NGEREBONG, TRADISI KESURUPAN MASSAL DI KESIMAN

Tradisi ngerebong di Pura Pangrebongan Kesiman, Denpasar Bali Sumber: wisata.beritabali.com

Bali memang tidak pernah luput dari yang namanya tradisi, setiap daerah memiliki keunikannya masing – masing. Tidak hanya sebagai pemujaan terhadap leluhur namun sebagai tempat bagi para penduduk untuk meningkatkan tali kekeluargaan. Salah satu tradisi unik di daerah Denpasar, Bali adalah Ngerebong.

Ngerebong merupakan tradisi yang dilakukan selama enam bulan sekali, tepatnya 8 hari setelah hari raya Kuningan. Tradisi ini merupakan tradisi yang sudah terjadi sejak tahun 1937, dimana tradisi ini menjadi hal yang turun – menurun selalu dilakukan serta ditunggu – tunggu oleh masyarakat Bali Khususnya di daerah Kesiman, Denpasar. Sesuai dengan namanya, tradisi ini dilakukan di Pengrebongan, Pura Agung Petilan yang terletak di Wr. Supratman, Kecamatan Kesiman Petilan, Denpasar Timur.

Tradisi ini masuk ke dalam upacara Bhuta Yadnya ditujukan untuk merubah sifat jahat menjadi sifat baik. Tradisi ini merupakan bentuk syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi sekaligus untuk menetralisir alam . Hal yang membuat tradisi ini unik adalah kesurupan massal, dimana banyak masyarakat yang kesurupan, berteriak, menangis, menari hingga yang paling mencekam adalah menusukkan keris ke tubuhnya. Namun hal ini sudah lazim terjadi karena hal tersebut tidak membahayakan mereka berkat kekuatan yang mereka miliki diingiringi dengan suara musik tradisional khas Bali. Tradisi ngerebong ditutup setelah mengitari Wantilan Pura sebanyak tiga kali.

Tradisi – tradisi seperti inilah yang menjadi Bali tidak lepas dari kata unik, Ngerebong sendiri merupakan warisan takbenda yang harus kita jaga sebagai warga negara Indonesia terutama umat Hindu Bali. Jika tidak dirawat dan dilupakan begitu saja, maka warisan dari nenek moyang akan hilang secara perlahan.

 

 

Ni Wayan Cassya Bellinda Putri