Solusi Mengatasi Ketimpangan Sosial-Ekonomi Indonesia Ditengah Pandemi COVID-19

Ketimpangan sosial dan ekonomi merupakan masalah yang terjadi di indonesia dan sampai sekarang masih belum ditemukan solusi efektifnya. Namun, pertama tama, apa definisi dari ketimpangan? Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata ketimpangan yaitu hal yang tidak sebagaimana semestinya, dengan kata lain “tidak adil” atau “tidak beres”. Jika kita kaitkan definisi ketimpangan dengan aspek sosial dan ekonomi, maka “ketimpangan” ini berarti adanya perbedaan dalam masyarakat yang disebabkan oleh aspek ekonomi, sehingga sadar atau tidak memunculkan berbagai kelas di dalam masyarakat itu sendiri.

Ungkapan “yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin” menjadi kenyataan jika kita membahas mengenai ketimpangan sosial-ekonomi di Indonesia. Ungkapan ini semakin jadi dengan adanya wabah COVID-19 yang menyebar di seluruh negara. Pandemi COVID-19 memberikan efek buruk bagi ekonomi di seluruh negara, khususnya Indonesia. Pada masa ini, para pemimpin dunia memutuskan untuk mengisolasi negaranya sendiri. Apa efeknya bagi ekonomi Indonesia? Negara Indonesia yang seharusnya memperbaiki pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan cita-cita negara menjadi salah satu negara yang maju di dunia, mau tidak mau harus menutup semua kegiatan ekonomi seperti ekspor-impor ke luar negeri. Besarnya efek pandemi ini sangat dirasakan pada tahun 2020 dimana dalam lingkup ASEAN, Indonesia menempati peringkat keempat dengan pertumbuhan kuartal I sebesar 2.97% dan pada kuartal II, Indonesia mengalami penurunan drastis menjadi minus 5.32%. Itu saja masih dalam lingkup ASEAN. Berapa peringkat Indonesia dalam lingkup global? Indonesia menempati peringkat ke-93, yang berarti Indonesia mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun 2018 (peringkat global ke-90).

Sehingga terdapat banyak orang yang di PHK(pemberhentian pekerjaan) oleh perusahaan tempat mereka bekerja untuk menghemat pengeluaran perusahaan. Inilah bentuk realita dari ungkapan “yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin”. Pemimpin perusahaan atau sekedar “atasan” mereka yang notabenenya lebih stabil keuangannya daripada para pekerja, seenaknya memecat tanpa memikirkan keadaan “bawahannya”. Dengan ini terlihatlah dengan jelas perbedaan kelas sosial di antara mereka. Sistem sosial Indonesia menjadi hancur karena adanya perbedaan ini. Muncul lah banyak kejahatan, seperti pencurian atau pembegalan karena kondisi ekonomi yang “mencekik” hidup mereka.

Lantas bagaimana solusi soal ketimpangan di Indonesia pada pandemi COVID-19? Seperti yang dikatakan pada liputan6.com, Bapennas merencanakan untuk mengajak seluruh warga Indonesia untuk mencari solusi mengatasi ketimpangan dengan memberikan ide inovatif yang nantinya akan dilaksanakan oleh pemerintah. Kegiatan ini bernama “Call of Papers”.  Dengan cara ini, Bapennas yakin bahwa seluruh warga Indonesia bisa berpikir secara inovatif dan unik dalam mengatasi ketimpangan di Indonesia,sehingga ketimpangan sosial-ekonomi dapat diatasi dengan sesuai dan tepat sasaran.

Selain cara diatas, terdapat berbagai cara untuk kita lakukan untuk mengatasi ketimpangan ini, seperti meningkatkan pendidikan dalam era modern dan mendorong mobilitas sosial. Kita semua tahu selain ramainya pembicaraan tentang COVID-19, perkembangan industri ekonomi dunia juga menjadi headlinedunia. Beberapa tahun lalu, muncul istilah industri 4.0 dimana semua serba teknologi. Belakangan ini, istilah industri 4.0 menjadi fokus utama Indonesia. Maka dari itu, agar kita bisa mengikuti perkembangan ini, kita harus beradaptasi dengan cara mempelajari hal-hal yang nantinya akan berguna untuk survive di tengah asingnya dunia teknologi.

Selain itu, cara umum Indonesia dengan mendorong mobilitas sosial juga bisa dan memiliki pengaruh besar dalam mengurangi ketimpangan Indonesia.mobilitas sosial merupakan gerakana dari orang per orang dan kelompok-kelompok di antara kedukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda, dengan adanya mobilitas sosial ini kita bisa memeratakan padatnya penduduk, sehingga sistem hierarki atau stratifikasi sosial bisa terpatahkan. Dengan adanya mobilitas sosial ini juga pada akhirnya tanpa kita sadari bisa memeratakan ekonomi di Indonesia.

Cara-cara diatas bisa kita jadikan solusi efektif dalam mengatasi ketimpangan sosial-ekonomi Indonesia. Sebagai kesimpulan, dengan adanya pandemi ditambah adanya transisi teknologi yang luar biasa canggih, kita harus sadar bahwa kita harus terus maju dan beradaptasi agar bisa bertahan ditengah kacaunya dunia. Lalu, bertanya baliklah kepada diri sendiri, apakah saya bisa mengatasi ketimpangan sosial-ekonomi negara?

Referensi

Lektur.id. (2020). “4 Arti Kata Ketimpangan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)”. Diakses pada tanggal 07 November 2021 melalui https://lektur.id/arti-ketimpangan/#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,tidak%20adil%2C%20tidak%20beres.

Garnesia, Irma. (2020). “Lebarnya Jurang Ketimpangan Sosial-Ekonomi Saat Pandemi COVID-19”. Diakses pada tanggal 07 November 2021 melalui https://tirto.id/lebarnya-jurang-ketimpangan-sosial-ekonomi-saat-pandemi-covid-19-f5St.

Hakim, Arief Rahman. (2021). “2 Tahun Jokowi – Ma’ruf Amin, Ketimpangan Ekonomi hingga Utang Membengkak”. Diakses pada tanggal 07 November 2021 melalui https://m.liputan6.com/bisnis/read/4690331/2-tahun-jokowi-maruf-amin-ketimpangan-ekonomi-hingga-utang-membengkak.

Praditya, Ilyas Istianur. (2018). “Bappenas Ajak Masyarakat Cari Solusi soal Ketimpangan Ekonomi RI”. Diakses pada tanggal 07 November 2021 melalui https://m.liputan6.com/bisnis/read/3521087/bappenas-ajak-masyarakat-cari-solusi-soal-ketimpangan-ekonomi-ri.

Rustiani, Ayub. (2021). “Cara Mengatasi Ketimpangan Sosial & Mengenali Faktor Penyebabnya”. Diakses pada tanggal 07 November 2021 melalui https://tirto.id/cara-mengatasi-ketimpangan-sosial-mengenali-faktor-penyebabnya-gafZ.

Richard Gregorius, Sekar Azalea, Annisa Indriani, dan Kelvin Jonatan