Sejarah Panjang Taliban – Afghanistan

Sumber Foto: Bisnis.com

 

Beberapa hari terakhir, tatanan internasional digemparkan oleh kelompok militer Taliban yang mencoba mengambil alih seluruh wilayah Afghanistan. Mengutip dari Al Jazeera, Presiden Ashraf Ghani menyerahkan Istana Kepresidenan Afghanistan kepada kelompok Taliban dan melarikan diri demi mencegah pertumpahan darah di Afghanistan. Hal ini terjadi ketika Amerika Serikat mulai menarik pasukannya dari Afghanistan dengan adanya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Taliban. Namun, penarikan tersebut justru memberikan peluang untuk Taliban melancarkan serangan dan strateginya untuk merebut wilayah yang dikuasai pasukan Afghanistan.  Saat ini, kelompok Taliban sendiri telah berhasil menduduki ibu kota Kabul dan menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan.

Kejadian ini tidak terlepas dari tragedi 11 September 2001, dimana Osama bin Laden dituduh sebagai dalang dari peristiwa tersebut dan akhirnya berujung dilengserkannya Taliban dari kekuasaannya di Afghanistan oleh pasukan yang dipimpin Amerika Serikat. Sejak tragedi tersebut, situasi di Afghanistan dipenuhi dengan peperangan panjang selama kurang lebih 20 tahun. Tahun 2014 silam bisa dibilang menjadi tahun paling berdarah sejak dimulainya peperangan di tahun 2001, hal ini ditandai dengan hadirnya NATO untuk membantu tantara Amerika Serikat di Afghanistan. Kelompok Taliban pun kian kuat dari tahun ke tahun dengan merebut sejumlah wilayah di Afghanistan hingga akhirnya mampu menduduki ibu kota Kabul. 

Kelompok Taliban memiliki pengaruh yang cukup besar dan memiliki sejarah panjang di Afghanistan. Sebagian besar anggota kelompok Taliban adalah pelajar dari pesantren yang dibangun pada tahun 1980-an oleh para pengungsi Afghanistan di Pakistan. Aksi dari kelompok Taliban sendiri dahulu dipicu oleh orang – orang dari etnis Pashtun di sejumlah pesantren yang didanai oleh Arab Saudi, dimana kebanyakan menganut aliran Sunni garis keras. Selain itu, pada tahun 1990-an, ketidakstabilan situasi politik dunia dan runtuhnya Uni Soviet, membuat kelompok Taliban semakin dikenal.

Maka dari itu, sekitar tahun 1995, kelompok Taliban berhasil merebut Provinsi Herat, di perbatasan Iran. Tidak berhenti sampai situ, akhirnya kelompok Taliban juga berupaya menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan, termasuk ibu kota Kabul. Kelompok Taliban juga memberlakukan hukum Islam secara ketat dan tidak berkeprimanusiaan, seperti eksekusi publik sebagai hukumannya, hingga menuntut perempuan untuk berpakaian tertutup. Mengutip dari BBC, kelompok Taliban juga menentang adanya “kebebasan berekspresi”, yang mana masyarakat dilarang mendengarkan musik, menonton televisi, serta melarang perempuan untuk mendapat pendidikan formal di sekolah.

 

References

 

Al Jazeera. (2021, August 16). Afghan President Ghani flees country as Taliban enters kabul. Ashraf Ghani News | Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2021/8/15/afghan-president-ghani-flees-country-as-taliban-surrounds-kabul. 

Abbas, H. (2014). The Taliban Revival. Yale University Press.

BBC. (2021, August 16). Afghanistan: Taliban kembali berkuasa, ‘setiap orang KETAKUTAN’, Warga MERATAPI hilangnya kebebasan. BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58227538. 

CNN Indonesia, C. N. N. (2021, August 17). Perang Afghanistan dan Sejarah Taliban YANG Kembali Berkuasa. internasional. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210816220046-118-681330/perang-afghanistan-dan-sejarah-taliban-yang-kembali-berkuasa

Crews, R. D., & Tarzi, A. (Eds.). (2009). The Taliban and the crisis of Afghanistan. Harvard University Press.

Laub, Z. (2014). The Taliban in Afghanistan. Council on Foreign Relations, 4(7), 1-9.

Rashid, A. (1999). The Taliban: exporting extremism. Foreign Affairs, 22-35.

 

Author: Syadilla Rachmanda Cardosh | IRB News

Editor: Uttari Kandha Ariwangsa | IRB News

Syadilla Rachmanda Cardosh