NUNI International Webinar Series

Pada Senin, 12 April 2021 – Rabu, 14 April 2021, Student Affairs and Community Development (SACD) melalui Community Development Academic (CDA) BINUS University bekerja sama dengan rekanan kampus yang tergabung dalam Nationwide University in Indonesia (NUNI) untuk menyelenggarakan webinar internasional. Webinar kali ini mengundang pembicara dari luar negeri dan dalam negeri yang ahli dibidangnya untuk membahas isu-isu yang diangkat pada seri kali ini yaitu sosial, ekonomi, dan ekologi.

International Webinar Series: Social

Seri webinar internasional pertama diadakan pada Senin, 12 April 2021 yang membahas mengenai isu sosial. Webinar ini dimoderatori oleh Adsina Fibra, S.Sos., M.Ed dari BINUS University dan mengundang Dr. Amalia Madihie KB. PA. dari Universiti Malaysia Serawak (UNIMAS), Dr. Mohamad Fahmi dari Universitas Padjadjaran, serta Dr. Esther Widhi Andangsari M.Si., Psi. dari BINUS University. Pada kesempatan kali ini, tema yang diangkat yaitu “Dealing with People with Mental Issues” dan “Taking Actions Against Bullying”.

Webinar kali ini diawali oleh Dr. Mohamad Fahmi menjelaskan terkait kasus pembulian yang terjadi di Indonesia. Beliau menyebutkan bahwa ancaman terbesar yang dapat menjadi pemicu terjadinya kasus pembulian dan kekerasan terutama di sekolah adalah 49% anak-anak pada kisaran 15 tahun yang tidak memiliki rasa toleransi. Tidak hanya di sekolah, kasus pembulian di Indonesia juga terjadi secara daring atau yang dikenal dengan istilah cyberbullying. Dari 2777 remaja Indonesia berumur 14-24 tahun, sebanyak 45% telah mengalami cyberbullying dan sebagian besar korban merupakan laki-laki. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengurangi angka ini adalah dengan menerapkan dan menjalankan 10 target yang ada didalam Sustainable Development Goal 4 (SDG4).

Tidak hanya itu, Dr. Amalia Madihie KB. PA. menjelaskan mengenai Mental Health Spectrum yang terbagi menjadi empat bagian yaitu:

  • Healthy.
  • Coping.
  • Struggling.
  • Unwell.

Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa terdapat metode yang dapat kita gunakan untuk tetap merasa tenang dan menyebarkan aura positif dengan menerapkan teknik pernafasan. Teknik ini dapat kita lakukan dengan memusatkan pikiran kita untuk merasakan udara (oksigen) yang masuk kedalam tubuh ketika kita menghirup dan menghembuskan nafas. Sehingga, kita dapat menjaga kesehatan mental dan juga kesehatan tubuh kita.

Selanjutnya, Dr. Esther Widhi Andangsari M.Si., Psi. menjelaskan mengenai fenomena yang mempengaruhi psikologis pelajar diantaranya:

  • Rasa cemas (anxiety) ketika melakukan pembelajaran daring.
  • Kurangnya dukungan moral terutama dari keluarga.
  • Timbulnya pikiran untuk melakukan bunuh diri.

Hal ini mengakibatkan pelajar merasa kesepian dan tidak sedikit dari mereka mulai menjauhkan diri dari teman-temannya, lebih sering menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak produktif, serta bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas akademinya. Apabila hal ini dibiarkan dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan rasa depresi dan pikiran untuk melakukan bunuh diri. Beliau kemudian menjelaskan teknik yang dapat kita gunakan untuk menjaga kesehatan mental kita yaitu teknik nostalgia. Berdasarkan Hepper, et. al., (2011), terdapat tiga fungsi yaitu:

  • Efek positif, berupa meringankan dan mengurangi mood negatif.
  • Harga diri, yaitu meningkatkan harga diri kita dan memungkinkan kita untuk mengenali nilai-nilai baik dalam diri sendiri serta mengurangi respon negatif dari hal-hal yang mengancam diri.
  • Keterkatian sosial, seperti meningkatkan perspektif mengenai ikatan sosial, perasaan kelengkapan diri, serta dukungan sosial.

Sebagai penutup webinar, pesan penting yang ingin disampaikan adalah kalian yang pernah menjadi korban pembulian, janganlah merasa takut. Ingatlah kalian sudah tidak mengalami hal tersebut lagi dan kalian sudah aman. Namun, apabila kalian membutuhkan bantuan psikologis, kalian dapat meminta bantuan kepada psikolog dan psikiater. Tidak lupa juga, sangatlah penting bagi kita untuk menjadi seorang manusia yang baik dan bermoral dalam kehidupan sehari-hari.

International Webinar Series: Economy

Webinar internasional ini kemudian dilanjutkan pada Selasa, 13 April 2021 yang membahas mengenai isu ekonomi. Webinar ini dimoderatori oleh Ratna Dewi Paramita, M.A. dari BINUS University dan mengundang Rossie Kadiyska, MBA, LLM, M.Sc. serta Vladimira Steffek, Ph.D., MBA, MFA dari Humble Institute of Technology & Advance Learning – Canada, Desideria Cempaka Wijaya Murti, S.Sos.,M.A. PhD dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta, serta Dr. Ford Lumban Gaol, S.Si, M.Kom. dari BINUS University. Pada kesempatan kali ini, tema yang diangkat adalah “Future Business Opportunity in Sustainable Denimdan “Business in Post-pandemic Era”.

Webinar diawali oleh pembicara Rossie Kadiyska, MBA, LLM, M.Sc. dan Vladimira Steffek, Ph.D., MBA, MFA yang menjelaskan mengenai global ethical fashion market. Etis disini adalah mereka yang melakukan perdagangan secara adil, tanpa melakukan penyiksaan terhadap hewan, serta ramah lingkungan. Sebagai gantinya, mereka menggunakan tekstil dari bahan yang natural untuk menggantikan penggunaan tekstil sintetis. Diperkirakan, global ethical fashion market akan mengalami kenaikan hingga 10.3% pada tahun 2023 dimana sebagian besar pasar tersebut berada di Asia Pasific. Salah satu  fashion trend yang dibahas pada kesempatan kali ini adalah denim. Perkembangan denim fashion didorong oleh salah satu kunci penggerak yaitu upaya adaptasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat denim secara berkelanjutan. Hal ini juga didukung oleh sebagian besar konsumen dimana mereka mulai beralih ke pengunaan denim yang lebih ramah lingkungan.

Kemudian, webinar dilanjutkan oleh Desideria Cempaka Wijaya Murti, S.Sos.,M.A. PhD yang membahas mengenai pengembangan media digital dan penerapannya ke dalam bisnis pariwisata pada masa pandemi di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, pandemi saat ini memaksa kita untuk tetap berada di rumah dan melakukan segala hal secara online. Pada awal pandemi terjadi, banyak sektor usaha yang terdampak secara langsung dan salah satunya adalah sektor pariwisata. Jumlah turis yang berpergian dari seluruh dunia mengalami penurunan drastis yaitu sebesar 22% dimana benua Asia menjadi benua yang merasakan dampak terbesar dimana mereka mengalami penurunan sebesar 35%. Estimasi hilangnya pendapatan dari sektor pariwisata secara global mencapai angka 910 milliar – 1.2 triliun US$. Untuk mengatasi hal ini, sektor pariwisata mulai mengembangkan penerapan teknologi digital media untuk mencapai sustainable tourism. Penerapan ini juga didasari oleh kebiasaan yang dilakukan oleh turis. Sebanyak 49% turis akan lebih sering menggunakan media sosialnya apabila mereka memiliki akses WiFi. Tidak hanya itu, 68% dari mereka menggunakan gadgetnya untuk tetap terhubung dengan teman atau keluarganya. Sebanyak 1/3 dari total turis juga akan menyebarkan momen kunjungan mereka ke media sosial. Dengan demikian, berbagai pihak yang bekerja di sektor pariwisata mulai menerapkan teknologi digital media untuk mengembangkan sustainable tourism salah satunya dengan melakukan virtual tour. Melalui metode ini, para turis dapat mengunjungi berbagai tempat wisata secara virtual dan dipandu secara langsung. Sehingga, lapangan pekerjaan disektor pariwisata dapat tetap dipertahankan.

Setelah itu, Dr. Ford Lumban Gaol, S.Si, M.Kom menjelaskan terkait dampak pandemi terhadap bisnis terutama UMKM. Sekitar 75% dari UMKM merasakan dampaknya secara langsung dimana sekitar 50% dari UMKM tersebut mengalami penurunan drastis dalam pendapatannya dan menghadapi risiko bangkrut dalam waktu kurang dari tiga bulan. Pada tahun 2020, diperkirakan bahwa tingkat kebangkrutan akan mencapai 17% dan pada tahun 2021 akan mencapai sekitar 16%. Sebagian besar negara di dunia menjalankan berbagai langkah untuk menghadapi pandemi ini dan tetap berupaya untuk mempertahankan ekonomi terutama melalui sektor UMKM. Tiap negara memprioritaskan langkah kesehatan terlebih dahulu untuk menekan angka penyebaran. Setelah langkah tersebut telah dilaksanakan, negara kemudian memberikan kemudahan kepada UMKM untuk melakukan pinjaman kredit dan melakukan subsidi untuk membantu mengembalikan perekonomian negaranya. Tiap negara juga mengambil langkah pembentukan kebijakan diantaranya peningkatan penerapan teknologi digital, internasionalisasi, dan langkah-langkah lainnya. Hal ini dilakukan untuk mendukung dinamika, kemampuan berkompetisi, serta ketahanan bisnis yang udah ada dalam menghadapi pandemi dan hingga pandemi telah berakhir (jangka panjang). Langkah-langkah terebut telah dijalankan dengan kembalinya UMKM sebagai bukti nyata.

Beliau juga menjelaskan langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk menghilangkan kebingungan dan keraguan-raguan diantaranya:

  • Mempriortitaskan keselamatan orang dalam upaya pemulihan ekonomi.
  • Mempersiapkan lingkungan kerja yang aman agar mereka dapat mulai kembali berkerja.
  • Mempersiapkan solusi untuk mengatasi kejadian-kejadian buruk yang mungkin terjadi.
  • Mulai memfokuskan keuangan perusahaan dalam jangka panjang yang sehat dan dapat diraih dengan mengubah mindset management keuangan menjadi bentuk investasi jangka panjang.
  • Mempersiapkan inovasi, strategi, serta teknologi untuk menjamin keberlangsungan perusahaan.

Sebagai kesimpulan webinar kali ini, bisnis setelah era pandemi akan mengalami berbagai perubahan. Oleh karena itu, kita harus memahami perubahan tersebut dan menyesuaikan bisnis kita agar dapat bertahan dan terus berkembang.

International Webinar Series: Ecology

Seri webinar internasional yang terakhir diadakan pada Rabu, 14 April 2021 yang membahas mengenai isu ekologi. Webinar ini dimoderatori oleh Fergyanto E. Gunawan, Dr. Eng dari BINUS University serta mengundang Tomasz Siewierski, PhD, EEng. Dari Lodz University of Technology – Poland, Drs. Allwar., M.Sc., Ph.D dari Universitas Islam Indonesia, serta Ir. Tota Pirdo Kasih, S.T., M.Eng., Ph.D, IPM dari BINUS University. Pada kesempatan kali ini, tema yang diangkat adalah “Energy Efficiency and Renewable Energy Technology” dan “Combating the Plastic Waste by Converting it Into Liquid Fuel.

Webinar kali ini diawali oleh Tomasz Siewierski, PhD, EEng. yang menjelaskan mengenai total pengunaan energi dunia yang mencapai lebih dari 160.000 TWh. Meskipun total penggunaan energi dunia sangatlah besar, ternyata tiap negara tidak menggunakan energi dalam jumlah yang sama dan terjadi ketidakseimbangan. Sebagai contoh, negara-negara di Asia Tenggara menggunakan energi listrik sebesar 5.000 kWh hingga 50.000 kWh dan total konsumsi listrik Indonesia sendiri berada di antara 5.000 kWh hingga 10.000 kWh. Namun di benua Amerika sendiri, total energi yang mereka gunakan mencapai lebih dari 100.000 kWh. Perbedaan ini terjadi diakibatkan perbedaan gaya hidup dan kondisi tiap negara. Energi tersebut sebagian besar masih dihasilkan melalui pembangkit listrik tenaga batubara, minyak bumi, dan gas. Hal ini menimbulkan berbagai konsekuensi diantaranya:

  • Pada tahun 2018, emisi gas CO2 mengalami kenaikan sebesar 1.7% menjadi 33.1 miliar ton CO2 dimana sektor energi sendiri menyumbang sebesar 2/3 dari kenaikan emisi tersebut. Terutama benua Asia dimana sebesar 10 miliar ton emisi gas CO2 terjadi hanya dari pembakaran batubara.
  • Produksi dan penggunaan energi bertanggung jawab sebesar 79% emisi gas CO2 pada negara-negara di European Union (EU).
  • Di negara Amerika Serikat, berbagai emisi gas berbahaya dihasilkan dari hasil pembayakaran bahan bakal fosil dengan komposisi gas beracun (77%), SO2 (60%), Mercury (50%), Arsenic (62%), Nickel (28%), Chromium (22%), dan NOx (13%).
  • Hasil dari emisi gas ini menimbulkan asap berbahaya yang mengurangi angka harapan hidup. Di negara Polandia, kematian akibat polusi gas mencapai 23.8% atau sekitar 45 hingga 90 ribu kematian pada tahun 2020.

Konsekuensi ini tentu memberikan banyak dampak buruk baik dari segi lingkungan hingga ke manusia secara langsung. Beliau kemudian menjelaskan langkah-langkah apa yang dapat kita lakukan untuk menanggulangi hal tersebut diantararnya:

  • Mengganti bahan bakar fosil ke bahan bakar terbaharukan atau “green energy”.
  • Mengganti satu pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batubara, minyak bumi, atau gas menjadi beberapa pembangkit listik yang menggunakan bahan bakar terbaharukan.
  • Menggunakan energi secara efisien.
  • Melakukan pengelolaan limbah secara baik.
  • Mulai menggunakan sumber energi yang lebih bersih salah satunya adalah menggunakan tenaga nuklir (nuclear fusion).

Lalu apa saja yang termasuk kedalam tenaga yang terbaharukan?. Beliau menyebutkan berbagai sumber energi alternatif yang dapat kita gunakan diantarannya: tenaga air, surya, angin, biomass, biofuels, pasang surut dan gelombang laut, serta panas bumi. Sumber-sumber tenaga ini dapat menjadi alternatif untuk mengurangi emisi gas yang dihasilkan dari pembakaran batubara, minyak bumi, dan gas.

Drs. Allwar., M.Sc., Ph.D kemudian melanjutkan webinar kali ini dengan menjelaskan mengenai pentingnya akses air dan sanitasi yang bersih. Tentu kita ketahui bahwa tidak semua orang dapat memperoleh hal tersebut dengan mudah. Beliau kemudian menjelaskan mengenai sebuah bahan yang sangat berguna untuk membersihkan air. Bahan tersebut berupa karbon aktif yang memiliki berbagai keungggulan diantaranya:

  • Permukaan area yang luas.
  • Volume pori-pori yang cukup besar.
  • Pori-pori yang terdistribusi secara baik.
  • Dapat menyerap kandungan kimia ataupun kotoran fisik dalam air.
  • Dapat dengan mudah dimodifikasi menggunakan metal ion.

Karbon aktif juga memiliki berbagai bentuk dari bubuk dengan ukuran 5×10-7 mm hingga 1.5×10-5 mm, dalam bentuk butiran dengan ukuran 0.2mm hingga 5mm, dan dalam bentuk tabung dengan ukuran diameter tabung sebesar 1mm hingga 5mm. Masing-masing jenis ini dapat digunakan sesuai kubutuhan kalian dan bermanfaat untuk proses penjernihan air.

Kemudian, Ir. Tota Pirdo Kasih, S.T., M.Eng., Ph.D, IPM menjelaskan tentang cara yang dapat kita lakukan untuk melawan limbah plastik dengan mengubahnya menjadi bahan bakar cair. Di Indonesia sendiri, limbah plastik merupakan salah satu masalah besar yang kita hadapi sehari-hari. Sekitar 175.000 ton sampah diproduksi di Indonesia dan 14% atau sekitar 24.500 ton merupakan sampah plastik. Sebanyak 81% sampah yang ada di Indonesia tidak dipisahkan berdasarkan jenisnya (organik, anorganik, B3) menyebabkan sulitnya proses daur ulang dan menyebabkan sampah tersebut terutama plastik terbengkalai begitu saja di tempat pembuangan atau terombang-ambing di lautan melalui sungai. Jumlah sampah plastik yang masuk kedalam sungai mencapai 20% dan sampah tersebut dapat mencapai pantai hingga terus terbawa kelautan. Seperti yang kita ketahui bahwa sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai dan dapat menimbulkan masalah untuk negara kita sendiri ataupun negara lain. Indonesia sendiri merupakan negara kedua terbanyak dengan sampah plastik yang berada dilautan.

Untuk mengatasi masalah ini, upaya mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar cair sedang dilakukan. Bahan bakar itu dilakukan dengan melakukan uji coba menggunakan metode pyrolysis (metode dekomposisi materi menggunakan tenaga panas). Hasil dari uji coba tersebut sebagai berikut:

  • Apabila menggunakan metode pembakaran sedang, sampah plastik akan mulai berubah menjadi pyrolysis oil setelah dipanaskan selama 60 menit dan dapat dipercepat apabila menggunakan metode pembakaran ganda yang dapat menghemat waktu pembakaran menjadi 40 menit.
  • Apabila sampah plastik sebelumnya telah dipotong menjadi ukuran kecil-kecil, maka pyrolysis oil akan lebih cepat terbentuk.
  • Dengan membakar sebanyak 3.8 kg sampah plastik, metode ini akan menghasilkan 1.5 liter bahan bakar cair (efisiensi 40%).
  • Apabila plastik yang dibakar memiliki struktur polyethylene atau polypropylene (kantong dan kemasan plastik), maka pyrolysis oil yang dihasilkan akan berbentuk cair. Namun, untuk plastik yang memiliki struktur polyethylene terephthalate atau PET, maka pyrolysis oil yang dihasilkan awalnya akan berbentuk cair dan berubah bentuk menjadi bentuk pasta setelah didiamkan selama lebih dari 10 menit.
  • Untuk membakar sebanyak 5 kg plastik, membutuhkan biaya sebesar Rp. 20.000,00 atau 1.4 US$ dalam sekali proses pembakaran. Pyrolysis oil yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar generator berat, boiler heating, produksi semen dan baja, ataupun bahan bakar kendaraan apabila telah melalui proses refining.

Dengan demikian, melalui webinar ini kita dapat mengetahui jumlah emisi gas dan limbah yang dihasilkan yang merusak lingkungan kita. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat mulai membantu dengan melakukan hal sederhana seperti memilah sampah berdasarkan jenisnya. Hal sederhana ini tentu akan membantu mereka yang melakukan proses daur ulang.

Lauw Dastin Falentino Laurianto