Puluhan Ribu Orang Melakukan Protes Menentang Kebijakan Militer Baru di Sudan
(Source: Thegrogorwth)
Kondisi pemerintahan Sudan kini masih diisi oleh militer. Ini juga yang menjadi poin utama masyarakat Sudan melakukan protes. Puluhan ribu orang turun ke jalan untuk menuntut militer untuk kembali mengurus urusannya dan rakyat menduduki kedudukan tertinggi.
Sudan menjadi satu dari beberapa negara yang masih dikuasai oleh militer yang mengisi kursi pemerintahan. Sejak Sudan berdiri selama 65 tahun, sudah 52 tahun rakyat Sudan hidup di era pemerintahan militer. Tindakan keras sekaligus brutal adalah yang diterima rakyat.
Abdalla Hamdok sempat mengatakan bahwa tahun 2019 dan era Al-Bashir adalah era kudeta terakhir yang akan dihadapi oleh Sudan. Tetapi pada kenyataannya, Abdullah Hamdok yang membuat kebijakan baru dengan militer sehingga hal tersebut yang menjadi masalah.
Hampir semua rakyat Sudan merasa kecewa karena kesepakatan ini akan membuat era kudeta yang baru. Militer berkuasa dan membuat rakyat yang melakukan unjuk rasa langsung dihakimi di tempat. Dan gas air mata yang selalu dirasakan oleh para pengunjuk rasa.
Apa yang Sedang Terjadi di Sudan
(Source: Freshnewsasia)
Sudan menjadi satu dari puluhan negara yang masih berada di era pemerintahan opresif. Sempat terhenti saat tahun 2019, tetapi pada 25 November 2021, terjadi kesepakatan antara perdana menteri Abdalla Hamdok dengan panglima militer Sudan, Abdel Fattah Al-Burhan.
Pengunjuk rasa merasa Abdalla Hamdok hanya melanjutkan kekuasaan militer di negara mereka. Kini, militer sudah sepenuhnya memegang kontrol setelah menyelesaikan masalah power-sharing dalam pemerintahan dan akan menahan sementara perdana menteri.
Panglima militer Sudan malah beranggapan kalau perjanjian ini akan membentuk negara menjadi lebih aman dan jauh dari konflik. Menurut Abdel Fattah Al-Burhan, transisi negara selama 2 tahun ini hanya akan mengancam perdamaian dan persatuan Sudan.
Oleh karena itu, pemerintahan sekarang telah menerbitkan beberapa pasal baru dan beberapa pemerintah regional sudah dicopot jabatan. Rakyat Sudan tentu saja tidak ingin jika harus kembali seperti yang mereka rasakan selama setengah abad lalu sehingga protes.
Sebuah Pengkhianatan oleh Perdana Menteri Abdalla Hamdok
(Souce: The State)
Penduduk Sudan kini sedang sangat marah dengan fakta bahwa Abdalla Hamdok bersedia untuk bernegosiasi dengan pimpinan militer negara itu. Ini merupakan bentuk pengkhianatan dan pengambilalihan pemerintahan oleh militer sepenuhnya tidak bisa diterima.
Perdana Menteri Hamdok dan beberapa pemerintah daerah sudah ditangkap karena menolak kesepakatan yang dibuat oleh Hamdok beserta dengan panglima militer. Penduduk Sudan yang merasa dirugikan dan terhitung sudah sebanyak 42 pengunjuk rasa telah tewas.
Protes tidak hanya terjadi di ibu kota Sudan, Khartoum, tetapi juga terjadi di daerah seperti Port Sudan, Kassala, Nyala, dan Atbara. Rakyat dituntut untuk terus turun di jalan hingga apa yang mereka tuntut bisa dikabulkan. Dan berharap bahwa dapat hidup dengan bebas.
Referensi
Al Jazeera. (2021, November 30). Sudan security forces fire tear gas at Khartoum protesters. Protests News | Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2021/11/30/anti-military-protesters-to-march-on-sudans-presidential-palace
Mackintosh, I. C. K. A. E. (2021, October 26). Sudan coup explained: The military has taken over in Sudan. Here’s what happened. CNN. https://edition.cnn.com/2021/10/25/africa/sudan-coup-explained-intl-cmd/index.html
Reuters. (2021a, November 30). Sudan politician freed a month after arrest during coup. https://www.reuters.com/world/africa/sudan-politician-freed-month-after-arrest-during-coup-2021-11-29/
Reuters. (2021b, November 30). Tens of thousands march against military rule in Sudan, met with tear gas. https://www.reuters.com/world/africa/anti-military-protesters-march-sudans-presidential-palace-2021-11-30/
Author: Vincent Govandhi | IRB News
Editor: Uttari Kandha Ariwangsa | IRB News