HIMHI BINUS berpartisipasi dalam PNMHII XXXVI di Universitas Lampung

Para peserta PNMHII (dari kiri : Guido, Angelica, Anastasya, Kristen, Yehosua).

Bandar Lampung – Universitas Lampung menjadi tuan rumah Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PNMHII) ke-36 yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 6 November 2024. Acara ini menjadi ajang strategis bagi mahasiswa Hubungan Internasional dari berbagai universitas di Indonesia untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan memperluas wawasan tentang diplomasi serta promosi budaya lokal ke panggung global.

PNMHII tahun ini mengangkat tema “Revealing Indonesia’s Rich Mosaic: Enhancing Global Presence via Sustainable Local Tourism Initiatives & Elevating Local Heritage on the Global Stage.” Tema ini mendorong pengembangan pariwisata lokal yang berkelanjutan sekaligus pelestarian warisan budaya nusantara untuk menarik perhatian dunia internasional.

Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMHI) Binus University turut ambil bagian dalam pertemuan ini dengan mengirimkan sejumlah delegasi. Anastasya Pratiwi Putri Kaontole dan Yehosyua Deni Orno mewakili HIMHI dalam Sidang Forum, didampingi oleh Guido Mario Conforti Mangasihtua Miracle Simbolon sebagai pemantau. Kristen Kaunang dan Angelica Anjanette Putri Kyreina berpartisipasi dalam Joint Statement Forum. Selain itu, Lovine Indah Prameswari ditugaskan sebagai Sekretaris Nasional dalam kegiatan tersebut.

Rangkaian kegiatan PNMHII XXXVI meliputi konferensi internasional, kompetisi artikel dan video, kursus diplomasi, hingga sidang forum yang menjadi pusat pengambilan keputusan bagi Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (FKMHII). Dalam kursus diplomasi, peserta dilatih untuk memahami strategi negosiasi dan politik global melalui simulasi sidang PBB, sementara kompetisi artikel dan video memberikan kesempatan untuk menyalurkan ide-ide kreatif terkait tema besar acara.

Partisipasi HIMHI Binus University dalam PNMHII XXXVI diharapkan dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi, pemikiran kritis, serta wawasan lintas budaya mahasiswa. Acara ini tidak hanya menjadi sarana belajar, tetapi juga platform untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia melalui inisiatif yang berkelanjutan dan inovatif.

Mahatma Rayyan