Mengenal Garuka Kamma di Dalam Ajaran Agama Buddha
Mengenal Garuka Kamma di Dalam Ajaran Agama Buddha
Penulis : Bodhi Dharmawan
Hallo teman-teman se-Dhamma, kali ini saya akan menjelaskan tentang Garuka Kamma, sebelumnya kalian pasti sudah tahu kan tentang hukum karma? Nah kali ini saya akan lebih menjelaskan tentang Garuka Kamma. Sebelum mulai Garuka Kamma, mari kita mengulas sedikit tentang hukum karma.
Karma berarti perbuatan atau aksi yang dilakukan, dalam Nibbedhika Sutta Buddha Gotama memperjelas bahwa karma adalah kehendak. Lalu Para bhikku, menyimpulkan kehendak dapat bertindak melalui jasmani, ucapan, atau pikiran. Setiap makhluk hidup akan mengikat pewaris karma dari perbuatannya sendiri. Sang Buddha pernah berkata “Sesuai benih yang ditabur, Demikian buah yang diperoleh, Pelaku kebaikan akan mengumpulkan kebaikan/kebahagiaan, Pelaku keburukan, memperoleh keburukan/penderitaan. Taburlah biji dan kamu akan merasakan buah darinya.”. Kalimat Sang Buddha mengajarkan kita untuk dapat menyimpulkan bahwa semua tindakan yang kita lakukan, itu yang akan kita dapat dimasa yang akan datang. Jika kita bertindakan untuk berbuat baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang baik juga, tetapi sebaliknya jika kita melakukan tindakan yang buruk, maka kita akan mendapatkan penderitaan.
Didalam hukum karma ada sangat banyak jenis karma, kali ini saya akan menjelaskan tentang Garuka Kamma, yang merupakan jenis karma berdasarkan sifat dari akibat yang dihasilkannya. Garuka kamma atau Karma Berat adalah perbuatan yang memiliki kualitas kekuatan yang besar yang mampu menimbulkan hasil dalam kehidupan kedua, dan kekuatan kamma lain tidak mampu mencegahnya. Didalam Garuka Kamma ada 2 jenis yang terdiri dari Akusala Garuka Kamma dan Kusala Garuka Kamma.
Akusala Garuka Kamma (perbuatan jahat yang berat) adalah Niyatamicchaditthi-Kamma (perbuatan pandangan salah yang pasti) dan Pancanantariya-Kamma (lima perbuatan durhaka, yaitu membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh Arahat, melukai seorang Buddha dan memecah-belah Sangha). Akibat dari melakukan Akusala Garuka Kamma adalah dilahirkan kembali ke alam Apaya (Alam yang menyedihkan, yaitu alam neraka, alam setan, alam binatang dan alam asura). Akusala Garuka Kamma juga disebut sebagai Anantariya Kamma karena dampaknya masih dapat di rasakan dikehidupan selanjutnya.
Contoh Akusala Garuka Kamma adalah Devadatta yang telah melukai kaki Sri Buddha dan memecah-belah Sangha, dilahirkan kembali di alam neraka Avici. Dan Raja Ajatasattu yang telah membunuh ayahnya (Raja Bimbisara) tidak dapat meraih kesucian Sotapana (tingkat kesucian pertama) karena kekuatan besar dari Akusala Garuka Kamma.
Kusala Garuka Kamma (perbuatan Baik yang berat) adalah hasil dari melaksanakan Samatha-Bhavana (meditasi ketenangan batin) sehingga mencapai Rupa-Jhana 4 dan Arupa-Jhana 4 atau disebut Jhana 8. Akibat dari melakukan Kusala Garuka Kamma adalah dilahirkan kembali di alam Brahma.
Jika Akusala Garuka Kamma, tidak memiliki waktu untuk menimbulkan hasil, maka mempunyai kesempatan untuk berubah menjadi Upatthambhaka Kamma (karma pendukung). Sebaliknya, jika Kusala Garuka Kamma tidak memiliki waktu untuk menimbulkan hasil, maka akan menjadi Ahosi Kamma dan tidak mempunyai kesempatan untuk menjadi Upatthambhaka Kamma (Kamma pendukung).
Demikian penjelasan saya tentang Garuka Kamma berdasarkan pengetahuan saya selama belajar di agama Buddha, semoga apa yang saya jelaskan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan teman teman sekalian tentang apa itu Garuka Kamma atau Karma Berat didalam ajaran agama Buddha.
Link Referensi :
https://bhagavant.com/kamma-karma-perbuatan