Mengejar Kebahagiaan

“It is not how much we have, but much we enjoy” – Charles Spurgeon

Pada masa yang sekarang ini, banyak orang yang merasa kurang bahagia dengan hidupnya. Hal tersebut bisa dikatakan karena masalah yang sepele yaitu, ketika kita tidak memperoleh sesuatu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena hal tersebut lah, banyak orang yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan hidupnya tersebut dan menimbulkan rasa tidak bahagia dalam diri mereka. Menurut Bhantte Uttamo, bahagia batin dapat dibentuk dalam diri kita yaitu dengan menerima keadaan atau kenyataan sebagai mana adanya contohnya, jika kita memiliki fisik yang kurang ada baiknya kita menerima hal tersebut dengan lapang dada dengan demikian kita akan merasa bahagia secara spiritual, juga sama halnya dengan keadaan ekonomi, batin, dan dalam hal pasangan hidup.

Salah satu cara yang cara yang dapat dilakukan agar merasa hidup lebih bahagia adalah dengan mempercayai adanya proses. Bhantte Uttamo memberikan filosofi meditasi sebagai contoh. Sebagai umat Buddha, tentu kita tahu bahwa kita diajarkan untuk meditasi. Melalui meditasi tersebut kita dapat mengamati adanya proses, mulai dari menarik nafas dan mengeluarkan nafas. Yang artinya, dimana kita selalu diajarkan bahwa hidup kita berproses, tidak selalu akan datang hal-hal yang baik saja. Namun, terkadang ada juga hal buruk yang menghampiri. Misalnya saja, ketika kita melakukan suatu usaha ada kalanya dimana kita akan mengalami keuntungan, namun ada kalanya kita juga mengalami kerugian. Misalnya lagi, ketika ada pertemuan pasti ada yang namanya perpisahan.

Cara lain yang dapat kita lakukan untuk meraih kebahagiaan adalah dengan berani melepas apa yang kita senangi. Kebanyakan orang merasa takut untuk melepaskan, mulai dari melepaskan kekayaan (rugi), melepaskan kesehatan (sakit), bahkan melepaskan orang yang kita cintai. Hal itu dapat terjadi karena, kita merasa sulit untuk menerima kenyataan bahwa kita tidak mendapat apa yang kita inginkan.

Pada akhirnya, untuk meraih kebahagiaan terdapat pada pola pikir kita sendiri. Apakah kita ingin bahagia atau tidak, bahagia akan menghampiri kita jika kita sudah cukup mensyukuri dengan menerima diri kita apa adanya dan juga mampu melepas apa yang kita senangi. Selain itu, juga harus menghargai proses yang ada dan juga menyadari bahwa hidup yang berproses itu tidak selalu bahagia atau tidak selalu hanya ada yang baik-baik saja namun juga terdapat hal yang buruk yang mungkin akan menghampiri kita.

“Hidup ini seperti anggapan kita. Bila kita anggap sulit, sulitlah hidup ini. Bila kita anggap menyenangkan, senanglah hidup ini.” – Ahmad Tohari

Tiffany Juliana