SANKSI EKONOMI YANG DIBERLAKUKAN AS TERHADAP KORUT
Sumber: batam.tribunnews.com
IRB NEWS – Bicara tentang pertikaian antara Amerika Serikat (AS) dan juga Korea Utara (Korut) hingga saat ini memang tidak ada habisnya. Bagaimana tidak, konflik antar dua negara tersebut semakin memanas dikarenakan pemberlakuannya sanksi ekonomi kepada negara diktator Korut, oleh Trump atas keputusan PBB.
Dengan sanksi ekonomi yang diberlakukan ini bertujuan untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir Korut terutama di daerah Pyeongyang. Untuk mencapai tujuan ini, Trump melakukan beberapa hal seperti memberikan sanksi kepada setiap individu, perusahaan serta bank-bank yang menjalin kerjasama dengan Korut, menghentikan semua bentuk impor minyak bahkan di negara sekutu sekali pun, seperti China yang meskipun telah diungkapkan oleh para ahli di UN bahwa China pernah memberi kemudahan kepada Korea Utara terhadap perdagangannya di pasar gelap namun bersama Rusia yang pada awalnya tidak menyetujui hal ini malah akhirnya mengiyakan, hal ini pun dikarenakan terjadinya aksi uji nuklir di Pyeongyang, dan mengeblok semua kapal dari Korut yang beroperasi di laut terbuka.
Beberapa pihak seperti para penganalisis dan juga ahli global menilai sanksi ekonomi ini malah akan memperburuk keadaan, sehingga mendesak Korut untuk bergerak lebih cepat dalam menyelesaikan programnya. Menurut seorang ahli Korea, Zhao Tong dalam artikel Nusantaranews.co mengatakan bahwa, “Jika blokade ekonomi dan isolasi diplomatik tidak cukup untuk meyakinkan Korut agar menghentikan program nuklirnya, risiko perang sangat terbuka.”
Begitu juga dengan Menteri Luar Negeri China yang menyarankan pertikaian ini sebaiknya diselesaikan secara damai dengan melakukan negosiasi. Sesuai kutipan di CNN, Chi Wang Yi mengatakan bahwa, “Masih ada harapan untuk perdamaian dan kita tidak boleh menyerah. Negosiasi adalah satu-satunya jalan keluar.”
Tidak ada yang bisa menebak secara pasti apakah dengan memberlakukannya sanksi ekonomi ini bisa memperbaiki keadaan menjadi lebih baik atau sebaliknya, karena semua tergantung dari respon dari Kim Jong Un itu sendiri. Tetapi pastinya, hal ini merupakan strategi yang dilakukan AS untuk menghambat dukungan finansial dalam mengembangkan senjata nuklir Korut, sehingga penyerangan dengan senjata nuklir ini tidak terjadi. Karena jika penyerangan itu terjadi bukan hanya AS, tetapi negara-negara tetangga Korut seperti Korea Selatan, Jepang, bahkan China dan juga negara lainnya akan terkena dampak dari penyerangan ini.
REFERENSI
Agustiyanti. 2017. “Trump Tambah Sanksi Baru Tekan Ekonomi Korea Utara”. (https://m.cnnindonesia.com/internasional/20170922033356-134-243232/trump-tambah-sanksi-baru-tekan-ekonomi-korea-utara)
Anonim. 2017. “Cina Memberlakukan Sanksi Dagang Terhadap Korea Utara”. (https://www.google.co.id/amp/s/www.bbc.com/indonesia/amp/dunia-41370754)
Vania, Ruth. 2017. “Amerika Mulai Berlakukan Sanksi Ekonomi, 8 Bank Korea Utara Jadi Sasaran”. (https://www.google.co.id/amp/m.tribunnews.com/amp/internasional/2017/09/27/amerika-mulai-berlakukan-sanksi-ekonomi-8-bank-korea-utara-jadi-sasaran)
Setiawan, Agus. 2017. “Sanksi Ekonomi PBB Semakin Menyudutkan Korea Utara”. (https://nusantaranews.co/sanksi-ekonomi-pbb-semakin-menyudutkan-korea-utara/)
Albert, Eleanor. 2018. “What to Know About the Sanctions on North Korea”. (https://www.cfr.org/backgrounder/what-know-about-sanctions-north-korea, diunduh pada tanggal 02 Mei 2018, Pukul 14:36 WIB)
http://www.un.org/ga/search/doc_top.asp?symbol=S/2017/150&Lang=E&referer=http://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/2017/150
Reporter : Lisa Marcellina | IRB NEWS
Editor : Intan Fatona | IRB NEWS