Festival Nusantara, Ada yang Tahu?

Adanya keragaman suku dan budaya di Indonesia menciptakan adanya kebiasaan dan tradisi yang dilakukan, salah satunya lewat festival-festival yang diadakan setiap tahunnya. Festival Nusantara menyajikan budaya daerah yang berasal dari seluruh wilayah atau daerah-daerah di Indonesia sebagai bentuk dari ciri khasnya. Seiring perkembangan teknologi dan informasi, minat dan perhatian masyarakat terhadap seni dan budaya nusantara yang seharusnya dilestarikan malah berkurang. Hal ini dikarenakan masuknya kebudayaan baru tanpa adanya filter di kalangan masyarakat yang menyebabkan ketidakseimbangan dengan budaya lokal. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia hanya memiliki sedikit pemahaman tentang keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Melihat kondisi dan fakta yang ada, kami ingin membahas mengenai festival nusantara, yuk simak penjelasannya.

1.Festival Budaya Dieng (Dieng Culture Festival)

Festival ini berasal dari Jawa Tengah yang terletak pada dataran tinggi Dieng yang dilakukan setahun sekali pada bulan September. Pada festival ini dilakukan ruwatan pemotongan rambut gimbal dari anak-anak yang memiliki rambut gimbal. Biasanya anak-anak yang berambut gimbal dikumpulkan untuk menjalani upacara cukur rambut tersebut. Bocah yang berambut gimbal dianggap sebagai titisan Kyai Kolodete dan Nini Roro Ronce.

Selain prosesi tradisi pemotongan rambut gimbal, festival ini juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni tradisional, seperti wayang kulit dan tari Rodad Lengger. Kemudian, festival ini juga dimeriahkan oleh pesta pelepasan lampion dan kembang api, pagelaran musik Jazz, dan lainnya. 

Tidak hanya warga setempat atau warga domestik saja yang hadir, tetapi kerap ditemukan warga asing yang datang untuk mengabadikan momen serta mengikuti festival ini.

2.Festival Sekaten

Festival Sekaten adalah rangkaian kegiatan tahunan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan oleh Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Festival ini memiliki beberapa rangkaian ritual, salah satunya adalah ritual arak-arakan tujuh gunungan hasil panen yang diiringi dengan alunan musik gejog lesung. Ritual Grebeg Maulud merupakan rangkaian acara terakhir dari Festival Sekaten yang diadakan pada akhir bulan puasa. Gunungan yang dibawa merupakan ungkapan rasa syukur atas melimpahnya hasil bumi. Uniknya, setelah arak-arakkan usai, orang-orang akan langsung mengambil isi dari gunungan karena dipercaya akan memberikan rezeki.

3.Festival Cap Go Meh

Perayaan festival Cap Go Meh atau yang biasa disebut festival Yuan Xiao diadakan setiap tahunnya yang bertepatan 15 hari setelah dirayakannya Tahun Baru China atua Imlek. Festival ini merupakan festival dari budaya Tiongkok yang biasa dirayakan dengan menyalakan dan memasang lampion, makan lontong Cap Go Meh, penampilan tarian barongsai, dan sembahyang. Kalian bisa mengunjungi Singkawang, Kalimantan Barat 15 hari setelah Tahun Baru China untuk merasakan meriahnya festival Cap Go Meh ini.

4.Festival Danau Toba

Festival Danau Toba atau yang lebih dikenal dengan nama Pesta Danau Toba merupakan tradisi yang sudah dilaksanakan sejak 1970 an. Tradisi ini dilaksanakan dengan tujuan mempersatukan seluruh komponen masyarakat Sumatera Utara untuk berkontribusi meratakan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.  

Selain itu, festival kebudayaan ini diselenggarakan masyarakat untuk mengucap syukur akan adanya Danau Toba yang menjadi sumber rezeki dan kemakmuran masyarakat setempat. Festival Danau Toba dirayakan dengan berbagai tari-tarian dan pertunjukkan seni Batak termasuk juga pameran kain-kain tradisional khas Sumatera Utara.

5.Festival Lompat Batu Nias

Festival budaya lompat batu Nias atau yang sering disebut fahambo digelar setiap bulan November. Festival ini terinspirasi dari budaya perang Kabupaten Nias. Menurut sejarah dulu tiap suku mendirikan benteng pertahanan yang tinggi untuk mencegah serangan musuh, dan suku Nias lah yang memiliki solusi untuk belajar melompati batu (fahombo) demi menaklukkan lawan. 

Pada festival ini, pemuda yang berasal dari Nias harus melompati batu setinggi 2,1 meter lebih dan setebal 40 cm dengan menggunakan baju pejuang Nias. Di masa lampau, jika pada tradisi ini seorang pemuda Nias berhasil melompati batu itu, maka mereka akan menjadi lelaki dewasa, dapat bergabung sebagai prajurit untuk berperang dan dapat menikah. Unik bukan?

Berikut adalah rangkaian 5 festival yang ada di nusantara dan masih dilaksanakan hingga hari ini. Gimana? Jadi lebih tahu kan tentang festival yang ada di nusantara. Semoga kedepannya, tradisi atau festival ini akan terus dilestarikan oleh masyarakat Indonesia agar dapat dikenal oleh orang banyak dan dilaksanakan secara turun temurun.

Referensi: 

https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/festival-kebudayaan-di-indonesia-acc/22957

http://bem.um.ac.id/2019/10/festival-nusantara-2019/

https://www.diengbackpacker.com/dieng-culture-festival

https://travel.detik.com/domestic-destination/d-2432920/sekaten-festival-unik–paling-ramai-di-yogyakarta

https://rri.co.id/humaniora/wisata/720857/sail-nias-2019-lompat-batu-dan-surfing-jadi-pemikat-utama#:~:text=Tradisi%20Lompat%20Batu%20Nias%2C%20atau,dewasa%20dan%20matang%20secara%20fisik.&text=Karena%20pemuda%20Nias%20harus%20melompati,untuk%20mendapat%20pengakuan%20sudah%20dewasa 

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/26/203400265/cap-go-meh-tradisi-apa-saja-yang-biasa-dilakukan-?page=all

Penulis: Evelyn Aurelia