Matahari Mendua

Written by. Ivonni Gozali

Halo teman se-Dhamma. Apakah kalian pernah membayangkan sepanas apa bumi jika mempunyai dua matahari? Wah! Jangan-jangan kiamat lagi. Jika matahari ada dua tentu suhu yang dihasilkan bisa menjadi berkali lipat. Mendingan pergi ke Mars aja kita.

Namun, matahari yang satu ini buatan manusia, loh! Ternyata memang benar bahwa hal yang paling canggih di dunia ini adalah otak manusia sendiri. China membuat matahari buatan yang suhunya hampir 7 kali lebih panas dari matahari asli. Sebagai orang awam, tentu kalian akan terkejut mendengar kabar ini. Hal pertama yang aku pikirkan adalah akan ada dua matahari di langit, jadi Indonesia akan lebih panas dari yang kita alami sekarang. Namun, ternyata matahari buatan dari China tidak seperti yang aku bayangkan.

China menyebutnya “matahari buatan” karena meniru reaksi fusi nuklir yang menggerakkan matahari asli, dimana menggunakan gas hidrogen dan deuterium sebagai bahan bakar. Proses fusi nuklir yang digunakan oleh China akan menghasilkan reaksi yang melepaskan tingkat energi yang sangat tinggi tanpa menghasilkan sejumlah besar limbah nuklir. Jadi, reaksi fusi nuklir inilah yang menciptakan sejumlah besar energi hijau berkelanjutan di masa depan dan bahan yang digunakan seperti hidrogen dan deuterium berlimpah di bumi dan bersih dengan sedikit produk limbah.

Tentu saja, ini mengingatkan aku pada robot di Jepang yang menggunakan kecerdasan buatan dan Google yang menggunakan artificial intelligence. Namun, waktu untuk mempertahankan dan mengadakan fusi nuklir agar bertahan lama masih sangat sulit. Pada Mei 2021, suhu plasma mencapai 120 juta derajat tetapi hanya untuk 101 detik. Inilah yang perlu dikaji ulang oleh para ilmuwan TIMUR. Tapi pada tanggal 6 Januari 2022, matahari buatan imi mampu beroperasi pada suhu 70 juta derajat Celcius selama 17 menit.

Nuklir sering dianggap menakutkan, terutama bagi kita yang berada di Asia. Sewaktu itu ada bom Hiroshima dan Nagasaki yang juga nuklir. Namun, nuklir juga memiliki banyak manfaat positif, seperti penggunaannya dalam pembuatan matahari buatan. Jadi, proses munculnya matahari buatan ini akan memakan waktu yang sangat lama. Tapi ini adalah terobosan untuk masa depan yang sangat berguna danpenting untuk menjaga bumi tetap hijau dan dapat diterapkan di berbagai bidang. Kita juga tidak perlu mengandalkan bahan bakar fosil yang semakin menipis.

Ivonni Gozali