Sibuk Kuliah Tidak Menghalangi Melakukan Hobi Mendaki Gunung

Berawal dari sebuah ajakan dari teman setelah selesai UAS untuk mendaki gunung bersama dengan teman di masa SMK, membuat saya ketagihan dan menjadikan mendaki gunung sebagai hobi saya. Terlepas dari itu semua, mendaki gunung juga menjadi tempat saya membenahi diri agar bisa lebih dekat dengan alam dan menenangkan pikiran.

Dokumen pribadi milik penulis

Meski sekarang dilanda banyak tugas dan kesibukan dengan mata kuliah, tidak menyurutkan niat saya untuk menikmati hobi saya sebagai pendaki. Pada tanggal 18 Januari saya dan teman semasa SMK saya, membuat janji untuk mendaki bersama ke Gunung Lawu. Meskipun sudah sekian bulan tidak bertemu sapa, tapi silahturahmi kami tak putus sedikitpun. Kami ber-tujuh yang sejujurnya berbeda kampus pun memutuskan titik temu pada sebuah warung makan di Kota Solo sebelum berangkat menuju basecamp Gunung Lawu. Dengan berbekal seadanya dan beberapa tenda saja, kami memutuskan untuk memulai pendakian untuk menaklukkan Gunung Lawu. Perjalanan berlangsung aman hingga menuju basecamp dan Puji Syukur tidak ada kendala satupun sesampainya disana.Sembari beristirahat sejenak, kami sedikit berbincang mengenai kesibukan masing-masing selama pembelajaran kuliah, serta berbagai pengalaman mengenai suatu hal tentang pembahasan mata kuliah yang kami pelajari di kampus.

Awalnya kami sempat khawatir, dengan beberapa kabar angin yang beredar diantara para pendaki. Dari kecelakaan selama mendaki dan kondisi cuaca yang kadang tak mendukung. Akhirnya kami, kembali mengecek barang bawaan kami yang sekiranya tidak ada kekurangan selagi kami ‘survival’ selama mendaki. Meski kami bukan pendaki profesional, sebisa mungkin kami mempersiapkan diri dan perbekalan sebaik mungkin untuk berjaga-jaga ketika ada sesuatu yang tidak terduga selama pendakian. Setelah dirasa cukup bersiap, kami menguatkan tekad untuk segera mendaki di pagi harinya. Dan secara teratur mengecek stamina kami masing-masing dengan beberapakali istirahat selama pendakian.

Dokumen pribadi milik penulis

Setelah berjam-jam berlalu lamanya, kami tiba di puncak Lawu (Hargo Dumilah (HDH)). Melepas semua emosi yang tertahan serta di balik banyaknya tugas yang menumpuk begitu banyak tapi semua itu terbayar tuntas sesampainya di puncak Lawu. Bahagia dan senang bercampur menjadi satu. Kami ber-tujuh menghela nafas panjang sejenak sembari menikmati indahnya sunrise di puncak Lawu. Beberapa saat setelah selesai menikmati sunrise di puncak Lawu. Kembali mataku menatap getir pada sampah yang berserakan hingga tertimbun tanah karena sekian lamanya itu tak di bersihkan.

“Bagaimana kalau kita bersihkan area sekitar tenda kita disana?” Usulku pada teman-temanku saat itu. Kami memunguti sampah-sampah yang ada ke dalam kantung plastik yang kami punya lalu mengikatnya di lengan ransel kami masing-masing.

Seusai memasak sarapan, kami memutuskan untuk berkemas dan bersiap untuk menuruni gunung. Sejujurnya, mendaki selain menjadi hobi namun juga menjadi alasan untuk menikmati dan menjaga alam.

Nur Bintang Romadhon