Tren Mudik dalam Angka

Mudik, atau pulang kampung, merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri. Setiap tahun, jutaan individu melakukan perjalanan dari kota-kota besar menuju kampung halaman mereka, yang menciptakan fenomena migrasi massal yang khas. Statistika memiliki peran yang sangat penting dalam memahami dan memprediksi lonjakan jumlah pemudik, jalur yang paling sibuk, serta waktu yang paling tepat untuk mudik guna menghindari kemacetan. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik menunjukkan fluktuasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada periode antara tahun 2016 hingga 2019, jumlah pemudik relatif stabil, berkisar antara 18,3 hingga 19,5 juta orang. 

Pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 mengakibatkan penurunan yang signifikan dalam jumlah pemudik, dengan hanya 0,29 juta orang yang melakukan perjalanan mudik akibat pembatasan mobilitas yang diberlakukan. Setelah situasi pandemi mereda, terjadi lonjakan yang signifikan, yang mencapai puncaknya pada tahun 2024 dengan jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang. Pada tahun 2025, diperkirakan jumlah pemudik akan mengalami penurunan menjadi 146,48 juta orang, meskipun angka ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelum terjadinya pandemi. Puncak arus mudik Lebaran pada tahun 2025 diperkirakan akan terjadi pada tanggal 28 Maret 2025 (H-3 sebelum Idul Fitri), dengan sekitar 12,1 juta orang diperkirakan akan melakukan perjalanan pada hari tersebut. Sementara itu, puncak arus balik diprediksi akan jatuh pada tanggal 6 April 2025 (H+5 setelah Idul Fitri), dengan perkiraan sekitar 31,49 juta orang kembali ke kota asal mereka. 

Survei menunjukkan bahwa daerah asal pemudik terbanyak adalah Jawa Barat (30,9 juta orang), Jawa Timur (26,4 juta), dan Jawa Tengah (23,3 juta). Sebaliknya, tujuan utama pemudik adalah Jawa Tengah (36,6 juta), Jawa Timur (27,4 juta), dan Jawa Barat (22,1 juta). Pemudik cenderung memilih moda transportasi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Pada 2025, diperkirakan 23% pemudik menggunakan mobil pribadi (33,69 juta orang), 16,9% memilih bus (24,76 juta), 16,1% menggunakan kereta api antarkota (23,58 juta), 13,5% naik pesawat (19,77 juta), dan 8,7% menggunakan sepeda motor (12,74 juta).  

Jalur tol Trans-Jawa dan jalan arteri utama di Pulau Jawa diperkirakan akan menjadi rute dengan volume lalu lintas tertinggi selama periode mudik. Untuk meminimalkan risiko terjadinya kemacetan, disarankan agar para pemudik berangkat lebih awal. Pemanfaatan kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang memberikan fleksibilitas dalam waktu perjalanan juga dianjurkan. Umumnya, keberangkatan pada H-7 hingga H-5 sebelum Hari Raya Idul Fitri akan lebih nyaman, mengingat arus lalu lintas pada periode tersebut masih relatif lancar dibandingkan dengan puncak arus mudik yang terjadi pada H-3 hingga H-1. 

Statistika memiliki peranan yang sangat penting dalam memprediksi dan mengelola arus mudik yang terjadi setiap tahun. Dengan memahami data terkait jumlah pemudik, jalur-jalur yang paling padat, serta waktu puncak perjalanan, baik pemerintah maupun masyarakat dapat merencanakan strategi yang efektif untuk memastikan perjalanan mudik yang aman dan nyaman. 

 

Referensi: 

Kumparan. (12 Maret 2025). Kapan Puncak Arus Mudik Lebaran 2025? Ini Perkiraan Waktunya. Retrieved from https://m.kumparan.com/berita-hari-ini/kapan-puncak-arus-mudik-lebaran-2025-ini-perkiraan-waktunya-24fCZPOkPTI  

 

Biro Komunikasi dan Informasi Publik. (14 Maret 2025). Survei Potensi Pergerakan Masyarakat Angkutan Lebaran 2025, Menhub Dudy: Potensi Pergerakan Capai 146,48 Juta Orang, Puncak Arus Mudik 28 Maret 2025. Retrieved from https://www.dephub.go.id/post/read/survei-potensi-pergerakan-masyarakat-angkutan-lebaran-2025%2C-menhub-dudy–potensi-pergerakan-capai-146%2C48-juta-orang%2C-puncak-arus-mudik-28-maret-2025 

 

Pusat Data Kontan. (20 Maret 2025). Jumlah Pemudik 2016-2025. Retrieved from https://pusatdata.kontan.co.id/infografik/83/Jumlah-Pemudik-2016-2025 

Praya Zahwaa Ananda