Vegan atau Vegetarian

Ditulis oleh Leaane Pingkan

Beberapa tahun belakangan ini, tren menjadi praktisi vegan dan vegetarian meningkat secara signifikan, pun dalam praktiknya memiliki banyak macam dan caranya seperti raw vegan atau lacto-vegetarian. Kita juga mungkin sering melihat atau mendengar tentang diet berbasis tanaman atau resep makanan atau olahan tanpa menggunakan susu atau mentega (dairy product).

Jadi, apa itu vegan dan vegetarian, dan apa perbedaannya?

Mungkin banyak teman-teman yang mengira vegan atau vegetarian sama. Well, sebenarnya ada satu perbedaan antara vegan dan vegetarian teman-teman, yaitu: konsumsi produk sampingan tanpa pembunuhan hewan seperti susu, keju, dan telur. Vegan adalah bentuk vegetarian yang ketat karena tidak mengonsumsi produk sampingan yang sudah disebutkan sebelumnya, sedangkan vegetarian masih mengonsumsi produk-produk tersebut. Namun keduanya masih tetap sama dalam prinsip untuk tidak mengonsumsi produk atau olahan berbahan dasar hewan.

Manakah yang lebih baik, vegan atau vegetarian?

Keduanya tentu baik, di mana para praktisinya mengonsumsi sayur dan buah secara rutin serta terhindar dari risiko penyakit-penyakit berat seperti diabetes, penyakit pada organ hati, dan kanker. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, contohnya vegetarian memiliki risiko lebih kecil akan defisiensi atau kekurangan nutrisi, sedangkan vegan lebih terhindar dari risiko kanker dibandingkan vegetarian.

Namun, tentu terdapat kekhawatiran ketika mengambil gaya hidup ini, contohnya seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Mungkin teman-teman sering mendengar tentang beberapa praktisi, terutama di kalangan vegan, mengalami penurunan kesehatan karena kekurangan vitamin B12, vitamin D, zat besi, protein, atau dan kalsium.

Perlu diingat teman-teman, gaya hidup vegan atau vegetarian yang baik dan sehat adalah gaya hidup yang memiliki pola makan yang baik dengan kebutuhan nutrisi yang tercukupi. Untuk mengurangi risiko dan mengimbangi kebutuhan nutrisi, kita dapat mengonsumsi suplemen atau mengonsumsi makanan seperti spirulina, produk kedelai seperti tahu, atau kacang-kacangan.

Kenapa, sih, kita harus bervegetarian?

Alasan para praktisi vegetarian dan vegan beragam ketika memilih untuk memilih bentuk gaya hidup ini. Banyak di antaranya memilih gaya hidup ini sebagai pilihan etis dalam konsumsi, gerakan nyata atas penolakan pembunuhan maupun eksploitasi binatang. Beberapa alasan lainnya seperti faktor kesehatan, kepercayaan, masalah ekologis, atau sekadar tantangan pribadi bagi individu itu sendiri juga mempengaruhi para praktisi untuk memilih gaya hidup ini.

Bagaimana praktik bervegetarian di ajaran Buddha?

Dalam sila pertama Pancasila Buddhis, dituliskan untuk para praktisi Buddhis untuk melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup. Contohnya dengan tidak mengonsumsi hewan hidup-hidup. Dalam ajaran Buddha, para praktisi Buddhis sendiri tidak diharuskan menjadi vegetarian, namun sangat dianjurkan, terutama bagi yang sudah memiliki tingkat pembinaan yang tinggi. Sedangkan untuk kaum Sangha, mereka sendiri bervegetarian.

Dalam ajaran Buddhis sendiri terdapat batasan-batasan yang cukup variatif tergantung pada referensi yang diambil. Contohnya dalam Majjhima Nikaya 55, Sang Buddha membedakan antara daging yang diizinkan dan daging yang tidak diizinkan untuk dimakan. Untuk pembahasan lebih dalam, dapat teman-teman baca di sini: https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/pandangan-sang-buddha-tentang-makan-daging/.

Penulis berharap dalam ke depannya penulis dan teman-teman sekalian dapat mempraktikkan vegetarian dalam kehidupan sehari-hari, tentu selain untuk kesehatan diri sendiri, juga untuk lingkungan sekitar. Tentu akan sulit sekali untuk mempraktikkan vegetarian untuk jangka waktu yang lama secara langsung. Kita dapat memulainya secara perlahan dengan melatih diri untuk konsumsi vegetarian dalam durasi singkat seperti tiga hari, jika sanggup maka ditambah menjadi seminggu, dan seterusnya. Kita juga dapat menghindari konsumsi daging secara perlahan dengan produk substitusi seperti daging analog atau jamur.

 

Referensi:

Leaane Pingkan