Varian Baru COVID-19, Masyarakat Indonesia Masih Ada yang Tidak Mau Vaksin

Varian COVID-19 baru bernama B.1.617.2 atau varian Delta kembali meresahkan warga Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan per 13 Juni 2021, varian ini telah masuk ke lima provinsi di Indonesia, yakni Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Varian baru ini diketahui berasal dari India, namun juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa pemerintah masih menelusuri asal muasal varian baru ini. Beliau juga mengatakan bahwa penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans. Meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia, suatu saat nanti virus ini dapat diketahui berasal dari mana dan cara penyebarannya.

Kondisi Indonesia saat ini sangat memprihatinkan karena penyebaran virus COVID-19 yang tidak ada ujungnya. Ditambah dengan varian baru yang terus muncul seiring berjalannya waktu. Kendati demikian, Prof. Wika mengatakan bahwa vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini memiliki efektifitas tinggi (>50 persen). Namun program vaksinasi tidak selalu berjalan mulus. Masih banyak masyarakat yang komplain dan tidak ingin melakukan vaksinasi dengan berbagai alasan. Survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengungkap bahwa 65% responden bersedia menerima vaksin COVID-19 jika disediakan pemerintah. Responden yang menolak vaksinasi memiliki alasan sebagai berikut:

  • Tidak yakin keamanannya (30 persen)
  • Tidak yakin efektif (22 persen)
  • Takut efek samping (12 persen)
  • Tidak percaya vaksin (13 persen)
  • Keyakinan agama (8 persen)
  • Lain-lain (15 persen).

Bila alasan keamanan dan kehalalan, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi, mengatakan bahwa pemerintah telah menurunkan tim gabungan ke negara produsen untuk memastikan aspek tersebut. Petugas Kesehatan juga telah memastikan bahwa vaksin tersebut aman. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir akan hal tersebut. Namun, kita tetap harus mengikuti protokol kesehatan 5M walaupun kita telah divaksin. Vaksin memang dapat memproteksi diri kita, namun vaksin membutuhkan waktu untuk memberikan perlindungan maksimal bagi tubuh sehingga penularan masih dapat terjadi.

Sumber:

https://www.liputan6.com/news/read/4583468/pemerintah-telusuri-awal-mula-munculnya-covid-19-varian-delta-di-indonesia

https://www.beritasatu.com/kesehatan/789641/ini-perkembangan-varian-delta-di-indonesia

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5259469/tak-semua-warga-62-mau-vaksin-covid-19-alasan-terbanyak-soal-keamanan

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/23/205100365/mengapa-setelah-vaksinasi-masih-perlu-disiplin-protokol-kesehatan-?page=all