KESENJANGAN SOSIAL DI INDONESIA

Kesenjangan social merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi untuk dilihat, apalagi di Negara Indonesia. Banyak berita di luar sana yang meliput tentang kesenjangan social di Indonesia, dan juga sering sekali mereka memperlihatkan bagaimana kehidupan orang yang berkecukupan “kaya” dengan kehidupan orang yang kurang beruntung “miskin”. Dapat kita lihat juga secara langsung bahwa kehidupan kedua kasta ini sangat berbanding terbalik 180 derajat.

Namun, tahukah kamu apa itu kesenjangan social? Kesenjangan social sering juga disebut sebagai ketimpangan social karna ketidakseimbangan masyarakat sehingga terlihat perbedaan yang mencolok dari berbagai sisi. Bisa juga dikatikan dengan ketimpangan dalam segi kekayaan, pendapatan dan juga ekonomi. Hal ini dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia sehingga pada akhirnya banyak sekali tenaga kerja yang tidak terpakai “pengangguran” sehingga kemiskinan menjadi semakin meningkat.

Perlu anda ketahui bahwa ada beberapa factor utama yang menjadi penyebab terjadinya kesenjangan sosial. Berikut ini adalah faktor – faktor utama terjadinya kesenjangan sosial:

  1. Perbedaan Sumber Daya Alam (SDA)
    Indonesia dikenal dengan wilayah yang luas dan memiliki sumber daya yang unik serta berbeda di setiap wilayahnya namun, hal inilah yang menjadi salah satu faktor kesenjangan sosial dan ekonomi karena kekuatan Sumber Daya Alam yang ada di tiap daerah berbeda.
  2. Kebijakan Pemerintah
    Keputusan yang diambil pemerintah juga sangat mempengaruhi kesenjangan sosial. Misalnya kesenjangan di bidang program transmigrasi, dimana masyarakat pendatang akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan pendatang.
  3. Kondisi Demografis
    Setiap wilayah pastinya memiliki kondisi demografis yang berbeda hal ini dipengaruhi oleh produktivitas kerja setiap anggota masyarakat di daerahnya masing – masing. Dan masih banyak faktor lainnya.

Berikut ini adalah gambar persentase kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia dari tahun 2012 – 2019:

Gambar I: http://www.harnas.co/2019/10/14/kesenjangan-kesejahteraan-masih-tinggi

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) angka kesenjangan sosial ini sudah dapat dikatakan menurun hal ini dapat dibuktikan dari:

  • Persentase penduduk miskin pada September 2021 sebesar 9,71%, menurun 0,43% poin terhadap Maret 2021 dan menurun 0,48% poin terhadap September 2020. 
  • Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang, menurun 1,04 juta orang terhadap Maret 2021 dan menurun 1,05 juta orang terhadap September 2020.
  • Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2021 sebesar 7,89 persen, turun menjadi 7,60 persen pada September 2021. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2021 sebesar 13,10 persen, turun menjadi 12,53 persen pada September 2021.
  • Dibanding Maret 2021, jumlah penduduk miskin September 2021 perkotaan turun sebanyak 0,32 juta orang (dari 12,18 juta orang pada Maret 2021 menjadi 11,86 juta orang pada September 2021). Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 0,73 juta orang (dari 15,37 juta orang pada Maret 2021 menjadi 14,64 juta orang pada September 2021).
  • Garis Kemiskinan pada September 2021 tercatat sebesar Rp486.168,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp360.007,- (74,05 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp126.161,- (25,95 persen).
  • Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,50 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.187.756,-/rumah tangga miskin/bulan.

Memang dapat dikatakan bahwa persentase penurunan kesenjangan sosial belum signifikan tetapi hal ini dapat dikatakan bagus dan merupakan Langkah awal agar meratanya kualitas hidup setiap masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus berusaha memperbaiki dan lebih giat dalam memperbaiki kualitas hidup, dengan cara membuat/menyediakan lapangan pekerjaan dan berbagai cara lainnya.

Referensi:

Dwi Latifatul Fajri. (2021, Desember 14). “Pengertian, Penyebab, dan Dampak Kesenjangan Sosial Ekonomi”. Diakses pada tanggal 21 Juni 2022 melalui https://katadata.co.id/safrezi/berita/61b826a47ec59/pengertian-penyebab-dan-dampak-kesenjangan-sosial-ekonomi#:~:text=Kesenjangan%20sosial%20adalah%20suatu%20keadaan,kerja%2C%20kemiskinan%2C%20sampai%20kesehatan.&text=Kesenjangan%20sosial%20merupakan%20fenomena%20yang%20terjadi%20di%20berbagai%20negara%2C%20termasuk%20Indonesia.

Laeli Nur Azizah. “Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya”. Diakses pada tanggal 21 Juni 2022 melalui https://www.gramedia.com/literasi/kesenjangan-sosial/

BADAN PUSAT STATISTIK. Diakses pada tanggal 21 Juni 2022 melalui https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/01/17/1929/persentase-penduduk-miskin-september-2021-turun-menjadi-9-71-persen.html

Rico Frenaldi Tokanto