Joint Statement Forum (JSF) 2025: Kolaborasi Mahasiswa Hubungan Internasional untuk Pertahanan Indonesia di Era Digital
Di tengah pesatnya transformasi digital dan meningkatnya kompleksitas tantangan global, penting bagi mahasiswa Hubungan Internasional untuk turut berkontribusi dalam merespons isu-isu strategis bangsa. Salah satu wujud nyata dari semangat tersebut adalah Joint Statement Forum (JSF) 2025, sebuah program kerja dari Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (FKMHII) Koordinator Wilayah II.
Dengan mengangkat tema “Transformasi Digital sebagai Pilar Utama Pertahanan Indonesia: Mewujudkan Keamanan dan Kedaulatan di Era Disrupsi Teknologi”, JSF 2025 menghadirkan ruang diskusi dan simulasi forum bagi mahasiswa untuk membahas isu pertahanan nasional dari perspektif digital. Forum ini bertujuan menyusun “Draft Komunike” yang berisi pernyataan bersama dan rekomendasi kebijakan yang nantinya disampaikan kepada pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Pertahanan.

Program ini terselenggara atas kolaborasi lima himpunan mahasiswa, yaitu HIMHI Universitas Bina Nusantara, LSPR YDC, PUMA IR President University, HIMAHI Universitas Paramadina, dan HIMAHI Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Kegiatan melibatkan 50 delegasi dari 20 universitas di wilayah JADETABEKA dan menargetkan partisipasi 250 peserta umum untuk sesi seminar.
Rangkaian Kegiatan Hari Pertama: Seminar & Forum Awal
Kegiatan JSF 2025 berlangsung selama dua hari, dimulai pada Rabu, 11 Juni 2025. Acara dibuka dengan seminar nasional yang bertempat di Auditorium Kampus BINUS Anggrek. Seminar ini menghadirkan tiga topik utama yang mencerminkan dimensi transformasi digital dalam pertahanan negara, yaitu:
- Tata kelola strategis dan kelembagaan,
- Pengembangan SDM dan inovasi teknologi,
- Strategi komunikasi publik di era digital.
Para narasumber yang hadir merupakan figur berkompeten di bidangnya, seperti Dr. Kris Wijoyo Soepandji, S.H., M.P.P. (Staf Khusus Menteri Pertahanan), Lianatasha, S.ST.MO., M.Ikom. (Pranata Humas Kementerian Pertahanan), dan Dr. Peni Hanggarini, S.IP., MA. (Dosen Magister HI Universitas Paramadina). Seminar ini diharapkan dapat memberikan bekal pemahaman yang kuat bagi para delegasi dalam menjalankan sesi forum selanjutnya.

Usai seminar dan istirahat, kegiatan berlanjut ke sesi Forum JSF di Kampus BINUS Syahdan. Pada hari pertama forum ini, para delegasi mulai menjalankan simulasi sidang yang dipandu oleh pimpinan sidang. Diskusi difokuskan pada pembukaan agenda, pembacaan aturan forum, dan Sidang I sebagai langkah awal penyusunan komunike.
Rangkaian Kegiatan Hari Kedua: Finalisasi dan Penutupan
Forum dilanjutkan pada Kamis, 12 Juni 2025, di Faculty Lounge Kampus BINUS Anggrek. Sepanjang hari, peserta mengikuti Sidang II hingga Sidang V yang mencakup diskusi mendalam dan pertukaran ide antara peserta serta finalisasi Draft Komunike. Beberapa versi rundown juga mencakup waktu tambahan untuk penyempurnaan dokumen. Proses penyempurnaan dokumen ini melibatkan diskusi kritis untuk memastikan isi dokumen lengkap, akurat, dan konsensus seluruh peserta. Setelahnya akan ditutup dengan sesi pengumuman dan dokumentasi.
Penutupan ini bukan hanya menjadi selebrasi keberhasilan acara, tetapi juga momentum refleksi atas kontribusi mahasiswa dalam menyuarakan isu strategis nasional. Ini menegaskan bahwa keberhasilan acara tidak hanya diukur dari kelancaran pelaksanaan, tetapi juga dari dampak positif yang dihasilkan, terutama dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi mahasiswa terhadap isu-isu nasional yang mendesak.

Menjelang sore hari, peserta kemudian mengikuti sesi santai berupa Campus Tour. Melalui kegiatan ini, peserta dapat mengetahui lebih jauh tentang fasilitas kampus, mendapatkan pengalaman baru, dan memperluas jaringan pertemanan yang dapat mendukung kolaborasi di event lainnya.
Mengapa JSF 2025 Penting?
JSF 2025 lebih dari sekadar forum diskusi biasa, tetapi juga sebuah wadah belajar sekaligus berkontribusi secara nyata bagi pemikiran dan solusi inovatif. Di tengah perkembangan global yang sangat pesat, isu pertahanan tak lagi hanya soal kekuatan militer konvensional, tapi juga mencakup dunia digital dan komunikasi publik. Hal ini menuntut mahasiswa Hubungan Internasional untuk adaptif, menjadi pemikir kritis, dan solutif. Melalui JSF, mereka tidak hanya belajar berdiplomasi dan bernegosiasi, dan menyusun argumen secara efektif, tetapi juga diajak untuk aktif merumuskan gagasan yang konkret dan memiliki peluang untuk diimplementasikan. Para mahasiswa dapat menyampaikan ide-ide yang berpotensi menjadi masukan penting bagi pembuat kebijakan dan pengambil keputusan untuk membangun strategi nasional.
Dengan demikian, JSF 2025 tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk berdiskusi akademik, tetapi juga sebagai proses pembelajaran yang membentuk para mahasiswa menjadi calon pemimpin yang dapat memberikan perubahan dalam dampak nyata dalam konteks nasional dan global.
Menjelang sore hari, peserta kemudian mengikuti sesi santai berupa Campus Tour. Melalui kegiatan ini, peserta dapat mengetahui lebih jauh tentang fasilitas kampus, mendapatkan pengalaman baru, dan memperluas jaringan pertemanan yang dapat mendukung kolaborasi di event lainnya.
Secara keseluruhan, hari kedua ini dirancang sebagai gabungan antara aktivitas yang bersifat formal dan diskusi mendalam, serta kegiatan yang santai untuk mempererat hubungan sosial antar peserta.
Sesi Penutupan: Apresiasi dan Refleksi
Kegiatan JSF 2025 secara resmi ditutup pada pukul 15.30 WIB. Acara penutupan diawali dengan sambutan dari perwakilan panitia dan FKMHII Korwil II, serta Ketua Program Studi HI BINUS yang telah berperan aktif dalam kesuksesan acara ini. Dilanjutkan dengan Awarding Pimpinan Sidang terbaik dan peserta aktif yang menunjukan kontribusi luar biasa selama forum berlangsung. Hal ini bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap tim dan individu yang menunjukan ide inovatif, kepemimpinan, dan semangat kolaboratif. Setelah itu, dilakukan sesi dokumentasi bersama, serta hiburan dari peserta berupa Ladder of Dares dan penampilan band agar memberikan suasana yang santai di acara penutupan.