Penyalahgunaan Statistika
Kita semua tentunya pernah mendengar istilah “Statistika” dan “Statistik”. Banyak orang yang menganggap kalau kedua istilah ini memiliki arti yang sama, padahal tidak demikian. Statistika adalah suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan mempresentasikan data. Statisik sendiri merupakan data yang diproses dalam ilmu statistika. Jadi, ilmu statistika dapat memberikan suatu penjelasan mengenai populasi dari data statistik yang dianalisis.
Kesimpulan yang didapatkan dari ilmu statistika dapat disalahgunakan. Penyalahgunaan data yang terjadi secara sengaja maupun tidak disengaja dapat memberikan kesalahpahaman infromasi kepada penerima data. Informasi yang salah dapat timbul dari penggunaan angka dan penampilan kesimpulan dari data statistik. Tanpa melihat gambaran data yang lengkap, penerima dapat dengan mudah mempercayai informasi yang salah.
Gambar 1.
(https://flowingdata.com/wp-content/uploads/2012/08/Bush-cuts.png?w=640)
Gambar 2.
(https://flowingdata.com/wp-content/uploads/2012/08/Fox-chart-corrected.png)
Gambar diatas merupakan contoh dari penyalahgunaan pada statistika. Pada gambar, terdapat dua data yang tergambarkan melalui diagram. Kita dapat melihat terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua diagram data. Akan tetapi, jika kita lebih memperhatikan data yang ditampilkan, tingkatan dasar pada diagram tidak dimulai dari nol. Jika tingkat dasar diagram dimulai dari nol, tampilan dari kedua diagram akan terlihat seperti pada gambar 2. Perbedaan dari kedua diagram tidaklah berbeda jauh. Pada gambar 1, peningkatan yang hanya sebesar 4,6 % akan terlihat seperti peningkatan sebesar 300%.
Anggaplah terdapat larangan mengenai penggunaan pil baru karena terdapat peningkatan resiko pembekuan darah sebesar 100% dibandingkan dengan pil lama. 1 dari 5000 (0.0002%) orang mengalami pembekuan darah pada penggunaan pil lama, sedangkan 2 dari 5000 (0.0004%) orang mengalami pembekuan darah pada penggunaan pil baru. Berdasarkan data tersebut, peningkatan resiko sebesar 100% memang benar terjadi. Akan tetapi, peningkatan dari 0.0002% menjadi 0.0004% tidaklah jauh berbeda. Sehingga pelarangan penggunaan pil baru tidaklah diperlukan. Tanpa memperhatikan data yang digunakan, kesalahpahaman dan asumsi salah dapat timbul.
Referensi :
Leek, Jeff. (2012, November 26). “The statisticians at Fox News use classic and novel graphical techniques to lead with data”. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2021 melalui https://simplystatistics.org/2012/11/26/the-statisticians-at-fox-news-use-classic-and-novel-graphical-techniques-to-lead-with-data/.
Wendy. (2020, November 5). “How Can Statistics Be Misleading”. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2021 melalui https://whatagraph.com/blog/articles/misleading-statistics.
Lebied, Mona. (2018, Agustus 8). “Misleading Statistics Examples – Discover The Potential For Misuse of Statistics & Data In The Digital Age”. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2021 melalui https://www.datapine.com/blog/misleading-statistics-and-data/.