Tradisi Unik Cap Go Meh

Written By : Ratna Sari

            Tahun Baru Imlek dirayakan selama dua minggu penuh dan diakhiri dengan perayaan Cap Go Meh. Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 bulan pertama Imlek dan merupakan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa. Istilah Cap Go Meh sendiri berasal dari dialek Hokkian yang bermakna “15 hari atau malam setelah Imlek”. Bila dipenggal kata ‘Cap’ mempunyai arti sepuluh, ‘Go’ adalah lima, dan ‘Meh’ berarti malam.

            Perayaan Cap Go Meh ini tidak hanya dirayakan di Indonesia saja. Beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga ikut merayakan hari raya ini. Perayaan ini dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan ia dirayakan sebagai Festival Lampion dan di Asia Tenggara ia dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa. Banyak tradisi-tradisi yang masih dilakukan saat perayaan Cap Go Meh ini, berikut beberapa diantaranya :

  1. Festival Lampion

Menyalakan dan menikmati cahaya lampion merupakan kegiatan yang utama dari festival ini. Lampion dalam berbagai bentuk dan ukuran dapat dijumpai di jalanan, dan mengundang perhatian banyak penonton. Menyalakan lampion merupakan cara masyarakat memohon agar mereka memiliki masa depan yang lancar serta mengungkapkan harapan yang terbaik bagi keluarga. Selain itu, dalam festival ini juga terdapat tarian naga dan barongsai. Tarian barongsai dipertontonkan pada peristiwa penting untuk menangkal roh jahat dan mendoakan keberuntungan serta keamanan. Kemudian ditutup dengan kembang api dan petasan.

  1. Menyantap Makanan Khas Cap Go Meh

Terdapat 3 makanan khas yang selalu hadir di perayaan Cap Go Meh yakni

  • Lontong Cap Go Meh

Meski bukan termasuk tradisi asli masyarakat Tionghoa, sajian lontong cap go meh ternyata menjadi menu makanan wajib perayaan Cap Go Meh di Indonesia. Dilihat dari tampilannya, lontong cap go meh memiliki bentuk bulat panjang yang akan menghasilkan bentuk bulat sempurna ketika dipotong. Bentuk ini menyerupai bulan purnama yang memiliki makna agar dapat mendatangkan keberuntungan, kesehatan, dan rezeki.

  • Onde-onde

Selain lontong cap go meh, masyarakat Tionghoa juga memiliki tradisi menyantap onde-onde. Hidangan ini umumnya terbuat dari tepung beras ketan, lalu diisi dengan selai buah. Namun seiring berjalannya waktu, kreasi onde-onde pun semakin beragam. Di China, onde-onde umumnya hanya memiliki satu jenis isian yakni gula merah dan berwarna kecokelatan.

  • Kue Keranjang

Kue keranjang atau juga disebut Nian Gao merupakan salah satu makanan yang wajib disajikan pada perayaan Imlek atau Cap Go Meh karena memiliki makna peningkatan kesejahteraan dari tahun ke tahun. Kue keranjang umumnya terbuat dari tepung ketan dan gula, kemudian dibentuk bulat atau menyerupai keranjang karena bermakna agar keluarga yang merayakan imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun, dan bulat tekadnya dalam menghadapi tahun yang akan datang.

 

  1. Tradisi Lempar Jeruk Pada Perayaan Cap Go Meh

Hari kelima belas ini juga dirayakan oleh para pasangan sebagai malam romantis (mirip hari valentine). Di waktu ini, wanita-wanita yang belum menikah berkumpul bersama dan melemparkan jeruk ke laut. Tradisi melemparkan jeruk ke laut dimaksudkan agar para wanita yang masih berstatus single bisa segera mendapatkan jodohnya. Pada hari yang penuh keberuntungan ini, para wanita lajang akan menuliskan nama dan nomor telepon mereka di jeruk mandarin sebelum melemparkannya ke sungai atau danau dengan harapan bisa menemukan cinta sejati mereka.

Referensi :

https://id.wikipedia.org/wiki/Cap_Go_Meh

https://www.tionghoa.info/sejarah-cap-go-meh/

http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/03/02/tradisi-lempar-jeruk-pada-perayaan-cap-go-meh-harus-dilakukan-di-jam-ini-agar-bisa-bertemu-jodoh