NYEPI SEBAGAI TRADISI UMAT HINDU

 

Written By : Ni Putu Sinta Maharani

Nyepi berasal dari kata  “sepi” yang artinya sunyi dan tidak ada aktivitas. Nyepi adalah hari raya suci dalam Agama Hindu yang dilaksanakan setahun sekali untuk menyambut Tahun Baru Saka yang ditentukan menurut kalendar Saka. Peringatan Tahun Baru Saka ini memiliki makna, yaitu kebangkitan persatuan dan kesatuan, serta akan menjadi hari kedamaian. Tahun Saka merupakan salah satu tahun yang dipakai di kalendar Umat Hindu di Bali yang jumlah bulannya {sasih) sebanyak 12 bulan seperti kalendar Masehi.

Tujuan utama dari perayaan Hari Raya Nyepi adalah meminta kehadapan Sang Hyang Widhi untuk menyucikan Bhuana Alit (alam kemanusiaan) dan Bhuana Agung (alam semesta). Umat Hindu wajib melaksanakan empat larangan Nyepi atau yang biasa dikenal dengan Catur Brata Penyepian yaitu Amati Gni (pantangan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan listrik atau api), Amati Karya (pantangan terhadap kegiatan atau pekerjaan apapun), Amati Lelungan (pantangan untuk bepergian) dan Amati Lelanguan (pantangan untuk bersenang-senang).

Seperti yang kita ketahui bersama, Nyepi identik dengan Hari Raya Umat Hindu di Bali. Namun, sebenarnya Nyepi juga dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Seperti Boyolali, Malang, Probolinggo dan Kupang. Meskipun perayaannya tidak hanya di Bali, namun tujuannya tetap sama. Ada banyak hal unik yang dilakukan di berbagai daerah dalam menyambut Hari Raya Nyepi, seperti di Boyolali. Dilansir dari indozone.id Umat Hindu melakukan tradisi Mendak Tirta yakni mencari amerta atau air kehidupan untuk menyucikan jiwa dan kebersihan jiwa. Di Kupang,  Umat Hindu melakukan upacara melasti di Pantai Pasir Panjang untuk melakukan arak-arakan dari Pura Oebananta menuju Pasir Panjang dengan berjalan kaki.

Ref : https://www.artstation.com/artwork/82GLm

 

 

Ni Putu Sinta Maharani