Menghadapi Era Kecerdasan Buatan

Halo semuanya, Namo Buddhaya. Hampir semua dari kita pasti pernah mencoba Artificial Intelligence (AI) dan tidak sedikit orang memberikan respons senang, sekaligus takut. Hal ini dikarenakan AI telah berkembang dengan sangat pesat melampaui perkiraan banyak orang, terutama sejak peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada November 2022. Sebagai contoh, sebagian masyarakat berpikir bahwa robot hanya akan bisa mengambil pekerjaan fisik seperti pelayan. Namun, jika dilihat pada kenyataannya, AI telah berhasil menyajikan gambar, mengajar, dan memberikan pendapat, meskipun tidak sama persis seperti manusia. Bahkan, menurut Harari (2023) dalam GREATMINDSOfficial, AI jauh lebih kreatif dibandingkan manusia. Harari menggunakan AI catur sebagai contoh, dimana ide dibalik gerakan yang diberikan melebihi para Grandmaster. Lantas, bagaimana cara agar tidak terjatuh dalam useless class pada era perkembangan ini?

Mantan Juara Dunia Catur, Garry Kasparov melawan Deep Blue (Komputer)

Dalam era perkembangan ini, menghindari jatuh ke dalam useless class dapat dilakukan dengan beberapa cara cerdas. Pertama, penting untuk memandang dan memanfaatkan kecerdasan buatan sebagai collaborators, bukan sebagai competitors (Reese, 2022). Alih-alih melihat AI sebagai ancaman, manfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Dengan AI menjalankan tugas-tugas rutin, orang-orang dapat memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk fokus pada pekerjaan yang memang membutuhkan kecerdasan manusia. Misalnya, sementara AI mempromosikan produk, manusia dapat fokus pada strategi bisnis yang lebih dalam. Selain itu, AI juga dapat digunakan sebagai collaborators dalam membuat pekerjaan baru. Salah satunya adalah selebriti instagram atau selebgram yang telah menjadi profesi dan impian bagi sebagian masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa kehadiran AI tidak selalu berarti menghilangkan pekerjaan manusia. Sebaliknya, teknologi seperti layanan perbankan melalui ponsel (M-Banking) dapat memberikan kemudahan bagi banyak orang dengan meminimalkan kebutuhan transaksi tunai yang rawan hilang. Bahkan, M-Banking dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan terhadap layanan keuangan, memungkinkan bantuan lebih mudah diakses oleh mereka yang membutuhkannya.

Perlu diingat bahwa dunia selalu berubah. Perubahan adalah hal yang konstan dalam kehidupan ini. Orang-orang yang tidak dapat beradaptasi dengan AI dapat tergilas oleh perkembangan teknologi. Hal terpenting dalam menghadapi perubahan adalah sikap terbuka dan fleksibel. Oleh karena itu, penting untuk terus belajar dan berkembang agar tetap relevan dalam lingkungan yang berubah dengan cepat. Terima kasih telah membaca, Namo Buddhaya.

Daftar referensi:

GREAT MINDS Official. (2022). Yuval Noah Harari | AI and useless class | great minds highlights [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=94o-9zR2bew

Reese, H. (2022). How to survive the A.I. Revolution. Diambil kembali dari Stanford Graduate School of Business: https://www.gsb.stanford.edu/insights/how-survive-artificial-intelligence-revolution

Winsen Olando