Social Day Festival TFISC 2021: Zero Waste Webinar

SMALL ACT, BIG DIFFERENT

Zero Waste merupakan filosofi yang dijadikan sebagai gaya hidup untuk mendorong siklus sumber daya sehingga produk dapat digunakan kembali. Zero Waste dimulai dengan keinginan untuk mengubah kebiasaan konsumsi dan mengajak kita untuk mengevaluasi gaya hidup dan melihat bagaimana sesuatu yang kita konsumsi bisa berdampak negative terhadap lingkungan. Zero Waste tidak dianggap sebagai tujuan, melaikan proses.

Pada hari Kamis, 15 Juli 2021, dalam rangkaian perayaan ke 3 dari Social Day Festival, Teach For Indonesia Student Community (TFISC) Binus University bekerja sama dengan Zero Waste Indonesia menyelenggarakan webinar Zero Waste: Small Act, Big Difference. Webinar ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan saat ini dan betapa pentingnya mengurangi sampah sekali pakai. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah terbesar di dunia. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat menerapkan gaya hidup minim sampah dalam kehidupan sehari-hari dan memdapatkan tips gaya hidup minim sampah dan pengelolaan sampah domestik.

Webinar ini dibawakan oleh Alifah Zihni Rahmayani yang merupakan Head of People and Culture Zero Waste Indonesia. Dalam pembahasan webinar Zero Waste, kak Fafa (sapaan akrab Alifah Zihni Rahmayani) menjelaskan beberapa kampanye yang dilakukan oleh Zero Waste salah satunya adalah #Zerowasteid31days yang biasa dilakukan di awal tahun. Kampanye ini berupa challenge dalam 1 bulan untuk menerapkan gaya hidup Zero Waste yaitu mengganti barang yang menyebabkan sampah seperti penggunaan kantong plastik yang diganti dengan reusable bag. Kak Fafa memaparkan bahwa setiap orang bisa menghasilkan sampah sebanyak 0,7 kg dalam satu hari. Dari banyaknya jenis-jenis sampah yang ada, sampah yang banyak dikonsumsi yaitu jenis sampah organik dengan persentase angka sebesar 60%, karena sampah jenis ini dihasilkan dari limbah rumah tangga seperti sayuran dan buah-buahan.

Kak Fafa juga menyampaikan tentang pengolahan sampah atau Waste Management dengan menggunakan sistem sirkular. Pertama-tama, sampah muncul di rumah tangga/industri, yang seharusnya kita lakukan yaitu memilah sampah dengan baik dan benar karena apabila dari banyaknya jenis sampah yang akan tercampur dapat sangat berbahaya. Kenapa sampah tidak boleh dicampur? Alasannya karena diantara sampah-sampah tersebut masih ada sampah yang bermanfaat atau bisa di daur ulang. Jika sampah yang di daur ulang tersebut tercampur maka, sampah yang tadinya bisa bermanfaat kembali justru akan terbuang sia-sia ke tempat pembuangan akhir. Menurut survei yang dilakukan oleh Waste4Change pada 2019 mengenai kesadaran manajemen sampah, bahwa faktanya kegiatan memilah sampah ini masih tidak dilakukan dengan maksimal dan sebesar 50,8% populasi rumah tangga tidak memilah sampah dengan baik.

Lalu, kak Fafa menyampaikan bahwa Zero Waste merupakan sebuah filosofi yang memiliki tujuan untuk mendorong siklus yang sirkular terhadap sumber daya agar suatu produk dapat dimanfaatkan kembali secara berkelanjutan tanpa mengganggu ekosistem. Sebenarnya konsep Zero Waste sudah diterapkan sejak dahulu kala yaitu ketika para makhluk di zaman purba sudah mulai hidup berdampingan dengan alam tetapi mereka tetap menghargai kehidupan lain di alam tersebut agar kehidupan bisa terus berlanjut. Pada zaman kehidupan awal modernisasi, dimasa masih ada keterbatasan produksi barang packaging sehingga packaging yang digunakan dikembalikan pada produsen untuk dibersihkan dan digunakan kembali. Konsep ini sudah menerapkan Zero Waste secara tidak langsung, karena tidak menambah limbah sampah yang dihasilkan oleh bekas packaging sebuah produk.

Kak Fafa sebagai pemateri menyimpulkan bahwa Zero Waste bisa menjadi salah satu cara untuk meminimalisir sampah. Zero Waste juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengolah sampah secara berkelanjutan yang efektif dan paling hemat biaya bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam melawan perubahan iklim, melindungi kesehatan manusia, dan menciptakan kehidupan yang berkelanjutan, serta cara ini sangat hemat biaya dan bisa dilakukan oleh semua masyarakat.

Setelah pemaparan materi yang dibawakan oleh ka Greta, akan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh pembawa acara. Pada sesi QnA, antusiasme peserta sangat tinggi, banyak pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peserta melalui kolom chat. Adanya sesi QnA ini dengan tujuan agar dapat membantu peserta mendapatkan solusi dan pandangan yang lebih luas dalam kondisi permasalahan mereka sekarang ini. Saat semua rangkaian acara webinar telah selesai, akan ditutup dengan melakukan sesi foto bersama panitia, pembicara dan seluruh peserta. Bagi peserta yang mengikuti webinar ini hingga akhir, peserta akan mendapatkan e-certificate dan khususnya binusian akan mendapatkan poin SAT.

 

DOKUMENTASI KEGIATAN: