioritasnya. Dalam kejadian ini sering terdapat junior yang sampai meninggal dunia.

Peristiwa bullying dan penganiayaan kerap dilakukan oleh para kakak tingkat karena menganggap dirinya itu seorang senior yang kedudukannya atau wewenangnya lebih tinggi dari pada juniornya. Oleh karena itu, para senior kerap menjadikan alasan melatih kepemimpinan, mental, dan rasa solidaritas sebagai argumen untuk melakukan tindakan kekerasan tersebut.

Seharusnya, para kakak tingkat hadir bukan untuk mendiskriminasi atau menjatuhkan orang lain, tetapi seorang kakak tingkat hadir untuk membimbing dan mengajarkan adik tingkatnya mengenai hal-hal yang baik untuk membantunya mengenai aturan dan beradaptasi dengan lingkungan baru.Lalu peristiwa senioritas ini menunjukkan tidak adanya pedoman nilai moral dan etika di setiap dirinya. Maka dari itu, penting bagi para pelajar untuk mempelajari pendidikan karakter guna menunjang generasi bangsa yang memiliki nilai integritas, dan berperilaku baik.

Peristiwa senioritas vs junioritas ini memiliki kaitannya terhadap psikologi sosial yaitu Injuctive Norms. Lalu apa itu Injuctive Norms? Suatu jenis norma sosial yang menetapkan apa yang memang seharusnya dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh individu dalam suatu kelompok ataupun masyarakat.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari Injuctive Norms:

Saat dimana kita melihat adanya handphone yang jatuh di jalan, seharusnya kita mengembalikan handphone tersebut kepada sang pemiliknya dengan melaporkan kepada pihak yang berwajib untuk mencari informasi tentang sang pemilik handphone.

Nah, contoh Injuctive Norms ini sama dengan saat kita melihat suatu ketidakadilan yang terjadi pada isu senioritas dan junioritas.Senior yang melakukan tingkah yang negatif kepada juniornya, lingkungan sekitar ataupun orang sekitar seharusnya melaporkan peristiwa ini kepada pihak yang berwajib untuk menindaklanjuti kejadian bullying atau penindasan untuk mencegah terulangnya kejadian yang sangat memilukan hati keluarga korban maupun keluarga pelaku.

Seharusnya senior memberikan perilaku yang positif kepada juniornya, terlepas apapun itu alasan dari sang senior. Lalu, untuk menjadi contoh kepada juniornya itu yang benar bisa dengan cara berikut ini:

1.         Membuat bounding yang baik terhadap junior.

2.         Bersikap baik, ramah, dan tegas.

3.         Memberikan informasi yang akurat terhadap juniornya tentang perkuliahan ataupun hal lainnya.

4.         Menerima setiap saran dan kritik dari juniornya.

5.         Melakukan pendekatan dengan menjadi teman.

6.         Bersikap tegas terhadap junior yang kurang mengikuti aturan, tetapi tanpa melukai fisik ataupun mentalnya.

Sarannya untuk mencegah terjadinya peristiwa senioritas vs junioritas ini perlu dilakukan:

Dalam hal ini junior pun sebisa mungkin tidak mempedulikan ataupun memasukkan ke dalam hati ucapan seniornya, lalu diam untuk mendengarkan ucapannya tanpa menyakiti fisik, lalu saat sudah melebihi batas kesabaran sesekali bisa melawan dengan membantah ucapannya dengan menegurnya, lalu mengajak saling meminta maaf, tetapi di saat senior sudah mulai tidak dapat diajak saling meminta maaf dan sudah berani menyakiti fisik segera laporkan tindakannya kepada orang tua, dosen, terlebih semakin parah senior menganiaya segera lapor pihak yang berwajib.

Referensi :

Nurhayani. (2019, October 28). Cara Menghadapi Senior yang Menyebalkan Agar Kuliah Menjadi Aman. Zona Mahasiswa. https://www.zonamahasiswa.com/cara-menghadapi-senior-yang-menyebalkan/

administrator. (2023, March 8). Pengertian Hierarki: Struktur Organisasi dalam Berbagai Bidang. Pengertian. https://www.pengertian.co.id/hierarki

Fadila Pradani. (2023, August 30). Organisasi Itu Solidaritas Bukan Senioritas – Kompasiana.com. KOMPASIANA; Kompasiana.com. https://www.kompasiana.com/fadilapradani2375/64ee19f208a8b50c2f773fa6/organisasi-itu-solidaritas-bukan-senioritas

Rosa Panades (PhD, & Chris Drew (PhD. (2023, January 28). Injunctive Norms: Definition and 10 Examples. Helpful Professor. https://helpfulprofessor.com/injunctive-norms/

Panjimhs. (2019, April 6). Apa itu junior? Glosarium Online. https://glosarium.org/arti-junior/

Panjimhs. (2019, April 7). Apa itu senior? Glosarium Online. https://glosarium.org/arti-senior/

Ade Sri Wahyuni