Buah Pelanggaran HAM dalam Perang Rusia-Ukraina: Suspensi Rusia dalam Human Rights Council oleh PBB

Proses voting yang menjadikan Rusia sebagai negara anggota tetap pertama yang keanggotaannya dicabut oleh negara anggota lain dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). [Andrew Kelly/Reuters]

 

United Nation General Assembly (UNGA) melakukan vote yang menghasilkan penangguhan terhadap Rusia dari badan hak asasi manusia. Hal tersebut didasari oleh tuduhan tentara Rusia dalam agresi militernya terhadap Ukraina, yang bertanggung jawab dalam pembunuhan warga sipil di sekitar ibu kota Ukraina. Pemungutan suara tersebut dilakukan terhadap resolusi yang digagas oleh Amerika Serikat. 

Putusan singkat ini menyatakan “Terdapat laporan, khususnya laporan pelanggaran dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) serta pelanggaran hukum humaniter internasional oleh Federasi Rusia terhadap Darurat HAM dan kemanusiaan yang terjadi di Ukraina. Dimana hal tersebut merupakan kasus pelanggaran berat pada HAM dan membangkitkan keprihatinan besar serta rasa simpati.” Berdasarkan pernyataan dari Amerika Serikat mendapatkan hasil voting mencapai dua pertiga mayoritas anggota pemungutan suara UNGA yang diperlukan untuk persetujuan resolusi, dengan 93 suara mendukung dan 24 menentang. Sebanyak 58 negara abstain, tetapi suara mereka tidak dihitung dalam penghitungan akhir. Hal tersebut membuat Rusia menjadi negara anggota tetap pertama yang keanggotaanya dicabut dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

Pelanggaran kemanusiaan Rusia terhadap masyarakat Ukraina

Tampak mayat yang bergelimpangan di sekitaran jalan Ukraina (Source: CNBCIndonesia.com)

 

Konflik antara Rusia dan Ukraina masih memanas hingga hari ini, Rusia masih terus melakukan penyerangan terhadap Ukraina. Baru-baru ini Rusia mendapatkan sanksi atas pelanggaran HAM berat yang dilakukan terhadap Penduduk sipil Ukraina tepatnya di Kota Bucha, serangan bersenjata Rusia yang sangat parah menyebabkan banyak mayat penduduk sipil bergelimpangan.

 Selain itu, tentara Rusia juga dituduh melakukan pemerkosaan terhadap penduduk sipil. Dalam pidatonya pada Dewan Keamanan PBB, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia juga melakukan tindakan semena-mena seperti menembak warga sipil di jalan. Lebih parahnya lagi mereka melempar warga-warga tersebut kedalam sumur dan melindas menggunakan tank. Sesuai dengan hasil voting dalam Resolusi Majelis Umum PBB memutuskan untuk mengeluarkan Rusia dari Dewan HAM PBB hasil voting menunjukkan sebanyak 93 negara mendukung, 24 negara menolak, dan negara yang memilih untuk abstain sebanyak 58. 

 

Reaksi komunitas internasional terhadap invasi Rusia di Ukraina

Bendera Rusia berkibar di luar Konsulat Jenderal Federasi Rusia di New York di Manhattan, New York City, AS, 2 Agustus 2021. [REUTERS/Andrew Kelly]

Sebelum Rusia ditangguhkan dari Dewan HAM PBB, komunitas internasional telah memberikan beragam reaksi terkait invasi yang dilakukannya terhadap Ukraina. Selain mendapatkan kritik serta kecaman dari masyarakat internasional, Rusia juga harus menerima hukuman yang dilakukan dalam aspek pemerintahan dan menyangkut pada sisi politik internasional. Pada hari Selasa, 29 Maret 2022, sejumlah negara Eropa secara kolektif mengusir puluhan diplomat Rusia dari negaranya. Negara yang meliputi Belanda, Ceko, Irlandia, dan Belgia telah mengusir 43 diplomat Rusia dari negaranya, guna mempertahankan keamanan serta stabilitas nasional negaranya masing-masing.   

Tindakan invasi Rusia ke Ukraina memberi dampak yang besar bagi para diplomat Rusia di negara lain. Tindakan pengusiran sejumlah diplomat Rusia mulai dilakukan oleh beberapa negara Uni Eropa. Lebih dari empat puluh diplomat dianggap sebagai persona non grata dan 43 staf kedutaan Rusia dipulangkan. Pengusiran ini juga terus merambat ke beberapa negara seperti Finlandia, Italia, dan Denmark. 

Keputusan pengusiran ini dianggap sebagai bentuk pertahanan keamanan. Hal ini terjadi karena komunitas internasional menganggap bahwa Rusia telah melakukan operasi militer ilegal yang tidak sesuai dengan perilaku diplomatik dan hukum internasional. Para diplomat Rusia dianggap sebagai mata-mata yang berkedok sebagai diplomat. Tidak tinggal diam, pemerintah Rusia akhirnya menyatakan balasan mereka dengan mengancam untuk mengusir sejumlah diplomat Amerika yang menetap di Rusia.

 

Referensi

Al Jazeera. (2022, April 7). UN suspends Russia from human rights body over Ukraine abuses. United Nations News | Al Jazeera. Diakses melalui https://www.aljazeera.com/news/2022/4/7/un-to-vote-on-suspending-russia-from-rights-council 

Awaludin, H. (2022, April 14). Ramai-ramai Menghakimi Rusia. Kompas.id. Diakses melalui https://www.kompas.id/baca/opini/2022/04/14/ramai-ramai-menghakimi-rusia/ 

BBC News Indonesia. (2022, April 9). Perang Ukraina: Mengapa Indonesia abstain saat Rusia dikeluarkan dari Dewan HAM PBB?  Diakses melalui https://www.bbc.com/indonesia/dunia-60983129

CNN Indonesia (2022, Maret 29). Diplomat Dan Intelijen Rusia diusir dari Negara-Negara Eropa. Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220329224603-134-777691/diplomat-dan-intelijen-rusia-diusir-dari-negara-negara-eropa 

Puspaningrum, B. A. (2022, Maret 30). Puluhan Diplomat Rusia Diusir dari Negara-negara Uni Eropa, Dituduh sebagai Mata-mata. KOMPAS. Diakses melalui https://www.kompas.com/global/read/2022/03/30/123000570/puluhan-diplomat-rusia-diusir-dari-negara-negara-uni-eropa-dituduh 

Radio Free Europe/Radio Liberty.  (2022, April 5). European Countries Expel Dozens More Russian Diplomats After Ukraine Reports. Retrieved from https://www.rferl.org/a/russia-diplomat-expulsions-italy-denmark/31786690.html 

IRB News - Politics