Buah Hasil Kunjungan Presiden Jokowi yang Sempat Tertunda
Pada 6-8 November 2016 lalu, kunjungan Presiden Jokowi ke Australia yang sudah dijadwalkan sebelumnya sempat tertunda. Hal ini disebabkan karena saat ini kondisi politik di Indonesia sedang tidak kondusif. Namun, hal tersebut tidak menghalangi Presiden Jokowi untuk tetap berkunjung ke Australia, meskipun kondisi kerjasama militer Indonesia-Australia sempat memburuk, sebab pelajaran militer Australia yang diduga menghina “Pancasila” menjadi “Pancagila”, kerjasama Indonesia-Aussie dalam sektor militer sempat kandas. Untungnya, hal ini tidak mempengaruhi kerjasama dalam sektor lain seperti kerjasama perdagangan maupun investasi.
Tepatnya Jum’at, 25-26 Februari 2017, Joko Widodo bersama dengan Ibu negara Iriana Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Thomas Lembong melakukan kunjungan ke Sydney, Australia dalam rangka upaya kerjasama Indonesia-Australia bersama dengan PM Australia Turnbull. Pertemuan tersebut tidak hanya di hadiri oleh Turnbull, tetapi juga 19 pengusaha Australia.
Kunjungan tersebut membahas mengenai hubungan kerjasama dalam berbagai aspek, dan yang menjadi fokus utama adalah mengenai aspek ekonomi. Pemerintah Indonesia akan menyamakan tarif bea masuk gula dari Australia dengan gula dari ASEAN, Indonesia juga mendapatkan akses untuk pasar herbisida dan pestisida di Australia. Oleh sebab itu, diperkirakan bahwa ekspor dari produk pembasmi hama tersebut dapat meningkat. Dalam hal ekspor kertas Indonesia, Indonesia meyakinkan Australia, bahwa dalam hal ini Indonesia mampu menjamin bahwa ekspor tersebut dapat berjalan dengan baik, karena Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang memiliki lisensi Forest Law Enforcement Governance and Trade Voluntary Partnership Agreement (FLEGT VPA). Selain itu kunjungan Presiden Jokowi juga menghasilkan penurunan harga impor sapi. Presiden Jokowi dan PM Turnbull juga akan menyinggung mengenai pentingnya Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IACEPA) yang akan diselesaikan pada tahun ini.
Selain itu, diharapkan kunjungan ini dapat meningkatkan investasi dari Australia ke Indonesia yang mencakup bidang pertambangan, wisata bahari, infrastruktur, hingga prasarana air. Kerjasama dalam bidang pendidikan bahasa juga menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menginternasionalisasikan bahasa Indonesia, sehingga cakupan kerjasama juga akan semakin luas.
Referensi
Whisnu Mardiansyah, “Presiden Bawa Pulang Sejumlah Kesepakatan dengan Australia”, Metrotvnews, diakses dari http://news.metrotvnews.com/read/2017/02/27/663834/presiden-bawa-pulang-sejumlah-kesepakatan-dengan-austra, pada tanggal 26 februari 2017 pukul 20.04
Septian Deny, “Ini Hasil Kunjungan Jokowi ke Australia di Bidang Ekonomi”, Liputan6, diakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2869675/ini-hasil-kunjungan-jokowi-ke-australia-di-bidang-ekonomi, pada tanggal 27 februari 2017 pukul 20.17
CNN Indonesia, “Kemlu Tetap Jadwalkan Kunjungan Jokowi ke Australia”, dalam http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170105184106-106-184404/kemlu-tetap-jadwalkan-kunjungan-jokowi-ke-australia/, pada tanggal 27 Februari 2017 pukul 20.17