Gimana Caranya Berpikir untuk Menghasilkan Inovasi?

 

Pernah nggak sih kamu lagi bengong terus tiba-tiba kepikiran dan mempertanyakan hal di sekitar kamu? Ya kurang lebih kayak lamunan aku terhadap tetesan hujan di atas. Kamu bertanya-tanya kenapa suatu hal terjadi? Dari mana asalnya? Kenapa bisa begitu? Kenapa bisa begini? Sampe akhirnya kamu menghentikan sendiri lamunan itu, “Ah, mikirin apa sih gue?!” Dan menganggap semua renungan tadi sebagai angin lalu.

Padahal kalo ditelusuri, lamunan itu bisa membawa kamu ke jawaban yang seru lho. Kenapa yah tetesan air hujan tuh bentuknya kayak koma? Oh, karena air hujan punya massa. Udah gitu kenapa yah air hujan tuh jatoh ke Bumi? Oh, karena gravitasi menarik benda yang punya massa. Karena inilah air yang jatoh ke Bumi bisa jadi air tanah yang ngasih kita kehidupan. Coba liat, cuma dari melamunkan air hujan aja, kita jadi bisa review beberapa konsep dasar di Matematika! Hahaha.

Lamunan terhadap kenapa burung bisa terbang, melahirkan penemuan pesawat. Rasa ingin tahu manusia atas apa yang ada di luar angkasa sana, melahirkan penemuan roket. Imajinasi Einstein tentang konsep ruang dan waktu, melahirkan Teori Relativitas. Renungan terhadap masalah orang tua yang tidak bisa punya anak, melahirkan inovasi bayi tabung. Rasa gemas terhadap masalah kemacetan di Jakarta, melahirkan Gojek.

Nah, proses berpikir seperti ini disebut dengan FIRST PRINCIPLE.

Jadi, proses berpikir ‘First Principle’ ngajak kamu buat ngulik suatu hal sampai ke pada dasar yang dasar banget yang nggak bisa lagi dipecahin. Tapi Aristoteles di sini masih “sekedar” mengajukan pola pikir yang bernama First Principle. Dia ga terlalu menjabarkan contoh penerapannya.

 

Apa sih Manfaat Berpikir dalam First Principle?

  1. Mengatasi Ketakutan yang Irasional atau Fobia
  2. Membongkar Tradisi yang Sudah Tidak Relevan

 

Walaupun metode berpikir First Principle menawarkan benefit yang worth it, emang harus diakui, untuk berpikir dalam First Principle, kamu butuh ngebangun knowledge library dalem otak kamu. Berpikir secara First Principle juga bakal nyerep energi kamu, pake banget. Dan tentunya, prosesnya ga instan. Karena dalam First Principle, elo harus ngorek semuanya sampai kepada esensinya.

Karena menggunakan First Principle menguras energi, banyak orang akhirnya berpikir dengan pola pikir “seadanya” yang jadi musuh First Principle. Apa aja?

  • Pola Pikir Analogi
  • Pola Pikir Utilitarianism

Menerapkan First Principle ke Proses Belajar

Langkah #1: Tulis konsep dan definisi yang mau kamu pelajarin

Langkah #2: Coba jelasin konsepnya dengan bahasa yang sederhana seakan-akan kamu lagi ngajarin orang

Langkah #3: Cari area-area yang belum kamu bener-bener paham terus cek lagi ke sumber-sumber terpercaya. Kupas sampe lo bisa jelasin secara keseluruhan

Langkah #4: Cari istilah yang masih kompleks dan sederhanain itu.

 

 

Referensi:

https://osc.medcom.id/community/menciptakan-sebuah-inovasi-yang-besar-dan-kreatif-dalam-waktu-yang-singkat-559

https://arryrahmawan.net/3-langkah-melatih-berpikir-inovatif/

Valina Mayang Sari (2301947722)

Creative and Research