Efektivitas Penggunaan Media Sosial untuk Pengenalan Budaya

Kita tahu bahwa dunia berkembang dengan pesat setiap waktu. Perkembangan teknologi membuat masyarakat lebih mudah dalam menyampaikan dan menyebarkan informasi secara terbuka. Kehadiran teknologi memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi tanpa memperdulikan batas waktu dan tempat. Ini juga membuat penyampaian informasi dan informasi itu sendiri berkembang seiring berjalannya waktu.

Budaya adalah salah satu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok manusia dari generasi ke generasi. Kebudayaan yang ada di Indonesia sangatlah beragam. Kebudayaan yang ada ini sudah seharusnya menjadi identitas bangsa yang harus kita perkenalkan secara luas. Kebudayaan ini mencakup kebudayaan yang bersifat non-bendawi seperti tarian, musik, nyanyian, masakan tradisional, dan masih banyak lagi. Kesadaran untuk mengenal budaya sebenarnya sudah sejak lama ditanamkan melalui pelajaran di tingkat dasar. Hanya saja ketika mulai dewasa, kesadaran untuk mempelajari budaya dan memperkenalkan kepada dunia luar semakin menipis. Masyarakat secara mayoritas lebih memilih untuk mengadopsi budaya-budaya luar yang memiliki sifat modern dibandingkan dengan budaya lokal.

Media Sosial telah mengubah cara masyarakat berkomunikasi dan mencari informasi. Media sosial juga sudah menjadi platform yang terbuka bagi masyarakat untuk saling berbagi dan berhubungan, misalnya seperti whatsapp, twitter, facebook, line, dan tiktok. Media sosial sudah seharusnya berisi tentang budaya Indonesia apabila kita ingin menjadikkannya sebagai tren dan edukasi. Ini bisa dilakukan dengan tiktok. Kita bisa menjadikkan lagu daerah sebagai sound tiktok. Jadi, pengguna media sosial pun akan penasaran dengan sound yang digunakan dan mencari darimana asal sound tersebut. Selain itu, kita dapat mengenalkan budaya lewat sketsa kebiasaan masyarakat Indonesia yang ramah dan majemuk. Hal ini agar masyarakat lebih tertarik dengan budaya ataupun konten yang ada di media sosial. Hal ini ditambah dengan penyebaran konten di media sosial sangat berkembang cepat dan pesat sehingga informasi akan lebih mudah disebarkan. Selain itu, untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi, dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi yang akurat dan tepat. Informasi ini sudah seharusnya berisi konten sosial, edukasi, atau hubungan masyarakat yang positif dan didasarkan dengan pengenalan budaya.

Tentunya, dalam menyebarkan konten di media sosial dibutuhkan kekonsistenan apalagi jika kita baru memulai untuk aktif dalam menyebarkan konten di media sosial. Hal ini agar konten yang kita sebarkan mempunyai keunikan atau ciri khas di media sosial. Jadi, meskipun konten yang kita sebarkan belum dilihat banyak orang, cobalah untuk fokus dan tetap konsisten dalam menyebarkan konten di media sosial. Hal ini karena kita sebenarnya juga sudah membantu untuk menyebarkan konten positif sekaligus konten persuasif bagi pengguna media sosial untuk mengenal budaya atau kebiasaan baik yang perlu dibangun.

Kegiatan lain yang kita bisa jadikan konten adalah kampanye yang menjadi tren. Misalnya, kita tahu bahwa tren adalah yang menjadi daya tarik pengguna sosial media. Kita harus mampu menjadikan konten kita sebagai tren sehingga banyak masyarakat yang akan mengikuti konten yang kita berikan. Ketika konten yang kita berikan menjadi tren, akan banyak orang yang secara tidak langsung melakukan apa yang berikan di media sosial. Hal ini tentunya akan membuat budaya yang kita ingin bangun menjadi tersebar dengan cepat dan target kita pun diikuti oleh semua orang.

Contoh konten yang kita bisa sebarkan di media sosial antara lain dalam bentuk audio, video, foto, ataupun tulisan (quotes-quotes) menarik. Kita suka beranggapan bahwa menyebarkan konten positif itu seperti “mengatur hidup orang lain”. Namun, dibandingkan konten yang disebarkan adalah konten negatif ataupun konten yang tidak membangun, lebih baik kita yang memulai dengan konten positif. Jika kita berani melakukan hal ini secara terus menerus, hal ini akan menjadi kebiasaan dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang serupa dengan kita sehingga konten atau budaya yang positif tentunya akan bisa menjadi tren di media sosial.

Referensi :
Hartanto, Hendry, dan Engelbertha Silalahi. ” EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN BRAND AWARENESS, FUNCTIONAL BRAND IMAGE, DAN HEDONIC BRAND IMAGE DARI PRODUK – PRODUK SAMSUNG GALAXY”. Diakses pada tanggal 3 September 2021 melalui https://media.neliti.com/media/publications/111399-ID-none.pdf.

Wijaya, Harry Iskandar. (2017, Agustus 30). “Teknologi Informasi (Media Sosial) untuk Publikasi Cagar Budaya”. Diakses pada tanggal 3 September 2021 melalui https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/pemanfaatan-media-sosial-untuk-publikasi-cagar-budaya/

Rindha, Venta. (2020, Desember 30). “Pengaruh Media Sosial Terhadap Kecerdasan Budaya Masyarakat”. Diakses pada tanggal 4 September 2021 melalui https://kumparan.com/ventaridha02/pengaruh-media-sosial-terhadap-kecerdasan-budaya-masyarakat-1usOuJsxcio/full

Basarah, Finy F dan Gustina Romaria. “Perancangan Konten Edukatif di Media Sosial” . Diakses pada tanggal 5 September 2021 melalui https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jam/article/view/7536

Amanda Gouw, Rico Frenaldi Tokanto, dan Natanael Haposan Jeby