Empat Tingkat Pencerahan dalam Agama Buddha

Ditulis oleh Lavia Tamrin

Halo teman-teman se-Dhamma! Sebagai seorang penganut agama Buddha, kita pasti sudah familiar dengan kata ‘Arahat’. Dalam agama Buddha, Arahat atau Arhat adalah seseorang yang telah lepas dari belenggu; seseorang yang telah mendapat pencerahan sempurna dan mencapai nirvana. Namun, Arahat ternyata merupakan tingkatan tertinggi dari empat tingkat pencerahan yang ada dalam agama Buddha, lho. Jadi, sebelum kita dapat mencapai tingkat pencerahan Arahat, kita harus melewati tiga tingkat pencerahan lain di bawah Arahat. Sebagai bakal calon Buddha, yuk, kita lihat apa itu empat tingkat pencerahan dalam agama Buddha.

Empat tingkat pencerahan adalah empat tahap menuju pencerahan sempurna sebagai seorang Arahat, yaitu: (1) Sotapanna, (2) Sakadagami, (3) Anagami, dan (4) Arahat. Manusia yang telah memulai pelatihan pada jalur Buddha untuk mempelajari kebenaran dan melepas belenggu sudah mulai memasukki tingkatan pencerahan ini. Sedangkan, penggolongan manusia biasa yang belum melepas belenggu dan kekotoran batin berada diluar empat tingkatan pencerahan ini, dan biasanya disebut putthujhana atau manusia biasa. Pembagian empat tingkat pencerahan dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Sotapanna – pemasuk arus

Tingkat pertama adalah Sotapanna, yang berarti pemasuk arus. Arus berarti Jalan Utama Berunsur Delapan, yang merupakan Dhamma tertinggi. Seorang pemasuk arus akan mencapai pencerahan paling banyak dalam tujuh kehidupan, dan akan terlahir sebagai manusia atau di surga dengan kondisi bahagia. Untuk mencapai tingkat ini, seorang manusia suci harus berhasil melepas tiga belenggu pertama (Sakkayaditthi, Vicikiccha, dan Silabbataparamasa).

  1. Sakadagami – kembali sekali

Tingkat kedua adalah Sakadagami, yang berarti ia yang sekali kembali. Ini berarti seorang Sakadagami hanya akan terlahir sebagai manusia sekali lagi, dan mencapai nirvana dalam kehidupan tersebut. Untuk mencapai tingkat ini, seorang manusia suci berhasil melepas tiga belenggu pertama (belenggu yang dilepas pada tahap Sotapanna) dan mengendalikan dua belenggu selanjutnya, yaitu Kamaraga (hawa nafsu rendah) dan Patigha (kebencian, dendam, dan kemauan jahat).

  1. Anagami – tidak kembali lagi

Tingkat ketiga adalah Anagami, yang berarti ia yang tidak kembali. Seorang Anagami tidak akan terlahir di dunia manusia atau dunia rendah. Beliau akan terlahir di alam Tusita secara spontan. Seorang Anagami sudah terlepas dari lima belenggu rendah yang mengikat kelahiran kembali, yaitu Sakkayaditthi, Vicikiccha, Silabbataparamasa, Kamaraga, dan Patigha.

  1. Arahat

Tingkat keempat adalah Arahat. Seorang Arahat adalah manusia yang sudah tercerahkan sepenuhnya dan terlepas dari seluruh belenggu. Ketika meninggal, beliau tidak akan terlahir kembali karena sudah terlepas dari roda reinkarnasi.

 

Referensi:

Lavia Tamrin