Enam Trik Wawancara Kerja yang Bikin HRD Terpikat, Pasti Diterima Deh!
Wawancara kerja masih menjadi momok bagi sebagian orang, apalagi pencari kerja yang baru lulus kuliah. Bagaimana tidak? Selain dari CV, setiap cerita dan gerak-gerik yang ditampilkan olehmu bisa dinilai dalam hati oleh HRD. Bayanganmu akan tatapan dan pertanyaan tajam para HRD pun melebihi ngerinya “keroyokan” dosen penguji saat pendadaran.
Mulai sekarang, jauhi momokmu itu! Ini dia enam bocoran tips wawancara kerja yang membuat HRD terpikat.
1. HRD menyenangi Interviewee yang punya persiapan. Setidaknya, kamu sudah tahu melamar pada perusahaan apa dan posisi yang dilamar
HRD sering menanyakan apa yang kamu ketahui dari perusahaan yang dilamar. Kadang-kadang, kamu juga akan ditanyai soal apa yang kamu tahu dan bayanganmu bekerja di posisi yang dilamar. Hal ini untuk menguji apakah kamu benar-benar melamar pekerjaan itu karena tahu kemampuanmu dan punya minat. Bukan sekedar acak saja. Menurut Albert Mahendra, Talent Acquisition Kulina.id, orang yang sudah melakukan persiapan mengenai pengetahuan perusahaan itu akan lebih terlihat menarik di mata HRD. “Ia sudah tahu perusahaan yang dilamar itu perusahaan apa, sudah ada pengetahuan, dan pengalaman mengenai apa yang dilakukan.”
2. Jangan lupa, komunikatif sama interviewermu. Mereka senang jika kamu tidak menjawab singkat dan seadanya saja
Ketika HRD bertanya, jangan memberi jawaban “ya” atau “tidak” saja. Jangan juga menjawab pendek. Sebenarnya, pertanyaan HRD adalah pertanyaan pancingan agar kamu mau menceritakan lebih banyak dari yang ada di CV. Maka dari itu, alangkah baik jika kamu menyampaikan hal-hal yang tidak tertulis di CV. Saat bercerita soal organisasi, lanjutkan dengan apa yang kamu peroleh dan prestasimu di sana. Tapi, jangan terlalu banyak juga ya agar HRD tidak bosan!
3. Antusias menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan lowongan pekerjaan yang ada itu gak tabu. Interviewer akan melihat seberapa besar minatmu
Secara umum, hal ini akan menggambarkan lagi niat besarmu bergabung di perusahaan. Secara khususnya, kamu juga berminat pada lowongan yang kamu lamar. Kamu bisa bertanya apa saja sebenarnya tugasnya. Apakah ekspektasimu sudah sama dengan tugas yang sesungguhnya. Lalu bagaimana penilaian kinerja dan budaya kerja di sana.
4. Sebagian HRD masih percaya jika orang yang melamar harus berlatar belakang yang senada. Jika kamu pernah bersinggungan dengan posisi itu, sampaikanlah
Masih menurut Albert Mahendra, beberapa HRD masih percaya bahwa talenta yang baik adalah orang yang melamar sesuai dengan pekerjaan yang ada. “Misalnya, posisi HRD dari jurusan Psikologi atau Hukum. Programmer dari jurusan Ilmu Komputer atau Teknik Informatika. Jika tidak, minimal orang-orang yang sudah lama bekerja di bidang tersebut,” sebut Albert. Ini karena banyak hal-hal teknis yang sulit dikuasai jika bukan memang mereka yang mempelajari ilmunya.
5. Usahakan kamu menulis kemampuan yang terukur di CV. Lalu jelaskan kemampuan tak terukurmu saat wawancara
“Terkadang ada pelamar yang menulis di CV, punya skill kerjasama, Ieadership, komunikatif, dan argumentatif. Itu semua adalah skill yang tidak bisa diukur. Ada baiknya sewaktu wawancara, dijelaskan skill-skill tersebut,” terang Albert. Ditambahkannya, hal-hal tersebut bisa tetap dipertahankan ditulis di CV namun harus ada portofolio yang kuat untuk meyakinkan rekruiter. Misalnya, tertulis punya leadership tapi selama ini belum pernah bekerja di posisi senior atau manager.
Untuk mengatasinya, Albert menyarankan menulis skill-skill yang bisa diukur. Misalnya, kemampuan Bahasa Inggris yang terbukti dengan skor TOEFL atau mempraktekkan Bahasa Inggris saat interview. “Kalau softskill, mending ditunjukkan dengan pengalaman saja. Misalnya, pernah menjadi ketua panitia acara dan ada masalah. Peran saya begini, akhirnya selesai, dan acara sukses.” jelasnya.
6. Setiap orang punya keunikan sendiri. Jika gagal, jangan merasa bodoh karena keunikanmu memang belum cocok saja dengan perusahaan itu
Dari segi psikologi, manusia itu unik. Anak kembar identik pun akan berbeda satu sama lain. Begitu pula dengan proses rekrutmen. “Ketika kamu gagal, bukan berarti kamu itu jelek, bodoh, tidak berguna dibandingkan dengan yang diterima. Bukan berarti juga, persiapanmu kurang kuat. Akan tetapi, keunikanmu tidak cocok dengan perusahaan yang ada,” tutup Albert.
Atas dasar itulah, kamu tidak boleh berputus asa. Tetaplah berusaha sampai bisa mendapat tempat yang cocok dengan keunikan yang kamu miliki.
Gimana? Kamu sudah siap menjajal wawancara kerja lainnya setelah membaca tips wawancara kerja di atas? Yuk, semangat!
Daftar Pustaka:
https://www.idntimes.com/life/career/vita/6-trik-wawancara-kerja-yang-bikin-hrd-terpikat/full