Perjuangan Memerangi Kemiskinan Absolut di Indonesia

Kemiskinan merupakan fenomena umum yang sudah terjadi di hampir seluruh negara berkembang, khususnya di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia sehingga produktivitas dan pendapatan sangat rendah. Dengan kata lain, kemiskinan adalah keadaan di mana terdapat ketidakmampuan untuk memenuhi suatu kebutuhan dasar. Hal yang lazim terjadi di tanah air adalah kemiskinan absolut, yang merupakan jenis kemiskinan di mana situasi  masyarakat yang mempunyai tingkat atau jumlah pendapatannya  di bawah garis kemiskinan nyaris tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup untuk sehari-hari saja.

Banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan absolut, seperti korupsi terutama pada bansos, sistem pendidikan yang rendah, disabilitas, ketidakadilan, penindasan, dan kapasitas pemerintah yang terbatas. Lalu, infrastruktur yang buruk dan pengangguran yang berkepanjangan juga bertanggung jawab atas kurangnya layanan dasar dan pendapatan warga. Perkembangan ekonomi yang lemah pada akhirnya memperpanjang kemiskinan.

Kemiskinan sebagaimana permasalahan sosial dapat memberikan dampak pada individu tersebut serta masyarakat luas. Kemiskinan juga dapat memberikan dampak-dampak lain, seperti meningkatnya kriminalitas, angka kematian yang meningkat, akses pendidikan yang sempit, terjadi konflik ataupun demonstrasi, dan juga meningkatnya angka pengangguran.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk serius dan telaten dalam menanggulangi permasalahan sosial ini karena ada banyak upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi agar warga bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 2017 sampai 2020 kuartal pertama, terdapat penurunan tingkat kemiskinan, jumlah penduduk yang tergolong miskin juga cenderung turun untuk setiap kabupaten/kota, pendapat per kapita penduduk juga meningkat. Namun, wabah covid-19 yang merajalela memperburuk kondisi ekonomi di Indonesia, dengan terjadinya penurunan kapita karena banyak masyarakat  kehilangan pekerjaan akibat PHK serta usaha UMKM yang tidak dapat bertahan selama pandemi.

Apa solusi terbaiknya? Program kerja pemerintah, Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), telah menekan angka kemiskinan dengan melangsungkan kegiatan bansos. Febrio Kacaribu, Kepala Kebijakan Fisikal Kementerian Keuangan, mengutarakan bahwa pelaksanaan PEN pada tahun 2020 telah menyelamatkan 5 juta lebih masyarakat menjadi miskin. Program tersebut juga diharapkan untuk diperpanjang hingga pandemi covid-19 menurun tajam yang bersinggungan dengan adanya pemulihan ekonomi.

Usaha penekanan angka kemiskinan bukan hanya melalui pemerintah Indonesia saja, melainkan juga organisasi internasional. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga melaksanakan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) sebagai bentuk agenda 2030 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, kehidupan sosial, dan kualitas lingkungan hidup masyarakat serta infrastruktur yang terlaksana secara terstruktur. Upaya tersebut diharapkan untuk tetap dapat dijaga serta ada peningkatan kualitas hidup yang terus berlanjut ke generasi selanjutnya, dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia untuk menghindari terjadinya diskriminasi dalam upaya  penanggulangan kemiskinan.

Segala upaya tersebut perlu dilaksanakan dengan tertib, tidak hanya presiden ataupun pemerintah saja yang mempertegas dan memperketat peraturan, tetapi juga partisipasi aktif masyarakat untuk peduli terhadap sesama, dengan menggalang dana atau melakukan kegiatan sukarelawan. Dengan demikian, Indonesia dapat pulih dengan menuju masa depan yang lebih baik tanpa meninggalkan siapapun.

Daftar referensi:

Ahmad. “Faktor Penyebab Kemiskinan dan Dampaknya”. Diakses pada tanggal 12 Desember 2021 melalui https://www.gramedia.com/literasi/penyebab-kemiskinan/

Liputan 6. (2021, Agustus 27). “8 Faktor Penyebab Kemiskinan Dalam Suatu Negara, Beserta Definisi dan Dampaknya”. Diakses pada tanggal 12 Desember 2021 melalui https://id.berita.yahoo.com/8-faktor-penyebab-kemiskinan-dalam-020023139.html?

https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-ketimpangan.html

Callistasia Wijaya. (2021, Februari 17). “Dampak Covid-19: 2,7 juta orang masuk kategori miskin selama pandemic, pemulihan ekonomi butuh waktu lama”. Diakses pada tanggal 12 Desember 2021 melalui https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55992498

https://www.sdg2030indonesia.org/

Faiz Natsir Ainurrafi, Kevin Laurent Oktavian Putra, Nayla Anandhita Darmawan, dan Rico Frenaldi Tokanto