Belajar dari Musibah
Written by: Hendry Widodo
Dalam hidup ini kita sebagai umat beragama harus bersyukur, dan kita harus bisa menjadi penyelamat bagi diri kita sendiri.
Sang Buddha berkata:
“Semua makhluk memiliki karmanya sendiri, mewarisi karmanya sendiri, lahir dari karmanya sendiri, berhubungan dengan karmanya sendiri, terlindung oleh karmanya sendiri.”
Dari musibah yang dialami, kita harus belajar banyak dari pengalaman hidup, meningkatkan kualitas kesadaran, kewaspadaan, dan harus bisa memilah mana yang baik/jahat. Intinya apapun yang terjadi dalam hidup ini, kita sendiri jangan menyalahkan orang lain, belajarlah dari musibah timbullah kebijaksanaan.
Sang Buddha Berkata :
Sabba pappasa akaranam : Tidak melakukan segala bentuk kejahatan.
Kusala uppasampada: Perbanyaklah berbuat kebajikan.
Sacitta pariyodapanam : Sucikan hati dan pikiran.
Etam Buddhanam sasanam : Inilah inti ajaran Buddha.
Bagaimana cara melihat musibah dari umat awam, apa setiap musibah dipandang cobaan buat kita?
Semua musibah merupakan hasil dari karma kita di masa lampau, solusi dari pandangan Buddhisme, tambahkanlah perbuatan baik agar kita jauh dari musibah, pandangan dari umat awam kita bisa melakukan amal. Orang bijak selalu memahami proses hidup, maka kita harus meditasi untuk meningkatkan kesadaran kita.
Bagaimana cara supaya kita bersyukur ketika gagal dalam suatu hal?
Dalam segala hal yang kita lakukan, kita harus berpikir positif dahulu, harus selalu mensyukuri apa yang kita bisa, dan timbullah di pikiran niat yang baik
Bagaimana cara mencapai pencerahan tanpa menjadi seorang anggota sangha?
Mencapai pencerahan memang bukanlah hal yang mudah bagi kita semua, setiap orang bisa menjadi seorang Buddha apabila telah menjalankan 8 latihan sila, kita sebagai umat awam bisa melakukan latihan lima sila apabila belum sanggup menjalankan 8 sila.
Source:
Sharing Dhamma oleh Romo Arfan Lauw