Penanganan Perubahan Iklim

Penelitian Universitas Toronto yang dimuat dalam Jurnal Nature Climate Change mendapati kelangsungan hidup beruang kutub akan semakin “tidak memungkinkan” di sebagian besar Kutub Utara karena berkurangnya lautan es. Faktor yang menyebabkan fenomena ini adalah pemanasan global yang mendorong terjadinya perubahan iklim.

Menurut Glenn T. Trewartha (1980), iklim adalah suatu konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan juga sebuah unsur-unsur atmosfer pada suatu daerah dengan jangka waktu yang lama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklim merupakan keadaan hawa (suhu, kelembapan, awan, hujan dan sinar matahari) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang sedikit lama.

LAPAN (2002) berpendapat bahwa perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan perubahan iklim secara global adalah perubahan iklim yang terjadi di bumi secara keseluruhan. Dengan adanya perubahan iklim terjadilah kenaikan konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer yang dapat menyebabkan efek gas rumah kaca.

Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan iklim telah berdampak pada sistem alam dan manusia di seluruh dunia. Dampak perubahan iklim tersebut bervariasi secara geografis karena tidak hanya bergantung pada variabel iklim tetapi juga pada faktor sosial dan ekonomi.

Gambar 1. Tingkat konsumsi minyak bumi secara global

(https://ourworldindata.org/grapher/global-fossil-fuel-consumption?country=~OWID_WRL)

Pada gambar diatas, kita dapat melihat kenaikan penggunaan minyak bumi di dunia sebagai sumber energi. Kenaikan drastis pada penggunaan bahan bakar minyak menyebabkan perubahan iklim di dunia. Hal dapat disebabkan oleh penambahan populasi manusia dan perkembangan ekonomi di dunia. Peningkatan populasi dan perkembangan ekonomi membutuhkan sumber energi dalam jumlah banyak, sehingga manusia memilih untuk menggunakan bahan bakar fosil yang jumlahnya berlimpah dan mudah untuk didapatkan. Akibatnya penggunaan bahan bakar minyak naik secara drastis dari tahun 1950 sampai dengan 2019.

Penggunaan bahan bakar fosil dalam jumlah banyak memiliki dampak negatif bagi sistem iklim global. Dampak tersebut terjadi karena saat reaksi pembakaran, bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca. Efek rumah kaca dapat meningkatkan atau menurunkan suhu permukaan bumi dan akan berdampak besar pada sistem iklim global. Pada gambar berikut, dapat dilihat dampak dari perubahan iklim, seperti curah hujan yang berubah, salju dan es yang mencair, gelombang panas, kekeringan, banjir, kebakaran hutan, perubahan ekosistem, dan gangguan produksi makanan.

Gambar 2. Dampak perubahan iklim berdasarkan wilayah

(https://www.ipcc.ch/report/ar5/syr/)

Melihat dampak buruk yang ditimbulkan dari perubahan iklim, kita harus mencari cara untuk menghentikannya. Beberapa cara yang dapat kita lakukan adalah dengan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dan mencari alternatif lain. Alternatif sumber energi yang dapat digunakkan merupakan tenaga solar seperti solar panel yang dapat dipasang diatas atap rumah. Dengan menggunakan tenaga solar, kita dapat mengurangi produksi gas karbon dioksida yang tercemar di atmosfer bumi. Ada juga alternatif penggunaan kendaran umum yang kita biasa gunakan seperti mobil dengan berbasis solar yang dapat dicas menggunakan solar panel.

            Alternatif seperti ini harus kita lakukan dikarenakan minyak bumi yang sering  digunakkan sebagai sumber energi dapat mengeluarkan banyak karbon dioksida pada atmosfer dunia. Kebanyakan karbon dioksida yang tidak dapat di filter dapat menjebak energi panas dari matahari. Sehingga membuat temperatur bumi semakin menaik. Alhasil, perubahan iklim dapat terjadi di seluruh dunia.

Referensi:

ClientEarth. (2020, November 11). “Fossil fuels and climate change: the facts”. Diakses pada tanggal 11 November 2021 melalui https://www.clientearth.org/latest/latest-updates/stories/fossil-fuels-and-climate-change-the-facts/.

Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Buleleng. (2019, Oktober 15). “PERUBAHAN IKLIM (CLIMATE CHANGE)”. Diakses pada tanggal 11 November 2021 melalui https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/perubahan-iklim-climate-change-32

Gramedia. (2021, Mei 23). “Pembagian Klasifikasi Iklim di Dunia”. Diakses pada tanggal 11 November 2021 melalui https://www.gramedia.com/literasi/klasifikasi-iklim/.

IPCC. (2015). “Climate Change 2014: Synthesis Report. Contribution of Working Groups I, II and III to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change”. Diakses pada tanggal 11 November 2021 melalui https://www.ipcc.ch/report/ar5/syr/.

Kazmeyer, Milton. (2018, April 19). “Is CO2 Bad for the Planet?”. Diakses pada tanggal 11 November 2021 melalui https://sciencing.com/co2-bad-planet-4876.html.

Knowledge Centre Perubahan Iklim. “Mengenai Perubahan Iklim”. Diakses pada tanggal 11 November 2021 melalui http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/info-iklim/perubahan-iklim.

Ritchie, Hannah dan Max Roser. (2020). “Fossil Fuels – Our World in Data”. Diakses pada tanggal 11 November 2021 melalui https://ourworldindata.org/fossil-fuels. (link gambar)

Gregory Nicolla, Hendi Sulistio, Gisela Elviany, Diva Nabila Henryka, dan Ivo Herid Lesmana