Kunjungan Perdana Menteri Inggris ke Arab Saudi menuai kecaman

Pada tanggal 4 April 2017, Perdana Menteri Inggris, Theresa May melakukan lawatan ke Arab Saudi demi meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. Sebelumnya, May telah melakukan kunjungan ke negara Yordania dan bertemu dengan Raja Abdullah di Amman. Baik Inggris maupun Arab Saudi memiliki kerjasama yang penting bagi kedua negara, termasuk dalam perdagangan dan untuk memberantas terorisme di dunia.

            Dalam lawatannya, pemerintah Inggris menekankan bahwa kunjungan May ke Arab Saudi ini akan memperkuat hubungan antara kedua negara termasuk untuk melawan terorisme yang terjadi di dunia. Selain itu, dengan kunjungan May ke Arab Saudi diharapkan akan meningkatkan potensi investasi Arab Saudi ke Inggris dengan jumlah yang sangat besar sehingga akan memberikan efek positif bagi perekonomian Inggris (New York Times, 2017).

            Kenyataannya, Arab Saudi adalah negara yang memiliki hubungan dagang terbesar dengan Inggris, dimana total ekspor Inggris ke Eropa dalam sektor barang dan jasa mencapai $8.1 miliar pada tahun 2015 (New York Times, 2017). Selain itu, Arab Saudi adalah salah satu pembeli terbesar dalam sektor persenjataan Inggris, sehingga bisa disimpulkan perekonomian Inggris mendapat banyak dorongan dari hasil penjualan senjata ke Arab Saudi.

            Akan tetapi, lawatan PM May ke Arab Saudi mengalami banyak kecaman terutama dari kubu oposisi partai May, yaitu partai Buruh. Pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, menekankan agar secepatnya ekspor senjata ke Arab Saudi segera dihentikan karena ekspor senjata Inggris ke Arab Saudi telah menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia, mengingat Arab Saudi membeli senjata di Inggris untuk memimpin koalisinya dalam memerangi para pemberontak di Yaman yang menyebabkan banyak kesusahan bagi warga sipil disana.

            Menurut Corbyn, senjata buatan Inggris memiliki kontribusi besar dalam menyebabkan bencana kemanusiaan di Yaman, terutama dalam pemboman yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman yang didukung oleh Inggris. Menurutnya, pemboman yang dilakukan koalisi pimpinan Arab di Yaman telah menyebabkan ribuan orang tewas, 21 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan dan 3 juta orang terusir dari rumah mereka sendiri (BBC News, 2017). Tidak hanya itu, Corbyn juga mengkritik sistem pemerintahan Arab Saudi, yang mana menurutnya sistem monarki yang diktator dimana Arab Saudi memiliki catatan yang mengguncangkan terutama dalam catatan hak asasi manusia, sehingga Corbyn menekankan bahwa PM May seharusnya memusatkan perhatian tentang pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional (BBC News, 2017).

            Sebagai respon, PM May sebetulnya memiliki keinginan untuk meningkatkan pergerakan bagi kaum wanita dalam bidang pemerintahan dan angkatan kerja di Arab Saudi, yang mana menurut May sudah mengalami kemajuan dari 22% menjadi 30% (BBC News,2017). Lebih lanjut lagi, May mengatakan bahwa salah satu isu lawatannya kali ini adalah untuk memberikan bantuan kemanusiaan di negara-negara Timur Tengah yang sedang mengalami krisis. May juga berencana untuk memberikan bantuan sebesar satu miliar euro untuk membantu korban di negara-negara yang sedang menghadapi perang di Timur Tengah, agar para warga sipil tidak perlu membahayakan nyawa mereka untuk melakukan perjalanan ke Eropa. Dana ini juga bertujuan untuk membantu dalam bidang pendidikan, keterampilan dalam kerja dan menciptakan lapangan pekerjaan (BBC News, 2017).

            Baik pemerintah Inggris maupun Arab Saudi seharusnya juga memperhatikan krisis yang terjadi di Yaman, mengingat kedua negara ini memiliki peranan penting dalam memberantas kelompok pemberontak di sana. Akan lebih baik apabila kedua negara ini membantu kondisi di Yaman sekarang untuk melakukan gencatan senjata, sehingga penyelesaian masalah politik bisa teratasi dan dengan demikian secara otomatis bantuan pangan bisa ditingkatkan.

Referensi

BBC News, 2017. PM Inggris Dicecar Soal Kunjungan ke Arab Saudi, dalam http://www.bbc.com/indonesia/dunia-39487878

New York Times, 2017. British PM Arrives in Saudi Arabia on Mission to Boots Ties, dalam https://www.nytimes.com/aponline/2017/04/04/world/middleeast/ap-ml-saudi-arabia-britain.html?_r=0

Timothy Herry Mumu